Mohon tunggu...
Sifah Nur
Sifah Nur Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa, penulis -

Panggil aku Sifah. 20 tahun. Aku mencari kebebasan berbicara, meski hanya dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Gagal, Ikut Kompasiana, Alhamdulillah, Nulis Buku

15 September 2014   21:30 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:37 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namanya impian, dikejar terus. Kalau diam saja? Alamat nggak jadi apa-apa.

Itu yang sering saya ucapkan setiap membahas masalah soal impian. Betul dong, kalau punya apa-apa itu karena usaha. Sekalipun orang kaya, saya yakin.. kalau tidak mau usaha, nggak bakalan jadi kaya.

Begitu pula saya. Demi impian, sering kali saya ikut mencari tahu peluang-peluang demi mewujudkan impian saya itu. Oh ya, untuk informasi, impian saya adalah menjadi seorang penulis. Mungkin juga sama seperti anda semua. Nah, seperti impian para penulis pada umumnya, penulis akan merasa lebih senang dan diakui saat karyanya sudah mampu dinikmati oleh banyak orang.

Bagaimana caranya? Dengan menerbitkan buku.

Ya, buku. Ini yang saya cita-citakan sejak kecil. Setiap datang ke toko buku, saya sering berkhayal suatu saat ada buku tulisan saya yang 'menjeng' di rak-rak buku yang dijual itu.

Kalau dipikir-pikir, sih, saya ini agak nekat. Belum punya pengalaman, apalagi profesional-profesional banget juga enggak. Tulisan saya hanya tersebar di majalah, koran dan blog saja. Hanya sebatas itu. Tapi sudah coba-coba ikut diperlombaan-perlombaan besar sekelas nasional. Eitsss.. tapi waktu itu usahanya juga sudah besar, kok.

Kalau kata Mamah Dedeh, sabar. Sabar itu setelah berusaha dan berdoa, diserahkan semua hasilnya kepada Tuhan yang maha esa. Saya pun akhirnya sabar saja menerima hasil, apalagi kalau gagal. Ya sudahlah, sabar.. lagi.

Hal seprti ini sudah sering saya terima, kok. Seperti bulan-bulan lalu, tepatnya awal tahun 2014. Banyak perlombaan menulis novel yang saya dapat dari twitter. Dari penerbit besar yang menaungi penulis-penulis besar dari Jogja salah satunya. Mereka mencari naskah novel remaja dengan tema khusus. Saya coba untuk menyetor naskah novel yang pernah saya tulis. Sedikit revisi dan menambah ending, saya beranikan untuk setor.

Pasti anda tahu bagaimana hasilnya. Yupss, gagal lagi.

Parah banget!! Itu yang saya ucapkan untuk merutuki kesalahan-kesalahan yang saya buat saat itu. Saya mengakui banyak yang kurang dari tulisan saya itu. Namun, namanya juga saya. Nggak mau berhenti kalau tidak mencoba peluang yang lain.

Nasib sama saya dapat saat naskah saya itu ditolak untuk kesekian kali. Saat itu tulisan saya ditolak penerbit besar dari Jakarta. Balasan email yang 'menurut saya' sedikit menyakiti hati saya, membuat saya.. jujur 'nggak terima dan frustasi' tapi nggak sampai mau bunuh diri, kok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun