Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

(11) Ramadan Tak Biasa, Momentum Memohon Ampunan

4 Mei 2020   00:05 Diperbarui: 4 Mei 2020   00:03 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Supartono JW

Sering kali kita berharap mendapat kesempatan, namun saat dia datang, kita mengabaikan dan meninggalkan. (Supartono JW.04052020

Alhamdulillah, fase pertama keistimewaan ibadah di bulan Ramadan telah kita lalui. Semoga seluruh umat muslim Indonesia maupun negara lain di dunia ini, telah memaksimalkan seluruh momentum di 10 hari pertama yang penuh rahmat dan hikmah untuk beribadah sebaik-baiknya, kendati dalam Ramadan Tak Biasa (RTB), sebab pandemi corona. 

Khusus di Indonesia bila hanya menghitung sejak tanggal 1 Ramadan, sudah berapa kesalahan dan dosa yang kita dan umat manusia perbuat? Kesalahan dan dosa yang dilakukan terhadap sesama manusia dan kesalahan dan dosa kepada Allah? 

Ada kisah menarik sepanjang 10 hari ramadan yang telah terlewat, di antaranya, saya pernah mendapat pertanyaan, mengapa selama pandemi corona dan bulan Ramadan, menyoal pendidikan jarang ada pemberitaan? 

Sebelum saya sempat menjawab, ternyata pertanyaan tersebut hanyalah 'retoris'. Si penanya kemudian mnejawab sendiri. "Bagaimana mau menjadi pemberitaan, zaman kondisi normal saja, anak-anak kan malas belajar, jadi saat kondisi corona, sekolah diliburkan, anak-anak kan jadi senang, guru juga senang.

Kemudian juga ada pertanyaan lain. "Apakah selama ini para karyawan benar-benar bekerja di rumah? Meski mereka tetap mendapat gaji, tidak seperti pekerja serabutan, buruh harian?"


Berikutnya disusul pertanyaan lagi, "Apakah selama ini umat manusia pada benar-benar melakikan ibadah di rumah? 

Dari tiga pertanyaan tersebut, semua terkait dengan kebijakan pemerintah karena meminta masyarakat belajar, bekerja, dan beribadah di rumah. Pertanyaan, pertanyaan tersebut, ternyata tendensius dan mengandung unsur negatif, seperti tak percaya, menuduh dan sejenisnya. 

Nah, tanpa disadari, bila maksudnya negatif, tentu akan menjadi masalah bagi diri yang bertamya, karena niatnya memang tidak ingin tahu jawaban, namun hanya berniat meledek. Dosa kah hal ini? 

Ternyata, faktanya memang benar, selama pandemi corona, meski dalam bulan Suci Ramadan, betapa antar individu dengan individu, antar individu dengan masyarakat, antar individu dengan pemerintah, antar masyarakat dengan masyarakat, antar masyarakat dengan pemerintah, dan antar pemerintah dengan pemerintah saling menyalahkan, saling menyudutkan, saling kecam, hingga saling menghina, menuduh dan memfitnah, baik secara sengaja atau tidak, khusus pada persoalan pencegahan dan penanganan corona. 

Semua itu tetap sebuah kesalahan dan menimbulkan dosa. Seharusnya, di dalam bulan penuh berkah dan hikmah ini, amalan-amalan yang baik dan benarlah yang wajib dikedepankan, untuk hablumminannas (hubungan manusia dengan sesama manusia). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun