Pernikahan merupakan suatu seremoni pengukuhan atas hubungan asmara dua insan dalam suatu rangkaian acara yang sakral. Dua orang yang menikah berarti telah melalui tahap demi tahap yang menguji komitmen dan kepercayaan satu sama lain dalam hubungan percintaan.
Pernikahan, juga kerap dianggap sebagai "gerbang" bagi pasangan manusia untuk melangkah menuju kehidupan setelah pernikahan. Kehidupan setelah ijab kabul sering disebut sebagai "life after marriage". Pada fase ini, kehidupan tidak hanya tentang diri kita dan pasangan. Sebagai pasangan suami-istri, yang selanjutnya disebut pasutri, kehidupan setelah hari pernikahan tidak seindah acara resepsi.Â
Ada ungkapan yang cukup lazim diungkapkan orang-orang yang datang di pesta pernikahan kita: "Selamat Menempuh Hidup Baru".
Kehidupan rumah-tangga akan penuh dengan lika-liku bak sebuah bahtera yang mengarungi samudera luas. Tidak ada laut yang tenang. Tiada hari tanpa guncangan. Bahkan tak ada marka jalan.
Kehidupan setelah ijab kabul dapat berhasil dilalui apabila kedua insan yang menikah telah memahami satu sama lain dan sudah mencapai usia kedewasaan yang matang.
Menikah, memang hal yang mudah dilakukan. Apabila kita hanya menyoal pesanan katering, dekorasi, dan tukang rias. Pernikahan akan menjadi sulit, bilamana kita tidak mampu bertahan walau hanya duduk di pelaminan bersama orang yang asing bagi kita.
Sekali lagi, pernikahan bukan sekadar mahalnya suvenir dan hiburan semalam suntuk.
Menikah, berarti siap untuk berkomitmen. Menikah, berarti telah memahami sederetan daftar hak dan kewajiban bagi masing-masing pasangan. Menikah, berarti keseriusan tingkat tinggi dalam hubungan. Menikah, berarti tidak mudah mengatakan pisah, apapun yang kelak terjadi.
Apabila seseorang hendak menikah, pihak KUA selalu menanyakan perihal keseriusan dan pengetahuan seseorang akan kehidupan pernikahan.
Orang yang akan menikah pasti diberikan nasehat agar semakin mantap dengan pilihan hatinya, sehingga "bercerai" bukanlah solusi dalam mengatasi permasalahan rumah-tangganya kelak.