Mohon tunggu...
Siti Nazarotin
Siti Nazarotin Mohon Tunggu... Guru - Dinas di UPT SD Negeri Kuningan Blitar

Tebarkan manfaat lewat kata-kata. Akun Youtube: https://youtube.com/channel/UCKxiYi5o-gFyq-XmHx3DTbQ

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Gambar Wajah di Telunjukku, Antara Lucu dan Malu

5 Maret 2020   06:11 Diperbarui: 5 Maret 2020   06:39 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: cimuttiadatara.blogspot.com

Semua orang pasti mempunyai kenangan masa lalu baik itu menyenangkan maupun menyedihkan, bahkan tak sedikit yang mempunyai kenangan masa lalu yang menjengkelkan maupun kenangan lucu.

Kenangan masa kecil, saat SD, SMP, SMA bahkan kenangan masa-masa kuliah sering membekas sampai dewasa. Karena begitu dalamnya peristiwa atau kejadian yang dialami seseorang, maka  akan selalu diingat sepanjang hayat.

Begitu halnya denganku. Ada beberapa peristiwa masa lalu yang sampai sekarang masih kuingat dengan sangat jelas. Salah satunya adalah kejadian yang pernah aku alami di waktu kuliah.

Sekitar tahun 90 an, aku kuliah pada salah satu perguruan tinggi negeri di kota Malang. Suatu saat, ketika masuk kelas dengan salah satu mata kuliah yang diampu oleh  Dosen sebut saja Pak Danu, seperti biasanya aku dan teman-teman berdesakan memasuki ruangan karena ingin mendapatkan tempat duduk yang strategis.

Strategis yang dimaksud di sini tentunya dengan versi yang berbeda antara mahasiswa satu dengan mahasiswa lainnya. Ada yang ingin mendapatkan tempat duduk di depan agar bisa mendengarkan keterangan dosen dengan jelas dan seksama. Ada yang ingin mendapatkan tempat duduk di belakang karena kalau ngantuk tidak kelihatan oleh dosen. Dan beragam alasan dan tujuan lainnya.

Kebetulan pada saat itu, aku mendapatkan tempat duduk di  deretan barisan tengah, duduk bersebelahan dengan temanku Yuni, kita berdua  berasal dari SMA yang sama, dulu satu kelas lagi. Bisa dibayangkan bagaimana hubungan kitakan? Sudah sangat akrab.

Beberapa menit perkuliahan berlangsung, seperti biasanya dosen bicara panjang lebar menerangkan mata kuliahnya. Waktu begitu lama kurasakan. Keterangan dosen mulai membosankan. Ide usilku pun datang. Ahai...

Iseng aku mulai mencoret-coret jari telunjukku sebelah kiri dengan bolpoin. Aku gambari telunjukku membentuk sebuah wajah. Lalu aku raih pucuk jilbabku yang menjuntai untuk aku pakaikan pada telunjuk kiriku tersebut.

Sumber: oddee.com
Sumber: oddee.com
Taraa...

Telunjukku menyerupai seorang perempuan memakai jilbab. Aku perlihatkan telunjukku pada Yuni dan seketika pecah tawa kita berdua. Kita berdua tak menyadari kalau suara tawanya terlalu keras, hingga Pak Danu menghentikan bicaranya dan menegur kita tentu saja dengan marah.


Aduuuuh malunya aku. Tidak hanya ditegur saja, aku disuruh ke depan untuk pindah tempat duduk. Tentu saja seisi ruangan matanya tertuju padaku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun