Mohon tunggu...
Siti Fatimah Hestiyanti
Siti Fatimah Hestiyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kontribusinya dalam Pemilu Dapat Dicontoh bagi Para Pemuda di Indonesia

3 Juni 2022   08:33 Diperbarui: 3 Juni 2022   08:37 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia adalah negara yang menerapkan demokrasi didalamnya. Dengan adanya demokrasi, kebebasan warga Indonesia menjadi tidak terkekang. Dan tidak hanya itu, Indonesia selalu melaksanakan pemilihan umum (pemilu) setiap 5 tahun sekali. Dan tidak pernah absen untuk mengadakan acara demokrasi tersebut.

KPU pun menyiapkan pemilu ini jauh-jauh hari bahkan disiapkan beberapa bulan dan tahun sebelum acara pemilu diadakan. Banyak sekali yang harus disiapkan oleh KPU agar pemilu di Indonsesia dapat berjalan dengan lancar dan sebagai mestinya pemilu berjalan. 

Seperti menyiapkan pendaftaran bagi calon pasangan yang ingin maju, menetapkan calon pasangan yang siap untuk dipilih. Dan tidak hanya itu saja, mereka menyiapkan apa saja yang diperlukan di TPS, seperti mencari panitia-panitia yang bersedia untuk mengeluarkan seluruh tenaganya agar pemilu di seluruh Indonesia berjalan lancar, mencari panitia-panitia TPS yang jujur, serta mencari relawan demokrasi pemilu. Dan masih banyak lagi.

Disini penulis bertemu dengan salah satu relawan demokrasi pemilu di Kota Pasuruan. Dia adalah salah satu mahasiswi di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di daerah Jawa Timur. Dia memiliki nama Azzah Rihhadatul A atau biasa dipanggil Azzah. Dia menceritakan bagaimana pengalamannya saat menjadi relawan demokrasi pemilu di Kota Pasuruan.

Untuk menjadi relawan demokrasi pemilu ini ternyata KPU lah yang membuka pendaftarannya untuk umum. Kemudian KPU akan memilih siapa yang berhak dan cocok menjadi relawan demokrasi pemilu ini melalui wawancara secara langsung dengan petugas KPU. Jika lolos, maka petugas KPU yang akan menghubungi kembali peerta yang telah daftar. Dalam tahap ini, ternyata Azzah lolos dan diterima menjadi bagian dari relawan demokrasi pemilu.

Selain itu di dalam relawan demokrasi pemilu tersebut dibagi menjadi beberapa bagian. Ada yang ditugaskan untuk dibagian remaja, orang-orang dewasa, dan para lansia. Disini Azzah terpilih dibagian remaja. Untuk tugas-tugasnya, ia memberikan sosisalisasi kepada para remaja di kisaran usia 17 tahun hingga 20 tahun dan kepada anak-anak sekolah mengenai pentingnya diadakan pemilu. Tujuannya adalah agar tidak ada lagi masyarakat Indonesia yang menyepelekan pemilu dan menjadi golput atau golongan putih. Meskipun begitu, tugas relawan demokrasi pemilu ini tidak patut untuk disepelekan. Karena, jika masyarakat tidak diberi pengetahuan atau wawasan tentang pemilu, mereka akan percaya dengan banyaknya hoax atau berita bohong yang ada diluar sana dan setelah itu menjadi golongan putih (golput). Padahal pemilu adalah acara yang besar dalam demokrasi.

Kemudian dampak yang diterima saat menjadi relawan demokrasi pemilu baginya adalah lebih memahami seberapa penting demokrasi di negara kita ini yakni negara Indonesia. Jika pemilu saja tidak berjalan dengan lancar dan sebaik mungkin, bagaimana demokrasi di Indonesia akan berjalan. Maka dari itu, pemilu di Indonesia sangatlah penting.

Akan tetapi, saat menjalankan tugasnya sebagai relawan demokrasi pemilu pasti akan selalu ada keluh kesahnya. Untuk keluh kesah baginya adalah pada teman timnya sendiri. Di setiap timnya akan terdiri dari lima orang relawan demokrasi pemilu. Dan tugasnya mengharuskan membuat acara sosisalisasi mengenai pemilu pada remaja setidaknya 1 bulan sekali. Kendala untuk baginya adalah seperti contohnya banyaknya perbedaan pendapat dalam tim, dan kurangnya tanggung jawab teman-teman timnya dalam menjalankan tugasnya. Jadi karena itu lah yang dapat menghambat kerja sama tim. Meskipun begitu, Azzah tetap menjalankan tugasnya sebaik mungkin agar pemilu yang ada di Indonesia dapat berjalan lancar dan sebaik mungkin.

Kemudian pesan Azzah kepada para pemuda dan juga kepada warga Indonesia. Dia berkata bahwa kita sebagai rakyat Indonesia yang negaranya menganut sistem demokrasi, satu suara kita sangatlah penting untuk kemajuan masa depan negara Indonesia. 

Di mata demokrasi, posisi kita sama dan tidak ada yang dibedakan. Jadi tidak ada alasan bagi kita untuk tidak berpartisipasi dalam acara demokrasi ini demi memajukan negara Indonesia. Serta untuk para pemuda, jangan lupa untuk ikut berpartisipasi entah itu menjadi panitia TPS, ataupun menjadi relawan demokrasi pemilu juga. Karena, jika tidak ada para pemuda yang mau menjadi panitia, siapa yang akan mengganti orang-orang tua yang menjadi panitia pemilu. 

Menjadi panitia pemilu memanglah lelah, bahkan bisa menghabiskan waktu seharian full bahkan bisa juga memakan waktu 2 hari dan juga lebih. Tetapi, tetap harus ada para pemuda yang bersedia untuk menjadi panitia dalam pemilu dan menjadi relawan dalam pemilu. Agar pemilu di Indonesia tetap berjalan terus. Dan juga para pemuda juga harus ikut turut andil dalam pemilu di Indonesia. Karena yang menggantikan memimpin negeri ini, siapa lagi jika bukan kita para pemuda yang ada di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun