Mohon tunggu...
sitiubaedilahdilah
sitiubaedilahdilah Mohon Tunggu... Mahasiswa Prodi PMI UIN SMH BANTEN

menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

mengenal apa itu ekologi politik

6 Juli 2025   20:20 Diperbarui: 6 Juli 2025   20:08 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ekologi politik adalah bidang studi yang mempelajari hubungan antara faktor-faktor politik, ekonomi, dan sosial dengan isu-isu lingkungan dan perubahan lingkungan. Ini adalah cara pandang yang melihat masalah lingkungan tidak hanya dari sudut pandang ilmu alam, tetapi juga dari sudut pandang kekuasaan, ekonomi, dan sosial, serta bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi dan dibentuk oleh lingkungan.

Ekologi politik merupakan cabang ilmu yang mempelajari aspek-aspek sosial politik terhadap lingkungannya,tujuannya bukan hanya menjelaskan fenomena perubahan lingkungan, namun juga mereformulasikan kebijakan pengelolaan lingkungan.

Konsep ekologi politik mulai berkembang sejak 1970an dan awal 1980an, namun istilah ini dicetuskan pertama kali pada tahun 1967 oleh Russet. Ekologi menurut Russet menggambarkan hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Kehadiran ekologi politik lebih diwarnai sebagai antitesa dari konsepsi pembangunan yang lahir terutama pada revolusi industri dan pembangunan kembali bangsa-bangsa karena perang dunia ke II. Fokus ekologi politik sebenarnya pada perebutan kekuasaan dalam tata Kelola lingkungan dengan melibatkan para aktor, institusi, kelompok dan identitas tertentu dari asset materi (sumberdaya alam).

Ekologi politik awalnya merupakan pengembangan dari kajian ekologi budaya. Escobar (2006) berpendapat bahwa kerangka ekologi politik (political ecology) dapat diterapkan dari hubungan antara perbedaan dan kesamaan akses dalam konflik distribusi ekonomi, ekologi, dan budaya.  Turner (2004) juga berpendapat bahwa konflik sumber daya telah menjadi fokus analisis dan metodologi utama dari ekologi politik karena konflik dapat menjelaskan kepentingan, kekuatan, dan kerentanan yang berbeda dari kelompok sosial yang berbeda yang didasari oleh keprihatinan terhadap keadilan sosial dalam pemanfaatannya.

Guru Besar Universitas Hasanuddin, Prof Imam Mujahidin mengungkapkan bahwa perspektif ekologi politik dikonseptualisasikan dengan penekanan pada tiga kerangka teoritis. Pertama, dialektika lingkungan sosial. Kedua, konstruktivisme lingkungan, dan Ketiga, produksi bersama socionature. Ketiga kerangka tersebut berasal dari kritik tentang bagaimana hubungan alam-masyarakat diteorikan dalam penjelasan berbagai masalah manusia-lingkungan dan solusinya. Kerangka kerja ini juga terinspirasi dari konsep reduksionisme neo-Malthus tentang degradasi lahan atau kritik terhadap gagasan degradasi lahan itu sendiri, perspektif teoretis dan metode penelitian terkait ini menggambarkan keterlibatan ekologi politik dengan tetap mengacu pada aspek ontologis dan epistemologis fundamental yang menjadi ciri perdebatan alam-masyarakat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun