Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional, sosial, dan pengamat sepak bola nasional. Ini Akun ke-4. Akun ke-1 sudah Penjelajah. Tahun 2019 mendapat 3 Kategori: KOMPASIANER TERPOPULER 2019, ARTIKEL HEADLINE TERPOPULER 2019, dan ARTIKEL TERPOPULER RUBRIK TEKNOLOGI 2019

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Debat Capres Cawapres, Momentum Bagi Rakyat Indonesia untuk Belajar Kecerdasan Intelektual dan Emosional

21 Desember 2023   10:19 Diperbarui: 21 Desember 2023   10:43 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Capaian kecerdasan IQ dan EQ rakyat Indonesia, di antaranya  tercermin dari drama debat Capres dan Cawapres. Mana yang benar-benar cerdas. Mana yang belum cerdas, itu deskripsi asli Indonesia terkini.

(Supartono JW.21122023)

Setelah Debat Calon Presiden (Capres) perdana pada Selasa, 12 Desember 2023, yang ditatap oleh jutaan mata, pikiran, dan hati rakyat Indonesia, pada Jumat, 22 Desember 2023 akan kembali ada debat. Kali ini melibatkan para Calon Wakil Presiden (Cawapres).

Pertanyaannya, kira-kira bagaimana jalannya debat dan kualitas debat Cawapres nanti? Pasalnya, setelah debat Capres perdana, rakyat menjadi tahu kualitas Capresnya. Terutama bila dilihat dari kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosinya dalam berdebat sesuai konteksnya.

Sementara, terkait Cawapres, rakyat juga sudah menunggu, akan terjadi drama seperti apa? Terutama juga pada kualitas intelektual dan tingkat emosional para Cawapres nanti. Terlebih, ada Cawapres yang kehadiran dan keberadaanya dalam kontestasi politik sekarang telah menimbulkan kegaduhan di negeri ini.

Pemicunya atau sutradara yang membuat kegaduhan karena mengusung Cawapres bersangkutan, kualitas kecerdasannya juga dapat dilihat dan dirasakan oleh rakyat.

Bisa jadi karena sangat cerdas intelektual, akhirnya kecerdasan intelektual ini bergeser menjadi licik. Lalu, kecerdasan emosinya juga digunakan dengan mengabaikan etika, budi pekerti,  simpati-empati, dan tahu diri.

Kecerdasan rakyat +62

Sejatinya, dengan melihat dan merefleksi debat Capres yang akan disusul debat Cawapres, dari sudut kecerdasan intelektual dan emosional, ini sangat signifikan dengan bagaimana dunia pendidikan di Indonesia masih kurang berdaya melahirkan manusia-manusia Indonesia menjadi cerdas intelektual, intelegensi, dan emosi.

Hasil pendidikan Indonesia, hingga di penghujung tahun 2023 ini, masih belum sesuai harapan. Namun, sejatinya Indonesia tidak pernah kekurangan orang-orang yang cerdas.

Apakah tiga Capres yang sudah tampil debat, tergolong cerdas? Apakah tiga Cawapres yang akan menyusul debat berikutnya juga sosok-sosok yang cerdas? Rakyat dapat menilai dan menjadi juri.

Di luar parameter kecerdasan Capres dan Cawapres, selama ini yang sangat melekat pada cara berpikir masyarakat kita, paradigma cerdas hanya dari segi akademis atau nilai Intelligence Quotients (IQ)/intelegensi/intelektual saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun