Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Hanya Butuh Seri, Jangan Terpancing Provokasi!

9 Oktober 2022   14:53 Diperbarui: 9 Oktober 2022   15:03 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kendati hanya butuh hasil imbang demi lolos langsung ke putaran Final Piala Asia U-17 2023,  namun nampaknya perjuangan Kaka dan kawan-kawan tidak akan mudah dalam meladeni Malaysia U-17 di laga terakhir Kualifikasi Piala Asia U-17 2023, Minggu (9/10) malam. Pasalnya, Pasukan Garuda bukan hanya akan meladeni Malaysia dalam persoalan teknis, tetapi juga nonteknis, yang termaktub dalam teknik, intelegensi, personality, dan speed (TIPS) pemain dan tim.

Lawan nonteknis (Intelegensi dan personality)

Saya menyebut, selama ini, Timnas Malaysia selalu setali tiga uang seperti Timnas Thailand Timnas Vietnam setiap kali bertemu Timnas Indonesia di segala kelompok umur. Mereka sangat kental dengan sepak bola provokatif, memancing emosi pemain Indonesia dengan berbagai cara. 

Bila dalam keadaan menang, maka akan ada cara mengulur waktu, memperlambat tempo permainan, sambil memancing emosi pemain Indonesia. Bila dalam keadaan kalah atau tertinggal, maka akan ke luar permainan keras cenderung kasar. Menciderai fisik dan emosi, hingga konsentrasi pemain Indonesia buyar, maka mereka akan mudah menekan, menyamakan kedudukan hingga membalikkan keadaan hingga ujungnya pilihannya adalah menang dengan cara apa pun.

Dalam hal ini, biasanya akan sangat nampak tipikal pemain yang kelewat cerdas otak dan mental, berubah menjadi licik dan cenderung brutal. Mereka memaksimalkan kecerdasan intelegensi dan personalitynya demi mengunci pemain Indonesia, hingga hilang konsentrasi, terpancing provokasi, emosi, lupa faktik dan strategi, dan senjata makan tuan. Kelemahan intelegensi dan personality menjadi masalah yang membudaya.

Semoga, pasukan Bima Sakti, yang sejauh ini didik ala pedagogi Bima Sakti, tidak akan terpancing provokasi pemain Malaysia yang menyerang Intelegensi dan personality. Aamiin.

Lawan teknik (teknik dan speed)

Selain  nonteknis, Bima dan pasukannya juga wajib waspada dalam hal teknis. Meski sejauh ini berhasil mendulang tiga kemenangan, namun Malaysia U-17 sudah mampu membaca kelemahan Garuda U-17. Terutama saat Garuda Muda bentrok vs Uni Emirat Arab (UEA)  dan Palestina.

Saat meladeni UEA, para penggawa muda nampak melakukan kesalahan telak yang membuat gawang tim Merah Putih berkali-kali berada dalam ancaman. Hingga akhirnya, benar-benar kebobolan. Karena ada pemain yang terlena dalam penguasaan bola. Ada pemain yang terlambat bereaksi, ambil keputusan cepat, kurang tanggap dengan situasi lawan, sehingga lawan mudah menekan dan mudah merebut bola. Sebab ceroboh hingga passing tidak akurat. Hingga UEA mampu melesakkan 2 gol dengan mudah.

Lebih parah, baik saat meladeni UEA mau pun Palestina, pertahanan Garuda Muda nampak tidak solid karena tipikal dan kualitas lawan. Mereka tahu celah kelemahan pertahanan Indonesia. 

Melawan Malaysia, ketiadaan kapten Iqbal, sepertinya juga akan menjadi tambahan masalah. Padahal saat ada Iqbal saja, pemain tengah tidak menjadi pertahanan yang baik. Para penyerang UEA dan Palestina sangat leluasa masuk pertahanan Indonesia dan tinggal berhadapan langsung dengan dua center bek, dan kiper. Jadi, pemain tengah juga menjadi penyumbang bocornya lini tengah.

Terlihat saat lawan bisa merebut bola di tengah, pemain Garuda sering terlambat membentuk pertahanan, ditambah kedua full back Indonesia juga memiliki inisiatif menyerang yang tinggi dan ikut menyisakan ruang kosong di lini belakang.

Menghadapi Malaysia.U-17 wajib dipastikan bek  tengah Garuda jangan sampai langsung berhadapan dengan pemain lawan. Akibatnya sudah dirasakan saat Iqbal harus mendapat kartu kuning kedua, ditambah cidera pula saat melawan Palestina.

Malaysia penuh pressing, Indonesia main tertutup?

Laga nanti malam, bagi Malaysia U-17 yang butuh hasil wajib menang, maka akan dapat ditebak, mereka akan main terbuka sejak awal. Secepatnya mencuri kemenangan. Lalu, mengulur waktu dan bikin provokasi bila sudah menang duluan.

Wajib disadari, saat anak-anak meladeni UEA dan Palestina, ketika lawan memainkan pressing tinggi dan tak membiarkan pemain-pemain Indonesia dengan bebas melewati garis tengah. Kesalahan umpan bisa terjadi dan menghantui lini pertahanan Indonesia. 

Untuk itu, wilayah pertahanan wajib menjadi prioritas perhatian. Begitu lawan melakukan pressing, pemain Indonesia wajib cerdas TIPS melakukan serangan balik cepat dan efektif. Pun dengan variasi tusukan serangan yang tidak monoton dari area sayap, tetapi juga dari tengah, dengan memaksimalkan keunggulan permainan kombinasi satu dua yang selama ini menjadi andalan anak-anak Garuda.

Ayo, selangkah lagi Garuda Muda. Jangan lengah. cerdas TIPS, maka tidak individualis dan tidak egois. Tidak mudah terprovokasi. Tetap terjaga konsentrasi. Taklukkan Malaysia U-17. Ikuti jejak Timnas U-19, Timnas Senior, dan balas prestasi untuk Tragedi Kanjuruhan. Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun