Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Misi Budaya di Benua Biru (2) 14 Juli, "Fullday Tour Istanbul"

14 Juli 2020   14:43 Diperbarui: 14 Juli 2020   15:26 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah saya ke luar dari pintu pesawat Turkis Airlines, masih pukul 06.15 waktu setempat, ternyata saat itu udara Istanbul hampir tak berbeda jauh dengan di Jakarta. 

Masih dalam posisi menuruni anak tangga pesawat, saya terbayang tentang Istanbul yang selama ini hanya saya kenal melalaui catatan sejarah dan tayangan di televisi. 

Istanbul yang dalam sejarah dunia dikenal sebagai Konstantinopel dan Bizantium. Istanbul sebagai kota terpadat di Turki yang menjadi pusat perekonomian, budaya, dan sejarah dunia. Istanbul yang merupakan kota lintas benua di Eurasia yang membentang melintasi Selat Bosporus di antara Laut Marmara dan Laut Hitam. 

Istanbul yang saat itu penduduknya tidak lebih dari 15 juta dan hanya memiliki luas 5.343 km2. Kini, ternyata sudah di depan mata.

Sambil mengintip buku kecil agenda perjalanan, saya membayangkan kira-kira ada berapa lokasi wisata hebat di Istanbul yang nanti akan dapat kami singgahi, sebelum pukul 15.00 bukan pukul 19.10, saya dan rombongan akan terbang lagi menuju Sofia Airport Bulgaria. 

Setelah semua rombongan turun dari pesawat, kami langsung naik bus Bandara. Begitu ke luar dari pintu Bandara Istanbul, sebuah bus tingkat pariwisata "Plan Tours" telah menunggu kami.

Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW
Rombangan pun sudah berada di atas bus Plan Tours, dan bus segera beranjak meninggalkan gerbang bandara. Arah perdana yang dituju adalah Restoran Tesismiz Hosgeldin Mustafa Demir Istanbul.  

Sebab jadwal sarapan pagi (breakfast) pukul 08.30, maka bus pun membawa kami menyusuri jalan raya dipesisir selat Bosphorus yang sangat indah. Selat ini memisahkan Turki bagian Eropa dan bagian Asia, menghubungkan Laut Marmara dengan Laut Hitam. 

Selat dengan panjang 30 km, dan lebar 3.700 pada bagian utara dan 750 meter antara Anadoluhisari dan Rumelihisari dan memiliki kedalaman bervariasi antara 36 hingga 124 meter, sungguh menakjubkan dilihat dari atas bus tingkat yang kami naiki.

Memandang dari pesisir pantai ini, juga memberikan sebuah gambaran yang baik dari sebuah tata kota, dan nampak dari kejauhan istana abad lama dan rumah-rumah mewah yang berderet di sepanjang selat. 

Sayang, keberadaan kami di Istanbul hanya sekitar sepuluh jam, sehingga tak dapat tur sehari penuh mengelilingi Bosphorus, namun hanya memandang dari pesisir pantainya, kami sudah cukup merasakan hadir di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun