Mohon tunggu...
Siti Rohimah
Siti Rohimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Menulis apa saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bisnis Angkringan Mahasiswa Kelas Karyawan

12 Oktober 2021   00:08 Diperbarui: 12 Oktober 2021   01:26 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warung Angkringan Marisokin, di Jln. Raya Rajeg, Kukun Sukamanah, Kec Rajeg, Tangerang, Banten/dokpri

TANGERANG SELATAN- Kuliah sambil bekerja sering menjadi sebuah pilihan bagi para mahasiswa untuk tetap menghasilkan uang saat menempuh pendidikan, namun tak jarang, semua risiko harus dihadapi, dari menumpuknya tugas-tugas, tertinggal deadline, sampai-sampai harus mengorbankan waktu tidur.

Warung Angkringan yang memilik nama menarik seperti angkringan Marisokin, memiliki kesan yang unik bagi setiap pelanggan setianya. Angkringan ini dirintis sejak September 2019 dan pemiliknya berasal dari mahasiswa Universitas Pamulang, prodi Sastra Indonesia, angkringan ini memiliki cita rasa yang tak kalah enak jika dibandingkan dengan angkringan-angkringan yang lain.

Pemilik Angkringan, Niki Hermawan (20) menuturkan, ide membuat angkringan tersebut karena ia ingin mempunyai usaha sendiri, memanfaatkan kondisi di mana kala itu di daerah Kukun Sukatani, Kec Rajeg, Tangerang, Banten, tidak banyak warung angkringan, makanan yang dijual pun beragam, mulai nasi bakar, nasi kucing, dan berbagai jenis sate-satean.

"Jadi, di Jln. Rajeg ini tidak banyak warung angkringan, cuma beberapa." Katanya.

Yang menjadi daya tarik angkringan Marisokin sendiri adalah dengan selalu diadakannya akustikan anak-anak muda, stan up comedy dari teman-temannya yang ikut meramaikan, dan bahkan dari pemilik ankringan itu sendiri, namun semenjak pandemi, acara-acara tersebut jarang dilakukan karena takut mengundang keramaian.

"Mayoritas yang  datang kebanyakan anak-anak muda yang ngabisin waktu buat nongkrong kecil sambil diskusi." Ujarnya.

Lelaki kelahiran 20 september 2001 ini juga menambahkan, awal dirinya terpikir membuka usaha angkringan adalah karena kejenuhannya menjadi seorang karyawan pabrik, yang harus mematuhi segala aturan, mulai dari jam kerja yang sudah ditentukan, berpakaian rapi, dan segala target-target yang harus dikejar.

Kejenuhan inilah yang menjadi pendorong dirinya untuk memulai usahanya ini, berbekal dengan upah dari pekerjaan sebelumnya yang ia tabungnya selama lima bulan, dengan bermodalkan 6 juta rupiah, akhirnya Niki mampu sedikit demi sedikit mengembangkan inovasinya.

Angkringan yang terletak di Jln. Raya Rajeg, Kukun Sukamanah, Kec Rajeg, Tangerang, Banten, ini memiliki 2 Karyawan Muhammad Fubriansyah (20) dan Ardiansyah (23) mereka bekerja dari pukul setengah lima sore sampai jam dua belas malam.

"Sebelum pandemi Covid-19 ini ada, malam minggu kita bisa buka sampai jam 2 pagi, tapi sekarang situasinya berbeda, kami ikut aturan pemerintah." tuturya.

Untuk mempromosikan angkringannya ini, Niki juga memanfaatkan sistem  online, ia mempromosikan dagangannya melalui sosial media Instagram, whatsapp, ia juga dibantu promosi oleh teman-temannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun