Mohon tunggu...
suryansyah
suryansyah Mohon Tunggu... Editor - siwo pusat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

warga depok paling pinggir, suka menulis apa saja, yang penting bisa bermanfaat untuk orang banyak. Email: suryansyah_sur@yahoo.com, siwopusat2020@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Greysia/Apriyani Bikin Merinding

29 Juli 2021   22:12 Diperbarui: 29 Juli 2021   22:30 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Greysia/Apriani. foto noc indonesia.

Sulit dilukiskan dengan kata. Cukup berucap: fantastis! Aksinya bikin bulu kuduk merinding.

Greysia Polii membuang raketnya. Dia menjatuhkan diri ke lantai. Apriyani Rahayu berteriak sambil meninju langit. Lalu menekuk kedua kakinya ke bumi. Kedua tangannya mengepal. Lalu menengadah berdoa. Berucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Ganda putri Indonesia itu meluapkan emosi. Saya dapat merasakan getaran hatinya. Bercampur aduk. Antara bahagia dan lelah.

Aksi heroik mereka menggetarkan jiwa. Menghancurkan keangkuhan karang. Ekspresinya bikin merinding. Siapapun yang menontonnya di layar kaca. Apalagi langsung di  medan laga.

Apriyani tak henti berteriak. Sambil mengepal tangan ketika mendapat poin. Dia melakukan itu untuk melepas ketegangan. Bisa juga mempengaruhi mental lawan.

Apriyani bak sebuah mesin diesel. Makin panas, makin menjadi. Dia tampil penuh gairah. Power full. Semangat Merah Putih menggumpal di dada.

Sebaliknya, Greysia, seniornya yang berusia 33 tahun tampak dingin. Tak pekikan sedikit pun suara. Dia sejatinya lokomotif permainan. Pengalamannya membuktikan kematangannya di lapangan. Dingin tapi mematikan.

Saya pernah menjadi saksi aksi heroik para atlet nasional. Di multi event. Baik di dalam maupun luar negeri. Status wartawan terkadang berubah jadi suporter. Hanyut terbawa semangat perjuangan mereka. Tak kenal lelah dan pantang menyerah.

Bangga menjadi saksi perjuangan mereka. Apalagi terdengar lagu kebangsaan Indonesia Raya. Merah Putih berkibar di tiang tertinggi. Air mata tak terasa tumpah. Terbawa emosi.

Perjalanan Greysia/Apriyani memang belum sampai di puncak. Tapi tengah menuju ke sana. Mereka menjadi ganda putri pertama yang menembus semifinal Olimpiade. Sepanjang sejarah keikutsertaan cabang bukutangkis sejak 1992 di Barcelona.

Ketika itu Susi Susanti dan Alan Budi Kumusuma berhasil mengawinkan medali emas tunggal putri dan putra.

Perjuangan Greysia/Apriyani patut diapresiasi. Mereka jatuh bangun di lapangan selama 100 menit.  Pasangan Cina, Du Yue/Li Yin Hui akhirnya ditaklukkan di perempat final bulutangkis Olimpiade Tokyo 2020.

Greysia/Apriyani mandi keringat. Perjuangan yang melelahkan itu terbayar dengan sebuah tiket ke semifinal.

Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Kamis (29/7) menjadi saksi. Kemenangan rubber-game dengan skor 21-15, 20-22, 21-17 itu memantik Greysia/Apriyani dalam sejarah.

Greysia/Apriyani sebelumnya memastikan diri lolos ke babak perempat final usai jadi juara Grup A.

Greysia/Apriyani tampil perkasa di fase grup. Mereka menyapu bersih semua laga yang dilaluinya.

Termasuk menaklukkan peringkat satu dunia Yuki Fukushima/Sayaka Hirota.

Sedangkan Due Yue/Li Yin Hui berstatus runner-up Grup C setelah merasakan dua kemenangan dan satu kekalahan.

Greysia/Apriyani peringkat enam WBF. Sementara Due Yue/Li Yin Hui urutan tujuh dunia.

Prestasi ini jelas menjadi capaian tersendiri bagi kedua pemain. Mereka melampaui beberapa ganda putri yang tak kalah hebat sebelumnya.

Indonesia memiliki ganda putri terbaik dunia seperti Finarsih/Lili Tampi (Juara Dunia BWF 1995), Verawaty Fadjrin/Imelda Wiguna (Emas Asian Games 1978), bahkan Vita Marissa/Liliyana Natsir.

Langkah Greysia Polii/Apriyani Rahayu juga menjadi angin segar bagi kontingen Indonesia. Pasalnya, Indonesia kehilangan beberapa andalannya yang terjegal di babak gugur.

Kini, Greysia/Apriyani akan menjadi harapan emas bagi Indonesia, di samping pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.

Tapi Greysia/Apriyani enggan jemawa. Mereka berusaha meredam euforia. Mereka tak mau terlena.

Pasangan ini harus waspada menghadapi Lee Sohee/Shin Seungchan dari Korea di semifinal, Sabtu 31 Juli 2021.

Sejak datang ke Jepang, mereka hanya berpikir ingin tampil terbaik dan maksimal. Tidak pernah terbayang harus menjadi ganda putri pertama yang lolos semifinal Olimpiade atau mendapat medali Olimpiade.

Mereka tidak mau terbawa suasana yang pada akhirnya bisa menjadi bumerang bagi penampilannya di lapangan. Fokus...fokus...fokus...begitu prinsipnya.

Greysia/Apriyani membuang pikiran seperti. Mereka tidak terlena dan tetap fokus pada pertandingan selanjutnya. Masih ada dua langkah yang harus dilalui untuk bisa berdiri di podium terhormat.

Maju terus Greysia/Apriyani!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun