Mohon tunggu...
Money

Jangan Takut Berdagang, Lihat Saja Rasulullah

8 Mei 2019   01:51 Diperbarui: 8 Mei 2019   01:54 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Profesi berdagang sudah sangat familiar di kancah internasional. Ditambah dengan adanya sikap konsumtif yang tinggi, memunculkan banyak produsen dan pedagang untuk menambahkan cabang dagangannya. Tak kenal usia, waktu dan jenis perdagangannya, baik menjual jasa maupun barang akan dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.

Zaman sekarang sudah menjadi pandangan lumrah ketika anak yang berkecimpung dalam penjualan, begitu juga Rosulullah saw. yang memulai karir usahanya pada usia 12 tahun. Sebenarnya hal tersebut tidak tepat untuk dilakukan karena hakikat anak kecil tugasnya masih seputar belajar dan bermain. Tapi jika dilihat dari sisi belajarnya, berdagang juga merupakan proses belajar untuk membangun masa depan yang lebih terencanakan dengan pengalaman yang ada.

Pedagang yang baik adalah pedagang yang mudah dalam membeli dan mudah dalam menjual. (HR. bukhari dari Jabir)

Dalam buku marketing muhammad, ketika ingin menjadi pengusaha, pedagang, atau intrepreneur, peru diperhatikan beberapa  hal.

Pertama, melakukan segmentasi, menetapkan target pasar (targeting) dan positioning. Sebelum menjajakan suatu barang, nabi Muhammad saw. Memiliki pengetahuan yang mendalam tentang kebiasaan, cara hidup, cara makan dan minum, serta kebutuhan yang diperlukan masyarakat setempat. Keberhasilan segemntasi ini terlihat ketika mengunjungi kota A maka barang yang dibawa adalah ini dan itu. Ketika datang ke daerah B maka barang yang dibawa akan berbeda lagi.

Dalam hal targeting Nabi Muhammad saw. memasuki semua segmen yang ada dalam masyarakat semenanjung Arab. Mulai dari budak hingga kalangan elit kerajaan, bahkan sang raja.

Beliau pintar dalam memosisikan diri dimanapun berada. Ia tidak pernah mengecewakan pelanggannya, selalu menghormati entah itu dewasa ataupun muda.

Yang selanjutnya adalah dengan melakukan dieferensiasi, bauran pemasaran, dan memiliki prinsip dalam menjual. Rosulullah berdagang dengan cara-cara yang berbeda, tidak umum digunakan oleh pedangang lainnya, yang menunjukkan pemikiran "out of the book". Misalnya dengan menjalain hubungan yang baik dengan pelanggannya dan melakukan ekspansi usaha ke wilayah-wilayah lain, tidak hanya stay pada satu wilayah saja.

Beliau selalu menjelaskan kelebihan dan kekurangan produknya dengan jujur. Mematok harga sesuai harga pasar, tidak melakukan perang harga dengan pedagang lain, tidak bersumpah secara berlebihan, jujur dalam timbangan dan takarannya, serta tidak memonopoli komoditas.

Keriga, melakukan branding dan pelayanan yang baik. Personal branding ini tidak muncul secara tibatiba, peru adanya istqomah dalam menjual barang dengan jujur, profesional dan amanah.

Keramaham dalam setiap pelayanan dan juga menghormati pelanggan. Yang terakhit adalah jujur, ikhlas, dan profesional.

Adapun hal tambahan yang perlu untuk diperhatikan saat berjualan adalah sebagai berikut :

  • Diniatkan karena Allah swt
  • Bersikap jujur
  • Menjual barang yang berkualitas bagus
  • Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir ra. Beliau mendengar rasulullah saw. Bersabda : Seorang muslim adalah saudara bagi musim yang lain, tidak halal bagi seorang muslim untuk menjual barang yang ada cacatnya kepada temannya, kecuali jika dia jelaskan.
  • Mengambi keuntungan sewajarnya
  • Pernah suatu ketika nabi Muhammad ditanya mengenai modalnya, beliau akan memberitahukan sejujur-jujurnya,
  • Allah ta'ala berfirman : "Barang siapa yang menghendaki keuntungan akhirat, akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya, barang siapa yang menghendaki keuntungan dunia, Kami berikan kepadanya sebagain dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu kebahagiaan  di akhirat."(QS. Asy-Syuraa : 20)
  • Tidak memberi janji atau sumpah yang berlebihan dan tidak menipu
  • Misalnya, barang ini tidak akan rusak hingga setahun. Kemungkinan terburuk bisa terjadi, karena Allah lah yang Maha segala-galanya.
  • Diriwayatkan dari abu hurairah, rasulullah saw. bersabda: "Sumpah itu melariskan barang dagangan, akan tetapi menghapus keberkahan"
  • Saling menguntungkan kedua belah pihak.
  • Berdasarkan prinsip suka sama suka dan mencapai kesepakatan bersama, baik dalam harga, jenis barang, dan cara memberikan barang tersebut
  • Milik sendiri
  • sangat beresiko sekali ketika penjualan menggunakan sistem dropshipping, kita tidak mngetahui secara detail rincian dari barangnya, belum lagi ketika proses pengiriman barangnya lama.
  • Tidak menimbun barang
  • Ini menunjukkan perilaku yang kurang terpuji karena bisa merugikan banyak pihak.
  • Bersikap ramah terhadap pembeli
  • Pelayanan adalah respon pertama dari penjual kepada pembeli yang berpengaruh pada first immpression seseorang.   
  • Tidak menjelek-jelekkan dagangan orang lain
  • Tidak ada gunanya menjelekkan dagangan orang lain, anya menguras tenaga dan menghapus pahala.
  • Memberikan upah karyawan tepat waktu
  • Ini merupakan bentuk tanggung jawab tuan pada karyawannya. Bahwa sebisa mungkin tuan membayar karyawannya sebelum kering keringatnya.
  • Tidak mudah putus asa
  • Untung dan rugi itu pasti dalam perdagangan. Bukan berrati jalan keluarnya dengan putus asa lalu bangkrut tapi, sebisa mungkin dilakukannya konsisten dan komitmen yang benar untuk membangun perdagangan yang maju.
  • Tidak melupakan ibadah
  • Dari awal sudah dijelaskan bahwa tujuan dari berdagang adalah untuk mencapai ridhonya. Ibadah adalah bentuk rasa syukur dan pasrah kita atas usaha yang telah dilakukan. Bukan berarti karena uang sudah banyak berarti Allah sayang pada kita, dan tak perlu ibadah lagi. Kita harus menyadari sepenuhnya bahwa kita adalah manusia lemah yang tak punya apa-apa, semua yang kita bawa adalah sebah titipan yang sewaktu-waktu bisa diambil oleh pemiliknya.

Jangan takut untuk salah, mulailah untuk berubah. Allah akan menghitunh setiap kebaikan atau keburukan kita walaupun sebesar biji sawi. Jadi jangan takut ktika kamu beluum mendapatkan apa-apa dari usaha yang telah dilakukan. Mulailah untuk berdagang dengan cara sehat seperti yang dicontohkan Rosullulah. Karena sesungguhnya disebutkan dalam sebuah hadist "sembilan dari sepuuh rezeki ada dalam perdagangan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun