Siapa sangka sebuah desa perkebunan di Kabupaten Labuhanbatu Utara kini memiliki wajah baru yang lebih mandiri, asri, dan penuh warna?Â
Selama 40 hari, mahasiswa Universitas Negeri Medan (UNIMED) melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2025 di Desa Perkebunan Labuhan Haji, Kecamatan Kualuh Hulu. Dengan mengusung tema "Desa Agro", mereka hadir bukan hanya sebagai tamu sementara, tetapi menyatu dengan masyarakat desa untuk membangun lingkungan, kesehatan, dan pendidikan. Dari apotek hidup, pupuk organik, hingga bimbingan belajar anak, semua menjadi jejak nyata pengabdian yang menyatukan ilmu kampus dengan kebutuhan warga.Â
Desa Perkebunan Labuhan Haji memiliki luas sekitar 1.800 hektare, terdiri atas 4 dusun dengan jumlah penduduk 965 jiwa (476 laki-laki dan 487 perempuan). Sebagian besar warganya bekerja sebagai karyawan perkebunan kelapa sawit dan karet, sementara sebagian lainnya berprofesi sebagai pedagang, tenaga kesehatan, maupun aparat desa. Sejarah panjang desa ini berawal dari perkebunan kolonial Belanda yang kemudian dinasionalisasi, hingga kini menjadi salah satu pusat perkebunan penting di Labuhanbatu Utara. Desa Perkebunan Labuhan Haji merupakan desa dengan mayoritas penduduk bekerja di perkebunan kelapa sawit dan karet.Â
Berdasarkan observasi awal kami, potensi pertanian dan perkebunan begitu besar, namun desa juga menghadapi tantangan: limbah rumah tangga yang belum dikelola optimal, kurangnya pemanfaatan lahan pekarangan masyarakat, serta kesadaran anak-anak akan kesehatan yang masih terbatas. Selain itu, anak-anak desa juga membutuhkan ruang belajar kreatif untuk menumbuhkan semangat pendidikan sejak dini. Berangkat dari kondisi tersebut, mahasiswa KKN UNIMED 2025 hadir membawa program yang berfokus pada lingkungan, pertanian, kesehatan, dan pendidikan.Â
Salah satu program utama adalah apotek hidup. Mahasiswa berinisiatif menanam tanaman herbal seperti seperti jahe, kunyit, serai, lidah buaya, temulawak, kencur, kemangi, bawang batak, lengkuas, jahe merah dun kelor dan lain-lain di lahan tidak kosong berukuran 14 x 17 cm di samping Kantor Kepala Desa Labuhan Haji. Kemudian, Setiap tanaman diberi label nama dan manfaatnya sebagai bahan edukasi. Kehadiran apotek hidup tidak hanya memperindah lingkungan, tetapi juga memberi manfaat praktis bagi kesehatan masyarakat. Menariknya, mahasiswa juga membuat pagar kayu sederhana yang mengelilingi area apotek hidup. Pagar ini mendapatkan apresiasi tinggi dari warga karena selain kuat dan rapi, juga mempercantik tampilan kebun herbal. Seorang warga bahkan menyebut pagar itu akan menjadi referensi bagi pagar yang akan mereka buat di rumah. Terlihat bahwa inovasi sederhana mampu menginspirasi masyarakat dalam mengelola pekarangan rumah. Penataan taman juga dilengkapi dengan dekorasi seperti kolam, mural dinding dan tandatangan kepala desa serta seluruh mahasiswa di dinding apotek hidup sebagai kenang-kenangan dan menambah nilai estetika dan kenyamanan bagi masyarakat atau pihak lain saat berkunjung.Â
Sampah rumah tangga yang selama ini hanya menumpuk di sudut pekarangan kini menemukan solusi melalui program pembuatan pupuk organik padat dan cair. Mahasiswa KKN memperkenalkan komposter sederhana berbahan limbah jerigen sebagai media pengolahan sampah organik. Dengan memanfaatkan daun kering, sisa sayuran, dan limbah dapur, warga belajar menghasilkan pupuk alami yang ramah lingkungan untuk kebutuhan kebun mereka. Kegiatan ini tidak hanya berupa praktik, tetapi juga dilengkapi dengan sosialisasi pembuatan dan pemanfaatan pupuk organik agar masyarakat memahami manfaat jangka panjangnya.Â
Menariknya, sesi sosialisasi memunculkan interaksi kritis. Seorang siswa PKL dari SMK Pertanian mempertanyakan keunggulan pupuk organik dibandingkan pupuk kimia, sementara warga desa ingin tahu apakah pembuatan pupuk organik cair (POC) memerlukan tambahan bahan kimia seperti yang digunakan mahasiswa. Pertanyaan-pertanyaan ini membuka diskusi yang memperkaya pemahaman bersama tentang pentingnya pupuk organik bagi keberlanjutan lingkungan. Pada akhirnya, warga menyadari bahwa selain lebih aman, pupuk organik juga membantu mengurangi timbunan sampah dan menjadikan limbah yang semula tidak berguna sebagai sumber kehidupan baru bagi tanaman.Â
Bidang pendidikan juga mendapat perhatian besar. Mahasiswa membuka bimbingan belajar di posko KKN, di mana anak-anak desa belajar membaca, menulis, berhitung, dan menggambar dengan cara menyenangkan. Mereka juga aktif mengajar di SDN 112283 dan TK Kuntum Melati, sehingga anak-anak mendapatkan variasi pengalaman belajar yang berbeda dari biasanya.
 Di TK Kuntum Melati, mahasiswa mengadakan lomba mewarnai untuk melatih kreativitas anak-anak. Suasana riang penuh warna menjadi bukti bahwa belajar tidak harus kaku dan membosankan. Kehadiran mahasiswa di sekolah tidak hanya membantu anak-anak memahami pelajaran, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri dan motivasi untuk terus bersekolah.Â
Mahasiswa juga mengadakan berbagai kegiatan untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat. Sosialisasi cuci tangan dan gosok gigi yang baik dan benar dilaksanakan di sekolah, sehingga anak-anak terbiasa menjaga kebersihan diri sejak dini. Mereka juga mengadakan senam anak sehat dan senam jantung sehat yang melibatkan ibu-ibu dan anak-anak desa. Kegiatan ini sederhana, namun sangat efektif dalam mendorong masyarakat berolahraga bersama.Â
Selain itu, mahasiswa turut membantu memperindah lingkungan dengan membuat plang edukasi sampah, plang nama dusun, dan tong sampah di beberapa titik desa. Upaya ini menjadi bentuk nyata ajakan agar warga lebih peduli menjaga kebersihan lingkungan. Dengan adanya plang dan tong sampah, masyarakat lebih mudah memilah dan membuang sampah pada tempatnya.Â
Selama KKN, mahasiswa tidak hanya menjalankan program utama dan pendukung, tetapi juga aktif dalam kegiatan sehari-hari masyarakat. Mereka ikut mendampingi kader posyandu, terlibat dalam kegiatan keagamaan, bergotong royong membersihkan lingkungan desa, hingga menjadi panitia dalam perayaan 17 Agustus. Keterlibatan ini menjadikan mahasiswa diterima sebagai bagian dari keluarga besar desa. Bagi mahasiswa, pengalaman tersebut menjadi pelajaran berharga tentang arti kebersamaan, kerja keras, dan gotong royong.Â
Dampak positif dari program KKN terlihat jelas di Desa Perkebunan Labuhan Haji. Lingkungan desa kini lebih hijau dengan adanya apotek hidup yang tertata rapi, lengkap dengan pagar kayu dan mural yang memperindah suasana. Warga memiliki alternatif obat herbal sekaligus inspirasi baru untuk mempercantik pekarangan rumah mereka. Pupuk organik yang kami perkenalkan membuat tanah lebih subur sekaligus mengurangi timbunan sampah, sementara anak-anak desa mendapatkan pengalaman belajar tambahan yang menyenangkan. Kesadaran warga akan pola hidup sehat juga meningkat melalui sosialisasi kesehatan dan kegiatan olahraga bersama yang kami lakukan.Â
Bagi kami, KKN di Desa Perkebunan Labuhan Haji bukan sekadar menjalankan kewajiban akademik. Di sini, kami belajar arti kebersamaan dari keramahan masyarakat yang begitu hangat menerima kami, seakan-akan kami adalah bagian dari keluarga mereka sendiri. Dari kepala desa dan kepala dusun, kami belajar arti kepemimpinan yang sederhana namun penuh kebijaksanaan, serta kerendahan hati dalam melayani warganya. Semua itu menjadi pelajaran hidup yang tidak akan pernah kami dapatkan di bangku kuliah.Â
40 hari yang kami jalani di desa ini meninggalkan jejak yang dalam, bukan hanya di hati kami tetapi juga di hati masyarakat. Saat acara perpisahan digelar, suasana haru tak terbendung. Tawa yang selama ini mewarnai kegiatan bersama berubah menjadi tangis yang berat dilepaskan. Kepala desa, kepala dusun, dan masyarakat menyampaikan terima kasih dengan penuh ketulusan, membuat kami semakin sadar bahwa apa yang kami lakukan, meski sederhana, telah memberi arti bagi mereka. Bagi kami sendiri, momen itu menjadi pengingat bahwa pengabdian yang tulus selalu berbalas dengan cinta dan doa yang hangat. KKN Unimed juga mendokumentasikan kehangatan yang terjalin dalam sebuah video singkat dokumentasi pelaksanaan pengabdian yang menyentuh hati.Â
After Movie KKN Unimed Desa Perkebunan Labuhan Haji 2025
Pengabdian di Desa Perkebunan Labuhan Haji membuktikan bahwa ilmu dari kampus dapat berpadu harmonis dengan kehidupan desa. Program sederhana seperti apotek hidup, pupuk organik, mural dinding, dan kegiatan pendidikan ternyata mampu menghadirkan perubahan nyata. Kami berharap semangat Desa Agro yang telah kami mulai bersama masyarakat tidak berhenti setelah kepulangan kami, tetapi terus dilanjutkan oleh warga sebagai budaya baru dalam menjaga lingkungan, kesehatan, dan pendidikan. Kolaborasi yang kuat antara mahasiswa dan warga, Desa Perkebunan Labuhan Haji kini mulai melangkah menuju desa agro yang mandiri, berdaya, dan berkelanjutan. Jejak pengabdian ini menjadi bukti bahwa perubahan besar dapat dimulai dari langkah kecil, dari kampus ke desa, dari ilmu ke pengabdian, dan dari hati yang tulus untuk saling berbagi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI