Mohon tunggu...
Siwi W. Hadiprajitno
Siwi W. Hadiprajitno Mohon Tunggu... Freelancer - Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Energy can neither be created nor destroyed; rather, it can only be transformed or transferred from one form to another.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengejar Krakatau: Trims, Pak Ojol

4 Mei 2019   16:16 Diperbarui: 4 Mei 2019   16:17 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi ojol: https://www.suaramerdeka.com/ 

Sehari sebelum hari buruh, Rabu, 1 Mei 2019, lalu lintas Jakarta bertambah kejam. Macet dimana-mana. Tak terkecuali di Jalan Wijaya. Taksi yang saya tumpangi kecepatannya sering berada di angka 0 km/jam. Hingga saya putuskan untuk turun dari taksi jalan kaki ke pertigaan dan buka aplikasi ojek online. 

Namun rupanya teori tak seindah fakta. Bekas guyuran hujan di siang-sore, ditambah keesokan hari adalah hari libur, membuat daftar kendaraan yang parkir di jalanan tambah panjang. Fyuh. Nggak ada ojol yang ambil orderan. Pahitnya lagi, saya ditolak mentah-mentah oleh tukang bajaj. Ealah. Nasib. Padahal jadwal performance Krakatau di Ciputra Artpreneur Lotte Avenue adalah jam 7 malam. Itu di leaflet. Di e-ticket ditulis 18.30 WIB.

Setelah konser Krakatau Reunion Chapter One 7 Januari 2017 di Surabaya, rilis album Krakatau Reunion Chapter Two 28 Juni 2018, tahun ini band legendaris itu menggelar konser tunggal di Jakarta dengan tema Cinta Lingkungan Hidup, dengan judul Prthvi Mata atau Mother Earth. 

Teman yang juga berkabar akan nonton sudah sampai di lokasi. Ternyata nasibnya sama: terjebak kemacetan. Perempuan jangkung itu bahkan memilih berjalan kaki dari kantornya di kawasan Sudirman.

Di perempatan jalan di bawah jembatan layang saya kebingungan. Nggak tau harus naik apa ke lokasi acara. Saya lihat ada satu taxi biru dengan lampu atas menyala melintas pelan. Buru-buru saya kejar. Taxi berhenti. Saya masuk dari pintu belakang kanan.

Lalu Pak Sopir Taksi menyapa saya,

"Ibu yang tadi turun dari taksi saya ini bukan?"

Oh Tuhanku. Mengapa Engkau Sebercanda Itu?

Saya bengong sesaat sebelum mengiyakan. 

"Wah iya, Pak. Jadi dari sini bisa nggak Pak ke tujuan yang tadi?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun