Aku Eksis dengan MenulisÂ
Â
Terperangkap dalam persepsi
Mengerdilkan kemampuan diri
Menjadi penulis hanya ilusi
Yang tak mungkin bisa terbukti
Belajar menulis sepenuh hati
Mengantarkan kita pada mimpi-mimpi
Menjadi penulis yang selalu dinanti
Yang karyanya melekat di hati
Bersyukur diri pada Ilahi
Bergabung komunitas pembelajar sejati
Haus ilmu selalu memotivasi
Melangkah bersama majukan negeri
Â
A. Pentingnya Bergabung Komunitas MenulisÂ
Selama ini saya memiliki persepsi bahwa menulis hanya bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu yang memiliki bakat. Tetapi ternyata persepsi saya salah, karena sejatinya setiap orang bisa menulis. Begitulah pandangan saya mulai terbuka sejak mengikuti Pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang 27. Sebenarnya saya sangat menyesal mengikuti Pelatihan BM ini. Ya, menyesal! Kenapa tidak dari dulu bergabung dengan group yang luar biasa ini?
Sejak awal bergabung dengan group WA Belajar Menulis Gelombang 27, energi positif sangat saya rasakan. Sebelum pelatihan dimulai, setiap peserta diminta untuk memiliki akun blog. Dari langkah awal ini, sudah membuat saya selangkah lebih maju, bukan dari orang lain, tetapi selangkah lebih maju dari diri saya sebelumnya. Sebelumnya saya juga pernah membuat blog, tetapi selalu kandas, karena jarang dikunjungi apalagi diisi dengan postingan artikel, alhasil blog saya usang, banyak sarang laba-laba, dan ah sudahlah, saya malah lupa paswordnya.
Dari tuntutan pertama di group ini, saya akhirnya membuat akun di kompasiana, yaitu tepatnya tanggal 13 Agustus 2022. Tidak sulit untuk membuat akun di sana, karena dengan mengetikkan kata kunci di google, kita akan dituntun untuk membuat akun sampai bisa. Dari langkah awal ini, saya coba-coba memposting sebuah dongeng yang biasa saya ceritakan kepada buah hati sebelum dia tidur. Ternyata postingan pertama ini mendapat label "pilihan" dari editor kompasiana. Saat itu saya belum ngeh tentang label "pilihan" ini. Setelah beberapa kali memposting, saya baru tahu bahwa artikel dengan label "pilihan" adalah artikel yang direkomendasikan editor untuk dibaca pembaca kompasiana.
B. Materi Pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang 27
Pertemuan pertama pelatihan baru dimulai tanggal 22 Agustus 2022. Pada pertemuan pertama ini, peserta langsung diasuh oleh pemrakarsa pelatihan belajar menulis ini, yaitu Bapak Dr. Wijaya Kusumah, M. Pd atau biasa disapa Om Jay. Om Jay memotivasi peserta untuk menulis setiap hari dengan mantra ajaib beliau "Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi". Dari pertemuan pertama ini, saya menantang diri sendiri untuk menulis setiap hari di kompasiana, dan Alhamdulillah hingga saat ini, komitmen itu masih terus saya jaga. Semoga bisa istiqomah seperti Om Jay yang sudah konsisten menulis di blog selama 14 tahun.
Pertemuan kedua, narasumber yang dihadirkan yaitu Ibu Dra. Sri Sugiastuti, M. Pd. atau yang biasa disapa dengan Bu Kanjeng. Beliaulah yang menyadarkan saya bahwa menulis bukanlah bakat, melainkan keterampilan tertinggi setelah berbicara, mendengar, dan membaca. Keterampilan menulis ini sejatinya dimiliki setiap orang tetapi harus terus diasah agar bisa berkembang. Bu Kanjeng mengajak peserta menjadikan penulis sebagai passion, sehingga merasa ada yang kurang jika sehari saja tidak menuangkan ide dalam bentuk tulisan.
Pertemuan ketiga dan seterusnya selalu menyajikan materi yang luar biasa dengan narasumber yang pakar di bidangnya.
C. Membangun Komitmen Menulis
Untuk membangun motivasi menulis, kita harus mengetahui tujuan menulis, teknik menulis, dan kemauan untuk mulai menulis dari sekarang, jangan ditunda!
Kemudian lakukan langkah berikut agar kita menjadi penulis yang baik :
1. Perbanyak membaca, hal ini akan memperkaya diksi, menambah inspirasi, dan memotivasi diri untuk berkarya seperti penulis lain.
2. Lakukan diskusi, diskusi dengan teman sejawat, mentor, atau pakar yang ahli di bidang penulisan.
3. Memiliki kepekaan, peka melihat keadaan dan kondisi saat ini, karena dengan mengangkat tema yang sedang tren tentu tulisan kita akan diminati pembaca.
4. Bersosialisasi, agar dapat mengambil hikmah dari peristiwa yang dialami orang lain.
Adapun hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum menulis, diantaranya :
6. Menggali dan menemukan gagasan/ide
7. Menentukan tujuan, genre, dan segmen pembaca
8. Menentukan topik/tema yang akan diangkat dalam tulisan kita
9. Membuat outline/ kerangka karangan
Bagi penulis pemula, kunci utama yang diperlukan adalah ketekunan. Kesempurnaan tulisan akan terbentuk melalui pengalaman, jam terbang, dan kemauan untuk terus memperkaya referensi bacaan. Setelah tersusun naskah kasar, langkah selanjutnya yaitu editing, revishing, dan publishing.Â
D. Manfaat Menulis
Menulis adalah kegiatan positif yang memberikan banyak manfaat. Adapun manfaat menulis yang saya rasakan, meskipun pengalaman saya baru seumur jagung, diantaranya yaitu :
1. Media mengekspresikan diri
Melalui menulis kita dapat menuangkan perasaan kita tanpa ragu dan malu.
2. Menunjukkan eksistensi
Dengan menulis, orang lain menjadi tahu bahwa kita ada, bahkan melalui tulisan, nama kita akan dikenang dan kekal.
3. Sarana beramal shalih
Melalui tulisan yang bermanfaat, Insyaallah akan mendatangkan pahala bagi penulisnya.
4. Sarana menjalin silaturahim
Melalui menulis terjalin silaturahim dengan penulis lain maupun pembaca.
5. Menambah wawasan dan pengetahuan
Untuk menulis kita perlu banyak membaca, dengan banyak membaca akan memperkaya wawasan dan pengetahuan kita.
6. Meningkatkan daya inisiatif dan kreativitas
Menulis membutuhkan keterampilan berinisiasi dan kreativitas untuk merangkai kata demi kata agar menjadi kalimat yang padu dan apik untuk dibaca dan dipahami pembaca.
E. Pengalaman Menulis
Menulis memberikan kesan yang begitu berarti dan berkesan bagi pelakunya, khususnya saya pribadi. Saya sangat pemula dan awam dalam hal menulis, tetapi saya pernah memiliki pengalaman menulis, yaitu pada masa kuliah. Saat itu saya sering membaca koran harian "Solopos", dan kolom yang paling saya suka adalah kolom "Ah Tenane". Kolom singkat berisikan hal-hal lucu yang dikemas dengan bahasa yang ringan dan simple. Saya coba menulis di kolom tersebut, kemudian saya kirim melalui email ke redaksi Solopos.Â
Tak disangka ternyata tulisan saya dimuat di koran ternama di kota Solo tersebut. Saya pun merasa sangat senang. Saat itu tahun 2012, saya mendapat fee sebesar Rp 75.000,00. Dari segi nominal memang tak terlalu besar, tetapi bagi seorang mahasiswa, pengalaman pertama itu menjadi hal yang tak terlupakan. Penghasilan pertama dari menulis saya belikan helm, yang sampai saat ini masih bisa saya gunakan. Di kesempatan selanjutnya saya coba mengirim beberapa artikel masih di kolom yang sama. Dan Alhamdulillah sempat dimuat beberapa kali. Pengalaman itu menjadikan saya kini bersemangat menulis kembali, bukan karena uang, melainkan kepuasan dan kebanggaa ketika tulisan kita tampil di surat kabar tertentu atau bahkan terwujud dalam bentuk buku.
Â