Mohon tunggu...
siti salsabilla salma
siti salsabilla salma Mohon Tunggu... mahasiswa

seorangg mahasiswa yang lagi belajar membuat karya tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketupat Kota Banjarmasin Menjaga Janur di Tengah Arus Modernisasi

9 Oktober 2025   19:17 Diperbarui: 9 Oktober 2025   19:17 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia, sebuah pulau yang akan kebudayaan dan kearifan lokal, yang menyimpan banyak harta yang tak ternilai, contohnnya seperti kerajinan ketupat ini, bukan sekedar produk fungsional, melainkan perwujudan narasi sejarah, filosofi, dan keterampilan yang diwariskan turun-temurun. Salah satu warisan budaya yang cukup khas dan unik adalah tradisi membuat ketupat daru janur (daun kelapa muda), khusunya yang berpusat di Kota Banjarmasin, kalimantan selatan.

Tradisi ini melahirkan kawasan yang sangat ikonik, yaitu kampung ketupat. Terletak di jl. Sungai baru, Banjarmasin Tengah,  kawasan ini dijadikan sebagai kawasan destinasi wisata, berdasarkan Peraturan Daerah Kota Banjarmasin No 5 Tahun 2013 karena mayoritas warganya berprofesi sebagai pengembang industri ketupat, lontong, dan kerajinan nipah. Kampung Ketupat diharapkan menjadi pendorong bagi industri rumah tangga lokal, melestarikan budaya, dan meningkatkan kesejahteraan warga.

Kisah Marhamah: Ketekunan di Balik Lilitan Janur

Di tengah geliat Kampung Ketupat, ada kisah inspiratif dari para pelaku usaha tradisional yang gigih mempertahankan warisan ini. Salah satunya adalah Marhamah (56 tahun), seorang warga RT 5 RW 1 Banjarmasin Tengah, yang telah menjalankan usaha bungkus ketupatnya selama 26 tahun.

Usaha Marhamah menjadi cerminan daya tahan (resiliensi) wirausaha tradisional. Dengan tiga tenaga kerja, proses produksi berjalan konsisten dari tahun ke tahun. Keberhasilan bertahan ini melebihi dua dasawarsa mengindikasikan adanya daya juang dan konsistensi tinggi dari pemiliknya.

Inovasi Sederhana dengan Dampak Besar

Meskipun pengelolaannya masih bersifat sederhana, tanpa perencanaan tertulis atau sistem keuangan yang terstruktur (lebih didasarkan pada pengalaman dan intuisi). Marhamah menunjukkan kreativitas dalam berinovasi, baik dari sisi jasa maupun produk. Inovasi ini mencakup variasi desain dan penyesuaian fitur bungkus ketupat sesuai permintaan konsumen.

Inovasi yang adaptif ini menjadi kunci mengapa produk tradisional tersebut tetap relevan dan diminati di tengah perubahan zaman. Hal ini juga sejalan dengan upaya pengembangan produk unggulan lokal yang diyakini dapat meningkatkan daya saing usaha mikro.

Tantangan dan Peluang Digitalisasi

Dalam aspek pemasaran, usaha Marhamah masih mengandalkan strategi tradisional yang efektif: pemasaran langsung dari mulut ke mulut. Strategi ini terbukti efektif dalam mempertahankan basis pelanggan. Namun, di era digital, terdapat peluang besar yang belum dimaksimalkan.

Ditinjau dari perspektif kewirausahaan, tantangan terbesar terletak pada aspek manajerial, khususnya perencanaan usaha dan pencatatan keuangan. Perbaikan dalam manajemen dapat membantu usaha Marhamah tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang lebih besar dan siap menjangkau pasar yang lebih luas. Pemanfaatan media sosial atau platform digital untuk promosi dan pemasaran akan menjadi langkah krusial untuk memperluas jangkauan pasar, bahkan hingga ke luar wilayah Banjarmasin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun