Mohon tunggu...
Siwi W. Hadiprajitno
Siwi W. Hadiprajitno Mohon Tunggu... Freelancer - Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Energy can neither be created nor destroyed; rather, it can only be transformed or transferred from one form to another.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Bunga Seroja dan Salawat Nabi

4 Maret 2019   19:19 Diperbarui: 5 Maret 2019   06:55 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi penulis, Nelumbo nucifera

Subuh sudah lewat. Namun waktu syuruq untuk Minggu, 3 Maret 2019, belum datang, saat saya menengok ke arah tanaman Seroja. Sudah beberapa hari ini saya rajin menengok kuncup bunga Seroja di tanah sepetak di halaman depan. Kuncupnya semakin membesar. Puncak kuncupnya terlihat semakin hari semakin sedikit demi sedikit membuka. Warnanya pink lembut. Indah.

Oh ya, barangkali dan yang belum tau, bunga Seroja ini nama lainnya adalah Lotus dan Padma. Nama dalam taksonomi ilmiahnya: Nelumbo nucifera. Banyak orang yang rancu antara Seroja a.k.a. Lotus a.k.a. Padma a.k.a. Nelumbo nucifera dengan Teratai a.k.a. Water Lily. Mereka berdua ini berbeda dari sisi silsilah keluarga besarnya, meskipun sama-sama tanaman air.

Jika Seroja adalah keturunan dari keluarga besar ordo Proteales, famili Nelumbonaceae, genus Nelumbo; maka Teratai dari ordo Nymphaeales, famili Nymphaeaceae, genus Nymphaea.

Secara struktur biologinya juga berbeda. Yang paling mudah untuk membedakannya adalah Seroja memiliki daun yang mengandung lapisan lilin pada permukaannya. Seperti daun Talas.

Ah, Diajeng Nelumbo nucifera itu rupanya menetapi takdirnya untuk mekar hari ini. Padahal sebelum Subuh tadi, masih terlihat kuncupnya.

Matahari belum menampakkan dirinya. Masih di bawah horison ufuk Timur. Cahaya belum cukup untuk mendukung saya merekam video mekarnya Diajeng Nelumbo nucifera. Dengan bantuan senter, akhirnya saya dapat juga video momentum Sang Seroja mekar. Bukan rekaman time lapse, namun cukup untuk mengabadikan ketika ia sudah merekah.

Cahaya matahari belum sampai ke bumi. Namun rupanya Diajeng Nelumbo nucifera ini setia menantikan kedatangan Sang Cahaya. Buktinya, ia menghadapkan seluruh kelopak bunga, putiknya yang berupa tangkai-tangkai, dan mangkuk bijinya ke arah terbitnya matahari. Aih, romantis banget!

Tambah syahdu lagi, saat adegan merekam terjadi, di masjid terdekat sedang mengumandang shalawat nabi.

Pas banget di lyrics yang ini:

Ya Habibi, ya Muhammad
Ya arusal khofiqoini

Wahai kekasihku, wahai Muhammad
Wahai Sang Pengantin Tanah Timur dan Barat (sedunia)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun