Mohon tunggu...
Siti Nuralfa Amanda
Siti Nuralfa Amanda Mohon Tunggu... Mahasiswa PGSD Universitas Ngudi Waluyo, Ungaran

Hobi saya adalah membaca buku, selain itu kesibukan saya sehari-hari adalah bekerja.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Visual, Digital, dan Bermakna: Wajah Baru Pembelajaran Masa Kini

13 Oktober 2025   19:18 Diperbarui: 13 Oktober 2025   19:37 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siti Nuralfa Amanda (134241008) Mahasiswa PGSD Universitas Ngudi Waluyo

Perkembangan teknologi yang pesat telah mengubah wajah dunia pendidikan. Ruang belajar kini tidak lagi terbatas pada papan tulis dan buku teks, melainkan berkembang menjadi ruang yang lebih visual, digital, dan bermakna. Perubahan ini bukan sekadar mengikuti arus zaman, melainkan kebutuhan untuk menghadirkan pembelajaran yang hidup, relevan, dan berpusat pada peserta didik.


Anak-anak masa kini tumbuh di lingkungan yang penuh dengan tayangan visual — dari media sosial hingga permainan edukatif. Oleh karena itu, pembelajaran berbasis visual menjadi penting karena membantu siswa memahami konsep abstrak dengan lebih mudah. Misalnya, sistem tata surya akan lebih menarik bila divisualisasikan dalam bentuk animasi dibanding hanya dibaca dalam buku. Media visual bukan sekadar hiasan, tetapi jembatan antara konsep dan imajinasi.


Selain itu, digitalisasi membuka akses belajar yang luas dan fleksibel. Guru dan siswa dapat berinteraksi melalui platform seperti Google Classroom, Canva, atau Quizizz. Namun, pembelajaran digital tidak otomatis bermakna. Tanpa perencanaan yang matang, teknologi justru bisa membuat belajar dangkal. Karena itu, keberhasilan pembelajaran digital bergantung pada kreativitas guru dalam merancang kegiatan belajar yang interaktif dan relevan dengan kehidupan siswa.


Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang bermakna, yaitu ketika siswa mampu mengaitkan materi dengan pengalaman sehari-hari. Misalnya, saat belajar tentang lingkungan, mereka dapat langsung terlibat dalam kegiatan memilah sampah atau membuat kompos. Belajar seperti ini melatih kepedulian, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis.


OPINI


Menurut saya, wajah baru pembelajaran masa kini tidak hanya tentang penggunaan teknologi atau media modern, tetapi juga tentang hubungan manusiawi antara guru dan siswa. Guru bukan lagi satu-satunya sumber ilmu, melainkan fasilitator yang membimbing siswa menemukan makna belajar mereka sendiri. Sementara itu, siswa bukan penerima pasif, melainkan peserta aktif yang berperan dalam membangun pengetahuan. Hubungan yang kolaboratif dan setara inilah yang menjadikan proses belajar lebih hidup dan bermakna.

Saya meyakini bahwa perubahan paradigma ini menuntut guru untuk terus belajar dan beradaptasi. Guru harus berani keluar dari zona nyaman, mencoba metode baru, dan membuka diri terhadap perkembangan teknologi. Namun, di sisi lain, teknologi tidak boleh menggantikan kehangatan interaksi manusiawi antara guru dan murid. Tatapan mata, sapaan hangat, dan apresiasi sederhana dari guru masih menjadi sumber motivasi terbesar bagi anak-anak untuk terus belajar. Teknologi hanyalah alat bantu, sedangkan sentuhan manusiawi adalah jantung dari pendidikan itu sendiri.

Saya percaya, jika pembelajaran visual dan digital dapat diarahkan dengan baik serta diimbangi dengan nilai-nilai kemanusiaan, maka pendidikan Indonesia akan mampu melahirkan generasi yang tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga matang secara emosional dan sosial. Generasi seperti inilah yang akan menjadi wajah baru bangsa — kreatif, peduli, dan adaptif menghadapi masa depan yang terus berubah.

Akhirnya, kita perlu menyadari bahwa pembelajaran yang efektif tidak hanya mengandalkan alat atau platform digital, tetapi juga hati dan nilai-nilai kemanusiaan di dalamnya. Visual menjadikan belajar menarik, digital mempermudah akses, dan kebermaknaan menjadikan ilmu bertahan dalam kehidupan. Wajah baru pembelajaran bukan hanya tentang kemajuan teknologi, melainkan tentang bagaimana pendidikan mampu menyentuh akal sekaligus nurani. Pendidikan yang visual, digital, dan bermakna adalah pendidikan yang menyiapkan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bijak menghadapi tantangan masa depan.


Disusun oleh:

Siti Nuralfa Amanda

134241008


Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun