Mohon tunggu...
Siti Nur Cahyani
Siti Nur Cahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Pariwisata, Universitas Gadjah Mada

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kawasan Ekowisata Nglanggeran dengan Segudang Prestasi, Benarkah? Mari Kita Kulik

6 Desember 2022   11:46 Diperbarui: 6 Desember 2022   12:03 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawasan Ekowisata Nglanggeran (dokumentasi pribadi observasi:2022)

Kawasan Ekowisata Nglanggeran memiliki banyak atraksi wisata yang menarik. Atraksi wisata yang menarik pada suatu destinasi wisata dapat mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan. 

Kawasan Ekowisata Nglanggeran memiliki atraksi wisata alam, wisata budaya, dan wisata buatan. Atraksi wisata alam di Kawasan Ekowisata Nglanggeran berupa Gunung Api Purba sebagai atraksi utama, terdapat banyak kegiatan wisata yang dapat dilakukan di Kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran, meliputi treking, camping, climbing, dan outbond. 

Selain itu wisatawan dapat menikmati keindahan wisata buatan berupa Embung Nglanggeran. Wisata budaya di Kawasan Ekowisata Nglanggeran berupa rasulan, upacara adat, batik, karawitan.

Karena banyaknya atraksi dan keberhasilan dalam mengelola, Kawasan Ekowisata Nglanggeran ini mendapatkan berbagai prestasi. Prestasi yang didapatkan pun tidak remeh, mulai dari prestasi tingkat lokal hingga internasional. Adapun prestasi-prestasi yang didapatkan Ekowisata Nglanggeran meliputi;

  • Penghargaan dari Kemenparekraf RI sebagai Desa Wisata Berkelanjutan tahun 2021,
  • Tim Griya Cokelat Nglanggeran mendapatkan pendampingan program FSI (Food Startup Indonesia) dari Bekraf tahun 2018,
  • Tahun 2018 menjadi pemenang ASTA (Asean Sustainable Tourism Award),
  • Tahun 2017 menjadi pemenang Desa Wisata Terbaik ASEAN dengan konsep CBT (Community Based Tourism)
  • Tahun 2015 menjadi UKM terbaik dalam Program Lomba Wirausaha Inovatif Berbasis Lingkungan dan Sosial oleh Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia yang bekerjasama dengan PT. Sampoerna,
  • Tahun 2013 meraih juara II Desa Penerima PNPM Pariwisata Berprestasi Tingkat Nasional dari Kemenparekraf RI,
  • Tahun 2013 meraih Juara II Pokdarwis Berprestasi Tingkat Nasional dari Kemenparekraf RI,
  • Tahun 2012 meraih penghargaan MBM Challenge Award dari Bank Mandiri dan Mentri BUMN kategori Semi Establised,
  • dan, tahun 2011 meraih penganugerahan CIPTA Award  dari Kemenbudpar RI.

Dari berbagai prestasi luar biasa yang dicapai oleh Destinasi Ekowisata Nglanggeran, bukan berarti destinasi ini jauh dari permasalahan-permasalahan akibat aktivitas wisata. Permasalahan yang timbul juga bervariasi, mulai dari permasalahan lingkungan dan sosial budaya. Adapun beberapa permasalahan tersebut meliputi;

  • Overtourism, terjadi sekitar tahun 2014-2015 yang menyebabkan kerusakan lingkungan Kawasan Ekowisata Nglanggeran. Karena destinasi ini merupakan destinasi ekowisata yang mengedepankan konsep konservasi lingkungan maka pengelola Nglanggeran membuat kebijakan untuk menekan jumlah pengunjung agar tidak terjadi overtourism. Dengan cara menaikkan harga dari Rp.7000 menjadi Rp.15000, hal tersebut terbukti dapat menekan jumlah kunjungan namun tidak menurunkan jumlah pendapatan dari retribusi. Selain itu, dengan kebijakan ini pula dapat tersortir wisatawan cerdas yang memang benar-benar ingin berkunjung untuk kegiatan positif seperti edukasi, trekking, panjat tebing, dsb,
  • Sampah, merupakan permasalahan umum yang sering terjadi diberbagai tempat, khususnya destinasi wisata. Tak jarang ditemukan sampah plastik yang tersebar di Kawasan Ekowista Nglanggeran. Terdapat dua kemungkinan sampah tersebut dapat tercecer sembarangan, pertama sampah tersebut memang dibuang secara sembarangan oleh wisatawan dan kedua sampah tercecer akibat ulah monyet ekor Panjang yang ada disana. Menurut Pak Mursidi (8/5/2022) pihak pengelola Nglanggeran sering kali monyet ekor Panjang ini mengobrak-abrik sampah yang ada ditempat sampah sehingga sampah-sampah tersebut tercecer. Hal tersebut juga menjadi salah satu alas an pihak pengelola Nglanggeran tidak menyediakan tempat sampah di sepanjang jalan untuk treking, pengelola berharap wisatawan memiliki rasa tanggung jawab atas sampah yang dibawanya. Selain itu, pengelola Nglanggeran juga rutin melakukan patroli sampah setiap hari Senin,
  • Polusi akibat kendaraan, adanya potensi polusi udara yang timbul akibat kendaraan dan potensi polusi suara berupa kebisingan kendaraan yang berpotensi mengganggu warga setempat, satwa, dan lingkungan. Menurut Intan Mawarni dalam artikelnya yang berjudul Penerapan Prinsip Ekowisata Di Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran, indikator kontaminasi dapat dilihat dari polusi udara yang timbul dari kendaraan dan kebisingan jumlah kendaraan yang meningkat. Menurutnya, dari pihak pengelola Nglanggeran sendiri belum ada upaya pembatasan jumlah kendaraan.
  • Potensi terganggunya dan terancamnya monyet ekor panjang akibat kehadiran wistawan. Kawasan Ekowisata Nglanggeran terdapat berbagai satwa flora dan juga fauna, namun yang sering terlihat dan berpotensi akan menyerang wisatwan sendiri merupakan monyet ekor panjang. Yoseph M (2022) menjelaskan bahwa kehadiran wisatawan bagi monyet ekor panjang dapat dianggap sebagai ancaman dan gangguan terhadap kestabilan hidup monyet ekor panjang. Akibatnya monyet ekor panjang menunjukan sikap agresif berupa menyerang wisatawan,
  • Terjadinya komodifikasi budaya, komodifiksi tersebut dapat berupa pemanfaatan kebudayaan lokal untuk kepentingan pariwisata. Hal tersebut dapat menyebabkan hilangnya nilai dari budaya itu sendiri. Terjadinya pergeseran nilai budaya seperti upacara adat dan sacral yang dipertontonkan wisatwan sehingga mengarah pada tujuan memperjual budaya kepada wisatwan.

Dari pemaparan yang telah disampaikan memang benar Kawasan Ekowisata Nglanggeran telah meraih berbagai prestasi yang luar biasa mulai dari tingkat nasional hingga tingkat internasional. Berkat adanya partisipasi masyarakat dan pengelolaan yang baik akan atraksi-atraksi yang disediakan. 

Dengan begitu akan meningkatkan motivasi wisatawan untuk berkunjung. Banyaknya wisatawan yang berkunjung juga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat. 

Namun, bagaimanapun pengelolaan tersebut dilakukan, masih saja terdapat berbagai permasalahan lingkungan, sosial, dan budaya. Dimasa yang akan datang, seiring dengan berkembangnya teknologi, konsep ekowisata bisa jadi juga akan berubah menyesuaikan dengan berkembangnya jaman. 

Seperti saat ini sudah terdapat beberapa inovasi guna meminimalisir permasalahan yang terjadi pada ekowisata, seperti sudah ada penemuan bus dan juga kendaraan yang ramah lingkungan. 

Hal tersebut dapat meminimalisir dampak polusi bagi lingkungan. Pemanfaatan teknologi juga bisa jadi digunakan untuk meminimalisir terjadinya komodifikasi budaya dimasa yang akan datang.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun