Bukan Stress Biasa
Seringkah kalian mengalami stress akibat pekerjaan atau studi? Apalagi dengan adanya pandemi Covid-19 yang mengakibatkan semua kegiatan pekerjaan dan studi dilakukan di rumah. Mungkin bagi sebagian orang keadaan ini bisa memperparah kondisi mental mereka. Tapi tahukah kalian jika stress dibiarkan berkepanjangan bisa mengakibatkan burnout syndrome? Lalu apa sih burnout syndrome itu? Istilah ini pertama kali ditemukan oleh psikolog Herbert Freudenberger pada tahun 1970-an, ia menjelaskan bahwa burnout syndrome merupakan sebuah kondisi kelelahan mental dan fisik yang disebabkan oleh kehidupan professional seseorang. Burnout bisa dialami oleh siapapun, baik pekerja, mahasiswa, bahkan ibu rumah tangga sekalipun.
Sekilas memang tampak seperti stress biasa, namun ada perbedaan antara burnout syndrome dan stress biasa. Jika seseorang mengalami stress, ia masih bisa berpikiran positif dan akan merasa lebih baik jika ia dapat mengendalikan pekerjaannya. Sedangkan burnout syndrome, menempatkan seseorang pada kondisi dimana mereka merasa kosong, lelah secara mental, dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Orang yang mengalami kondisi ini, seringkali tidak memiliki harapan untuk mengubah situasi mereka ke perubahan positif. Bahkan ia dapat merasa tetap kelelahan secara mental dan emosional, meskipun pekerjaan telah selesai.
Kebayang kan bagaimana jika kita mengalami kondisi tersebut? Tentunya bisa jadi penghambat untuk produktivitas kita sehari-hari, sedangkan di sisi lain kita punya banyak hal dan tuntutan yang harus dilakukan. Burnout tidak hanya mempengaruhi hasil pekerjaan, tetapi juga dapat memperburuk kualitas hubungan sosial dengan orang-orang sekitar. Oleh karena itu, ada baiknya jika kita aware terhadap gejala-gejala kondisi tersebut agar dapat mengatasinya sedini mungkin.
Gejala Burnout Syndrome
- Kehilangan motivasi dan semangat bekerja
- Sering merasa lelah fisik dan emosional
- Menarik diri dari lingkungan sosial
- Performa kerja menurun, dan sering merasa tidak puas dengan pekerjaan.
- Frustrasi dan memiliki perasaan negatif terhadap pekerjaan, merasa tidak dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut
- Nafsu makan dan pola tidur terganggu
Jika dirasa mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera melakukan tindakan pencegahan agar tidak semakin parah. Karena jika burnout dibiarkan berkepanjangan, bukan tidak mungkin bisa menyebabkan depresi. Selain itu, keadaan mental yang kacau bisa berpengaruh terhadap kesehatan fisik. Burnout menyebabkan imunitas tubuh menurun, sehingga dapat mengundang berbagai penyakit, seperti flu, gangguan pencernaan, sakit kepala, gangguan kecemasan, dll.
Mengatasi Burnout Syndrome
      Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi burnout adalah:
Olahraga secara rutin
Olahraga dapat meningkatkan hormon endorfin dan dopamin, sehingga seringkali kita akan merasa lebih bahagia dan bersemangat ketika selesai berolahraga. Olahraga juga menjadi obat yang efektif untuk menghilangkan stress. Jika kalian mengalami burnout, solusi yang satu ini patut dicoba. Sempatkan untuk berolahraga, dan jangan nunggu sempat.
Perbaiki mood dengan melakukan hobi