Mohon tunggu...
Siti Nazarotin
Siti Nazarotin Mohon Tunggu... Dinas di UPT SD Negeri Kuningan Blitar

Tebarkan manfaat lewat kata-kata. Akun Youtube: https://youtube.com/channel/UCKxiYi5o-gFyq-XmHx3DTbQ

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Menemukan Filosofi Hidup dalam Goresan Kuas Mora John

12 Mei 2025   21:56 Diperbarui: 13 Mei 2025   20:32 1205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stand pameran dipenuhi karya seni mahasiswa DKV dan Sastra UM  | Foto: Siti Nazarotin

6. Perjamuan Duniawi
Lukisan terakhir ini adalah refleksi penerapan nilai-nilai Stoikisme dalam kehidupan modern yang serba cepat dan penuh distraksi. Mora John memadukan elemen-elemen kehidupan kekinian dengan simbol ajaran stoik, menciptakan perjamuan visual antara nilai klasik dan tantangan kontemporer.

"Karya ini membahas penerapan filsafat Stoikisme dalam menghadapi negeri ini yang penuh lelucon, mengandung kritik terhadap keadaan negeri kita pada kondisi sekarang." Terang Mora John.

Karya Mora Jhon yang berjudul Perjamuan Duniawi terpampang apik di sudut stand pameran | Foto: Siti Nazarotin
Karya Mora Jhon yang berjudul Perjamuan Duniawi terpampang apik di sudut stand pameran | Foto: Siti Nazarotin

Lebih dari Sekadar Visual: Pesan di Balik Warna dan Bentuk

Bagi Mora John, seni tidak sekadar keindahan visual, tapi juga pemaknaan mendalam. Ia ingin pengunjung memahami bahwa setiap lukisan menyimpan pesan, bukan sekadar tampilan.

Ketika pengunjung pameran bertanya tentang konsep lukisannya, Mora John merasa senang karena itu berarti karyanya telah berhasil menyentuh dan menggerakkan hati.

"Saya ingin penonton mendapat insight baru tentang hidup. Bahwa dalam seni lukis, ada pesan yang bisa kita renungkan," ujarnya.

Pameran sebagai Jalan Menuju Masa Depan

Tak hanya sebagai ajang memamerkan karya, pameran ini juga membuka jalan karier bagi Mora John. Ia mendapat beberapa tawaran kolaborasi, yang semakin membakar semangatnya untuk terus berkarya dan mengembangkan diri. Ia aktif di media sosial sebagai wadah untuk membagikan proses dan hasil karyanya, sebagai strategi untuk menapaki dunia seni secara profesional.

Sebagian karya yang dipamerkan di  Designoholic X Navastra  | Foto: Siti Nazarotin
Sebagian karya yang dipamerkan di  Designoholic X Navastra  | Foto: Siti Nazarotin

Antara Perfeksionisme dan Proses Kreatif

Meski begitu, proses kreatif tidak selalu mudah. John mengaku perfeksionis, dan ini kadang membuatnya kelelahan dan jenuh. Untuk mengatasinya, ia mencoba menetapkan skala prioritas, menyeimbangkan antara kepuasan berkarya dan batas waktu, serta memberi ruang istirahat ketika mulai merasa jenuh.

Hasil karya seni yang harus diapresiasi tinggi | Foto: Siti Nazarotin
Hasil karya seni yang harus diapresiasi tinggi | Foto: Siti Nazarotin

AI: Ancaman atau Peluang bagi Seniman?

Ketika ditanya tentang AI, Mora John memberi pandangan yang bijak. Menurutnya, AI bukanlah ancaman, melainkan alat yang bisa membantu. Seni yang sejati tetap lahir dari rasa dan proses, sedangkan AI hanya meniru. "Hasil karya seni adalah buah hati dan jiwa, sementara AI hanya pemenuhan konten," tegasnya.

Seni dalam Budaya, Seni dalam Hidup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun