Â
Janji kemanusiaan yang sering diulang PBB kini kembali dipertanyakan. Gaza masih hancur, anak-anak Palestina terus menjadi korban, sementara badan utama PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, justru terancam lumpuh.
Â
PBB pernah menyebut UNRWA sebagai "tulang punggung respons kemanusiaan di Gaza" dan "tak tergantikan" (ANTARA, 2025). Namun kenyataannya, pada September 2025, lembaga ini menghadapi krisis berat: sekolah-sekolah UNRWA di East Jerusalem dan Gaza ditutup atau rusak, ribuan anak kehilangan akses pendidikan, dan operasional bantuan terganggu karena pembatasan politik dan keamanan.
Â
Pertanyaannya sederhana: jika UNRWA melemah, siapa yang benar-benar menjaga jutaan pengungsi Palestina? Apakah UNHCR mampu menggantikan peran penting itu? Atau justru Gaza akan terus menjadi saksi dari janji-janji kosong dunia internasional?
Â
Realita Gaza: UNRWA Dikepung Krisis Dana dan Blokade Politik
Â
Janji PBB untuk melindungi pengungsi Palestina justru berhadapan dengan kenyataan pahit di lapangan. Pada 2025, UNRWA yang selama puluhan tahun menjadi penyelamat utama di Gaza kini berada di ujung tanduk. Krisis dana, tekanan politik, hingga kebijakan Israel yang semakin keras membuat layanan penting lembaga ini nyaris lumpuh.