Mohon tunggu...
Siti Sarah
Siti Sarah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Maha siswa STAIN MANDAILING NATAL

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Negatif Broken Home

7 Desember 2022   05:55 Diperbarui: 7 Desember 2022   06:06 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pertengkaran orang tua bukanlah yang jarang ditemui, pertengkaran antara ayah dan ibu sudah sering terjadi bahkan disetiap rumah tangga atau keluarga ini merupakan kondisi yang wajar terjadi. Kebanyakan pertengkaran orang tua terjadi  karena perbedaan pendapat atau pandangan antara satu sama lain, baik itu perbedaan pola asuh anak, pendapat atau pandangan yang berbeda, masalah keuangan atau ekonomi, kekerasan dalam rumah tangga, kritik dan komentar yang melewati batas, hadirnya orang baru atau yang sekarang kita sebut sebagai pelakor dan masih banyak penyebab terjadinya pertengkaran.
Pertengkaran dalam keluarga sangat berdampak negatif pada psikologi anak  jika sering disaksikan oleh seorang anak diantara beberapa dampaknya yaitu :  
Dampak yang pertama adalah mempengaruhi kepribadian anak, anak yang biasa menyaksikan kedua orang tuanya bertengkar maka akan mempengaruhi kepribadian anak, kepribadian anak bisa menjadi introvert yaitu sikap atau kepribadian anak yang lebih fokus pada pikiran, suasana hati dan perasaan secara internal atau anak tersebut bisa menjadi pasif, pasif disini yaitu bersifat terdiam dan sugar untuk bergaul. Ini terbentuk karena orang tua merupakan contoh bagi anak-anak mereka. Jika ayah dan ibu bertengkar disaksikan oleh anak-anak mereka, secara tidak sadar mereka akan mempraktikkannya dilingkungan sekitar.
Dampak yang kedua adalah bisa jadi memiliki penyakit mental. Jika tingkat stress anak sudah terlalu tinggi maka akan muncul yang namanya penyakit baru yaitu penyakit mental seperti Defresi, ADHD dan OCD.
Defresi itu merupakan suatu gangguan emosional atau gangguan suasana hati yang menurut mereka, mereka mempunyai masalah yang begitu berat sedangkan ADHD merupakan Attention Deficit Hyperactivity Disorder yaitu suatu gangguan perkembangan pada otak anak yang membuat anak tersebut cenderung bersifat atau perilaku yang berlebihan, yang tidak semestinya dilakukan oleh anak-anak normal.
Ciri-ciri anak yang ADHD yaitu seorang anak akan cenderung banyak melamun, anak jadi sering lupa atau menjadi orang yang bersifat pelupa, anak jadi mudah gelisah, anak membuat kesalahan yang ceroboh dan si anak menjadi seorang yang sulit bergaul dengan orang lain. Kemudian OCD yaitu Obsessive Compulsive Disorder merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu secara berulang-ulang.
Contoh gangguan OCD itu misalnya seperti seorang anak hendak tidur, anak tersebut berpikir kalo cendela kamarnya masih belum dikunci, lalu si anak mengeceknya untuk menguncinya, kemudian anak itu melakukannya secara berulang-ulang kali, padahal cendela kamarnya udah dikunci. Itulah salah satu contoh gangguan OCD. Jika hal ini sudah terjadi, maka ada baiknya para orang tua untuk mendiskusikan kepada sikolog untuk mengetahui dan menindak lanjuti gangguan yang terjadi kepada si anak tersebut.
Dampak yang ketiga adalah mempengaruhi nilai akademik, jika si anak biasa atau sering menyaksikan ayah dan ibunya bertengkar. Maka bagi para orang tua jangan heran jika hal ini terjadi dan nilai akademik si anak menjadi turun karna pikirannya sedang terganggu dan tidak fokus pada pendidikannya.
Dampak yang keempat adalah rendah diri. Anak akan merasa tidak percaya diri dan anak tersebutt akan merasa malu serta menganggap bahwa berbaur dimasyarakat itu tidak penting. Jadi hal ini jika tidak ditindaklanjuti dengan segera oleh orang tua maka akan berdampak secara permanen dan akan mempengaruhi kepribadian anak dalam jangka panjang.
Dampak yang kelima adalah mempengaruhi hubungan sosial anak. Anak akan tumbuh dalam kecemasan, ketakutan dan kemalahan. Anak akan cemas dan takut saat bersosialisasi. Jadi kecemasan dan ketakutan ini muncul akibat adanya perasaan tertekan yang selalu melihat atau menyaksikan kedua orang tuanya bertengkar. Dan ketika seorang anak meranjak dewasa maka dia akan menyalahkan kedua orang tuanya dalam segala hal.
Masih banyak dampak negative jika seorang anak sering menyaksikan kedua orang tuanya bertengkar. Jadi sebagai para orang tua atau calon orang tua ada baiknya untuk menjaga attitude dan sikap sebagai orang tua dihadapan anak karena hal tersebut akan berdampak pada perkembangan anak karena orang tua atau keluarga itu merupakan organisasi pertama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun