Mohon tunggu...
Siti Mugi Rahayu
Siti Mugi Rahayu Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru yang tertarik pada pendidikan yang humanis.

Mengajar di SMA Al Muslim

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tahun 2012, Semua Keluarga Harus Punya Kurikulum Sendiri

30 Desember 2011   00:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:35 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Menyongsong tahun 2012, kita harus memikirkan resolusi untuk berbagai perubahan yang positif di bidang apapun. Salah satu bidang yang sangat penting selain karir kita, tentu adalah keluarga. Kesuksesan dalam berkarir dan berkarya akan tiada artinya jika keluarga tak terawat dengan baik. Setiap kesuksesan berasal dari perencanaan yang matang.

Kurikulum rumahan yang dibuat adalah serangkaian kesepakatan yang dilakukan orang tua dan seisi rumah untuk melakukan kegiatan bersama mencapai target-target tertentu. Harus dibicarakan karena kurikulum ini akan melibatkan semua orang yang ada di dalam rumah. Buatlah kesepakatan bagaimana melakukannya, atau bagaimana jika ternyata aturan tersebut dilanggar. Hal ini akan menumbuhkan tanggung jawab dari setiap anggota keluarga. Hal yang juga penting, jika ini menjadi kesepakatan bersama  maka  semua orang bisa saling mengingatkan dan memberikan kekuatan satu sama lain untuk berhasil mencapai tujuan.

Setiap orang tua harus memahami bahwa sukses itu bertujuan dan terencana. Tidak mungkin kita mengatakan sukses melakukan sesuatu jika tidak ada indikator kesuksesan itu sendiri. Maka dalam hal ini, target kurikulum menjadi tolak ukur pencapaian.

Kurikulum keluarga bisa  berisi  rencana atau target yang harus diraih setiap keluarga dalam kurun waktu tertentu. Bisa mingguan, bulanan, atau tahunan. Contoh gambaran kurikulum rumahan bulanan  adalah sebagai berikut :


  1. Bulan Januari,   Anda targetkan perubahan perilaku dari Anda sebagai orang tua dan anak-anak. Misalnya : Tepat Waktu. Point-point yang termasuk tepat waktu bisa : pulang sekolah tepat waktu, makan tepat waktu, Sholat tepat waktu, dan sebagainya.
  2. Bulan Pebruari, jika diasumsikan keluarga Anda sudah bisa mencapai target pertama, maka Anda bisa menambahkan target baru, misalnya : Menjaga Kebersihan. Hal-hal yang bisa masuk ke dalam target ini adalah membuang sampah pada tempatnya, simpan semua barang pada tempatnya, atau canangkan rumah bebas rokok. Jangan lupa menyiapkan tempat sampah untuk mendukung target ini.
  3. Bulan Maret, jika diasumsikan target Bulan Januari dan Pebruari telah sukses dan masih terus dilaksanakan, beri target baru. Ambil saja contoh mudah : Perbaiki Komunikasi. Anda bisa bersama-sama menyepakati untuk membiasakan melakukan 3 S (senyum, salam, sapa). Bisa juga tambahkan salim (cium tangan) kalau anak akan pergi sekolah atau pulang sekolah.
  4. Bulan April, canangkanlah target Hemat. Artinya, setiap orang harus melakukan penghematan: hemat uang belanja, hemat uang jajan, hemat listrik, hemat air dan sebagainya. Bisa saja di bulan ini Anda ajak anak Anda belajar menabung di bank, atau Anda pasang stiker Hemat Energi di beberapa sudut rumah.
  5. Silahkan Anda lanjutkan sendiri.


Aturlah goals sesuai harapan keluarga Anda. Sebagai orang tua, tentu Anda harus jadi orang pertama yang melakukan hal-hal dalam target keluarga. Perkecil kegagalan dengan melakukan hal-hal sederhana terlebih dajulu. Hal-hal simple seperti kebiasaan sehari-hari bisa menjadi prioritas pencapaian bulan-bulan pertama. Pencapaian  semua hal sederhana ini  justru akan menimbulkan perasaan sukses dan semangat untuk mencapai goals yang lebih tinggi. Percaya atau tidak, kesuksesan penanaman pendidikan karakter dimulai dari hal-hal mudah seperti di atas, di rumah. Kalau anak sudah terbiasa melakukan ini, dia akan tetap melakukannya di rumah ataupun di sekolah.

Sukses deh! Selamat mencoba Kurikulum Rumahan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun