Mohon tunggu...
Sitinurhikmah Hikmawati
Sitinurhikmah Hikmawati Mohon Tunggu... Guru - La tarum 'ilman wa tatruka attaab

D2 PGMI IAIN Jembar

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Progresivisme dan Tokoh-tokohnya

6 Mei 2020   06:25 Diperbarui: 6 Mei 2020   06:27 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Filsafat progresivisme ialah aliran yang didasari oleh pemikiran yang bertujuan untuk menuju sebuah kemajuan dengan konsep yang didasari pengetahuan dan dapat mempertanggungjawabkan pilihannya. 

Progresivisme dalam dunia pendidikan ialah mengembangkan asas progresif dalam semua keadaan terutama dalam proses dan kegunaannya. 

Progresivisme ini merupakan aliran yang tidak setuju atau kurang mendukung atas adanya sistem pendidikan yang otoriter, namun aliran ini lebih condong kepada sistem pendidikan yang bebas dengan konsep dasar pengetahuan. Progresivisme lahir kurang lebih pada abad ke-20 yang merupakan filsafat yang bermuara pada aliran pragmatisme yang diperkenalkan oleh john dewey dan William James. 

Kontribusi aliran progresivisme ini dalam dunia pendidikan ialah meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan kebebasan bagi peserta didik, baik dalam kebebasan berfikir, berkreativitas, dan mengembangkan bakat.

Tujuan progresivisme itu sendiri ialah menjadikan anak didik yang berkualitas dan terus maju sebagai generasi yang mampu menjawab persoalan-persoalan dan tatangan zaman. 

Adapun Tokoh-tokoh Filsafat progresivisme ini antara lain: George Axtelle, William O Stanley, Ernest Beyley, Lawrance B Thomas, dan Frederick C Neff. Yang memiliki pandangan bahwa manusia tidak akan tetap akan tetapi memiliki perubahan-perubahan yang dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimilikinya. 

Adapun tokoh lain dari progresivisme yakni: John Dewey  yang memiliki pandangan bahwa menurut dirinya  sekolah itu adalah progresif yang lebih menekankan pada minat siswa dari pada mata pelajarannya. 

Hans vaihingeer yang yang berpandangan bahwa kata "tau" belum tentu bisa meecahkan masalah yang bersifat objektif. Karena salah satu titik ukur suatu kefahaman dalam berdikir ialah untuk mempengaruhi kejadian- kejadian di dunia. Jadi tidak cukup hanya tau tapi juga harus mengerti dan diamalkan hingga memberikan pengaruh pada dunia. 

William James dengan pemikiranya yang berkeyakinan bahwa otak atau pemikiran manusia selalu mengalami kelanjutan dalam melakukan respon terhadap sesuatu dalam menentukan hidup. 

William juga merupakan tokoh yang menegaskan agar pelajaran fungsi otak atau pikiran menjadi bagian dari mata pelajaran ilmu pengetahuan alam. William James juga menolong kebebasan ilmu jiwa dari prakonsepsi teologi dan meletakkannya pada dasar ilmu perilaku. 

George santayana merupakan tokoh yang karyanya amat sukar untuk disifati karena banyak sekali karyanya yang brrtentangan dengan perilaku yang dialaminya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun