Untuk penyusutan asset tetap setiap bulannya, penentuan metode penyusutan ini berdasarkan pada dua kepentingan, pertama untuk Laporan Keuangan secara komersial maka mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan sekaligus untuk menilai kinerja finansial suatu perusahaan, kedua untuk Laporan Keuangan secara fiscal mengacu pada peraturan perpajakan guna kepentingan pelaporan pajak suatu perusahaan. Antara Laporan Keuangan Komersial dan Fiscal terdapat perbedaan, perbedaan tersebut yang mengakibatkan terjadinya koreksi, yang selanjutnya akan disajikan didalam laporan SPT Badan yang menampilkan kedua Laporan Keuangan tersebut.
Contoh Pengakuan dan Pengukuran Asset Tetap.
PT XYZ merupakan perusahaan Laundry, membeli sebuah mesin cuci senilai Rp. 4.800.000 pada tanggal 7/1/2020, adapun biaya kirim dari mesin cuci tersebut senilai Rp. 200.000. berdasarkan informasi di atas PT XYZ menggunakan metode garis lurus dan tidak ada nilai sisa. Asset dikelompokan menjadi kelompok 1 dengan masa manfaat 4 tahun.
Pada saat pembelian maka mesin cuci tersebut diakui sebagai asset PT XYZ, dan asset di laporan posisi keuangan bertambah.
Pengukurannya sebesar biaya perolehan, adapun biaya perolehan mesin cuci tersebut :
Harga mesin cuci : Rp 4.800.000
Biaya kirim      : Rp. 200.000
Maka nilai asset tersebut : Rp. 5.000.000
Jurnal saat pengakuan
Asset Tetap (Mesin Cuci) Rp. 5.000.000
   Bank                     Rp. 5.000.000