Matematika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan. Matematika merupakan pelajaran yang mempunyai peranan penting dalam bidang pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah jam pelajaran matematika di sekolah mendapat jatah waktu yang banyak. Selain itu pentingnya matematika juga dapat diketahui dengan diberikannya mata pelajaran matematika pada semua jenjang, dimulai dari tingkat Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi.
Matematika sering dipandang sebagai mata pelajaran yang sulit dan tidak menarik. Hal ini disebabkan pembelajaran matematika sering difokuskan pada pemberian konsep, rumus dan prosedur yang harus diingat. Sebagian besar anak-anak menyatakan bahwa matematika itu pelajaran yang tidak menyenangkan. Hal ini menyebabkan matematika menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian orang. Terlebih lagi bila mereka mendapat nilai dibawah rata-rata. Itu yang menjadikan mereka tidak bersemangat lagi dalam belajar matematika.
Sebagai pendidik tentu menginginkan peserta didik berhasil. Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada cara penyajian materi pembelajaran, media pembelajaran dan metode mengajar yang digunakan oleh pendidik dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu sebagai pendidik perlu adanya inovasi dalam memberikan materi belajar kepada peserta didik. Salah satu cara penyajian materi yang dapat meningkatkan minat belajar siswa adalah dengan metode permainan monopoli matematika.
Pada umumnya orang bermain monopoli sekedar untuk mencari hiburan semata, akan tetapi dilihat dari minat belajar anak-anak yang kurang dan lebih menyukai bermain, permainan monopoli ini juga bisa dijadikan sebagai media pembelajaran. Dengan sedikit perubahan, permainan monopoli matematika dirancang sendiri untuk dijadikan media dalam pengajaran matematika. Permainan ini bisa digunakan pada pokok bahasan apa saja pada mata pelajaran matematika.
Langkah-langkah metode permainan monopoli matematika sebagai berikut:
- Prosedur
- Merumuskan tujuan instruksional
- Memilih topik (sub topik) yang akan dipakai sebagai permainan
- Merinci kegiatan belajar mengajar
- Menyiapkan alat-alat atau sarana yang akan dipakai sebagai alat permainan
- Simulasi
- Sebuah papan monopoli yang dilengkapi dengan petak-petak yang menerangkan Tanah Bangunan dan Pajak
- Dua buah dadu
- 30 buah rumah warna merah dan 30 buah rumah warna biru
- 4 set kartu dengan warna yang berbeda yang berisi soal-soal matematika.
- Uang monopoli
- Aturan permainan
- 1 papan monopoli akan dimainkan oleh 2 kelompok.
- Tiap pemain mula-mula diberi uang monopoli dengan jumlah yang sama besar
- Permulaan membuang dadu bergiliran, angka yang terbanyak main dahulu. Permainan dimulai di petak start. Setelah itu poin pemain dijalankan bergiliran sesuai dengan angka dadu kepetak-petak menurut arah panah.
- Jika pemain berhenti di salah satu kotak, maka pemain harus mengambil kartu soal sesuai dengan warna kotak.
- Pemain harus dapat menjawab pertanyaan tersebut dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
- Jika pemain berhasil menjawab dengan benar, maka pemain tersebut berhak membeli areal tersebut. Namun, jika pemain tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut, maka pertanyaan tersebut dikembalikan ke tempatnya kemudian permainan di lanjutkan kembali.
- Jika area yang sudah dibeli, disinggahi oleh pihak lawan, maka lawan wajib membayar denda sesuai dengan harga areal tersebut.
- Dalam permainan ini, pemenang adalah pemain yang banyak memiliki rumah serta memiliki uang yang lebih banyak dari permainan lawan.
Dengan demikian metode permainan monopoli matematika diharapkan dapat menjadi daya tarik peserta didik karena mereka dapat belajar sambil bermain. Sehingga metode permainan monopoli matematika ini sangat cocok diterapkan oleh para  pendidik untuk  dapat membantu peserta didik agar lebih menyukai pelajaran matematika. Dan dapat merubah paradigma masyarakat yang menganggap matematika sebagai momok yang menakutkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI