Mohon tunggu...
Siti WardatulJannah
Siti WardatulJannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Seni Berpidato: Langkah-langkah Persiapan Pidato yang Efektif

21 Mei 2024   22:04 Diperbarui: 21 Mei 2024   22:07 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Syamsul Yakin dan Siti Wardatul Jannah (Dosen dan Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Pidato adalah sebuah seni yang dapat dipelajari. Pidato lebih sebagai keterampilan dibanding pengetahuan. Sebagai sebuah keterampilan, pidato membutuhkan latihan dan kebiasaan berbicara di depan umum. Selain keterampilan, pidato juga memerlukan pengetahuan linguistik agar pemilihan kata yang digunakan beragam, menarik, dan estetik.

Keterampilan dan pengetahuan linguistik dibutuhkan untuk berbagai tujuan pidato, baik itu tujuan pidato bersifat informatif, persuasif, maupun rekreatif. Untuk mencapai ketiga tujuan tersebut, persiapan yang matang sangat diperlukan.

Tahap awal dalam persiapan pidato adalah menentukan topik pidato. Topik pidato merupakan pokok pembicaraan yang masih bersifat umum dan abstrak. Topik ini menjadi inti pembicaraan sepanjang pidato. Dalam praktiknya, topik pidato kemudian dirinci atau dijabarkan menjadi sebuah judul.

Tahapan selanjutnya adalah menentukan tujuan pidato, apakah informatif, persuasif, atau rekreatif.  Sebenarnya, pidato yang baik harus mencakup ketiga tujuan tersebut. Meskipun demikian, tujuan utamanya harus tetap ditentukan. Misalnya, pidato seorang menteri biasanya lebih bersifat informatif.


Pidato seorang politisi cenderung lebih bersifat persuasif, sementara pidato seorang artis lebih bersifat rekreatif. Namun, pidato seorang penceramah agama baik di panggung, mimbar, ataupun media lainnya harus mencakup unsur informatif, persuasif, dan rekreatif sekaligus.

Selanjutnya, karena pidato harus berisi dan berkualitas, tahap persiapan berikutnya adalah membaca literatur yang relevan dengan topik dan judul pidato untuk mendukung dasar pengetahuan yang kuat.

Literatur yang harus dibaca bukan hanya buku, tetapi juga hasil survei dan dokumen. Bagi penceramah agama, tahap membaca literatur ini lebih panjang. Dimulai dengan memahami Al-Qur'an, hadits Nabi, karya ulama, hingga ilmu pendukung seperti ilmu sosial, humaniora, dan lain-lain.

Tahap selanjutnya dalam persiapan pidato adalah tahap teknis, yaitu menyusun kerangka pidato yang mencakup pembukaan, isi, dan penutup.  Durasi pembukaan harus singkat, dan yang paling penting adalah menyampaikan judul pidato secara introgratif.

Isi pidato harus mudah dipahami dan diingat. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan metode numerik, yakni dengan menyebutkan angka seperti pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya. Misalnya dalam ceramah agama, bisa diuraikan tiga ciri orang munafik, dimulai dari yang pertama, kedua, dan ketiga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun