Retorika sebagai seni atau ilmu berbicara memiliki landasan yang kuat dalam penggunaan data dan riset untuk memastikan kebenaran dan ketepatan informasi yang disampaikan. Retorika berbasis data dan riset menjadi pilar utama dalam penyusunan pidato yang menyakinkan. Data dan riset digunakan untuk memberikan dasar yang kuat bagi argumentasi yang disampaikan.
Data yang digunakan dalam retorika dapat berupa fakta, statistik, atau informasi yang relevan dengan topik yang dibahas. Sumber data ini dapat diperoleh dari berbagai penelitian ilmiah, survei, laporan, atau sumber terpercaya lainnya. Riset melibatkan pengumpulan dan analisis informasi secara sistematis untuk mendukung argumentasi. Riset dapat melibatkan beberapa metode, mulai dari membaca, wawancara, survey, observasi dan pengamatan.
Kehadiran data dan riset dalam retorika memastikan bahwa pidato tidak hanya didasarkan pada kata-kata yang menarik, tetapi juga pada argumentasi yang logis dan terinformasi. Hal ini sesuai dengan pilar utama retorika, yaitu logos, di mana kebenaran dan kecermatan argumentasi menjadi fokus utama. Logos merupakan bukti yang didasari oleh pengetahuan dan penalaran yang benar, dan hal ini menjadi kunci untuk menyajikan pesan dengan persuasif.
Jadi, dalam dunia yang dipenuhi dengan informasi, retorika berbasis data dan riset adalah kunci untuk memperkuat pesan yang disampaikan, mempengaruhi opini, dan mencapai tujuan komunikasi yang diinginkan.
3. Contoh Teks Pidato Berbasis Data dan Riset
Dalam dunia komunikasi, terutama dalam seni retorika, penting untuk memastikan bahwa setiap pidato yang disampaikan didukung oleh data dan riset yang solid (kuat, berbobot) . Hal ini tidak hanya menjamin kebenaran dan ketepatan informasi yang disampaikan, tetapi juga dapat meyakinkan pendengar untuk memahami dan merespons pesan yang disampaikan.
Sebagai contoh konkret dari penggunaan retorika berbasis data dapat dilihat dalam pidato Prabowo Subianto dalam Konferensi Partai Gerindra. Dalam pidatonya, Prabowo menghadirkan data dan riset tentang penghasilan per kapita dan pembagian kekayaan di masyarakat.
Dengan menyajikan fakta tentang penghasilan per kapita dan pembagian kekayaan yang tidak merata, Prabowo membangun argumen yang kuat tentang pentingnya perubahan. Dia mengaitkan data ini dengan situasi keuangan individu, bahkan dengan menyebutkan utang per kapita, untuk membuat audiens merasakan urgensi perubahan.
Lebih dari sekadar menyampaikan informasi, Prabowo juga melakukan analisis terhadap data tersebut. Dia menggambarkan dampak dari situasi ekonomi yang ada, bahkan memperluas pemahaman ini kepada generasi selanjutnya. Tujuannya jelas: meyakinkan audiens, dan masyarakat pada umumnya, untuk memperhatikan kondisi saat ini dan berkomitmen untuk melakukan perubahan.
Dengan demikian, pidato Prabowo tidak hanya memaparkan fakta dan angka, tetapi juga memberikan pemahaman mendalam tentang masalah yang dibahas. Retorika yang berbasis data dan riset ini memungkinkan pesan yang disampaikan menjadi lebih meyakinkan, relevan, dan berdampak serta menjadi kunci dalam mencapai tujuan komunikasi yang diinginkan, baik itu dalam konteks pidato politik, presentasi bisnis, atau komunikasi publik lainnya. Itulah kekuatan dari menyampaikan pidato yang didukung oleh informasi yang terverifikasi dan analisis yang matang.
 Pidato lengkap Prabowo dapat dilihat https://nasional.tempo.co/read/1156386/pidato-lengkap-prabowo-soal-indonesia-punah-jika-kalah-pilpres