Mohon tunggu...
Siti Fatimah azzahra
Siti Fatimah azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswi

Hallo kenalin namaku Siti Fatimah,Mahasiswa Semester 3 Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah UIN Saizu Purwokerto Saya seorang mahasiswa yang penuh semangat dan cinta terhadap dunia komunikasi. Saat ini, saya sedang menempuh pendidikan di jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam di UIN Saizu Purwokerto. Passion saya terletak pada menyebarluaskan informasi dan nilai-nilai positif melalui media. Di blog ini, saya akan berbagi berbagai perspektif tentang komunikasi, dakwah, dan isu-isu terkini yang relevan dengan kehidupan kita sehari-hari. Saya percaya bahwa komunikasi yang baik dapat membangun jembatan antar budaya dan mempromosikan pemahaman yang lebih dalam. Mari berdiskusi dan berbagi pengetahuan bersama! Ikuti perjalanan saya di dunia komunikasi dan dakwah, dan jangan ragu untuk memberikan komentar atau saran. Terima kasih telah mengunjungi blog saya!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Takut Lepas dari Pekerjaan Nyaman

16 Oktober 2025   13:15 Diperbarui: 16 Oktober 2025   13:15 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tapi tentu saja, tidak semua orang bisa langsung begitu. Ada yang butuh waktu untuk keluar dari zona nyaman. Aku sendiri kadang juga takut membayangkan dunia kerja yang keras. Takut gagal, takut tidak cukup baik. Tapi aku juga tahu bahwa rasa takut itu tidak boleh membuatku berhenti. Kalau terus-terusan memeluk pekerjaan yang tidak aku cintai, aku hanya akan kehilangan versi terbaik dari diriku sendiri.

Dalam pandangan yang lebih luas, fenomena job hugging juga menunjukkan ketimpangan dalam sistem kerja kita. Banyak perusahaan yang menuntut loyalitas tinggi, tapi tidak selalu memberikan penghargaan yang setimpal. Gaji stagnan, beban kerja berat, tapi ruang berkembang sempit. Akhirnya, karyawan merasa serba salah. Mau pergi takut kehilangan keamanan, mau bertahan takut kehilangan semangat. Situasi ini membuat banyak orang hidup di antara rasa takut dan rasa pasrah.

Namun bukan berarti tidak ada jalan keluar. Menurutku, yang bisa kita lakukan adalah menyiapkan diri sejak dini. Misalnya, memperkuat keterampilan digital, mengikuti pelatihan, memperluas jaringan, dan belajar memahami potensi diri. Dengan begitu, kalau nanti kita merasa tidak cocok di suatu pekerjaan, kita punya bekal untuk melangkah ke tempat lain. Tidak harus langsung resign, tapi punya rencana jangka panjang supaya tidak terjebak dalam kenyamanan semu.

Aku teringat satu kalimat dari dosenku, "Zona nyaman itu enak, tapi tidak ada yang tumbuh di sana." Kalimat sederhana tapi maknanya dalam. Mungkin inilah yang harus kita ingat sebagai calon pekerja muda. Tidak apa-apa merasa aman, asal jangan berhenti bermimpi. Dunia terlalu luas untuk dihabiskan di tempat yang membuat kita merasa kecil.

Pada akhirnya, job hugging bukan hanya soal pekerjaan, tapi soal bagaimana kita menghadapi hidup. Apakah kita mau memilih aman tapi stagnan, atau berani tapi penuh makna. Tidak ada jawaban yang benar-benar mutlak, karena setiap orang punya prioritas berbeda. Tapi yang jelas, jangan sampai rasa takut membuat kita berhenti melangkah.

Mungkin bertahan itu perlu, tapi berkembang itu wajib. Karena pada akhirnya, rasa aman yang sejati bukan berasal dari pekerjaan yang stabil, melainkan dari keyakinan bahwa kita punya kemampuan untuk bangkit dan beradaptasi di mana pun berada. Jadi, kalau suatu hari nanti kamu merasa terlalu nyaman, mungkin itu tanda bahwa sudah saatnya mencoba hal baru. Siapa tahu, di luar sana ada kesempatan yang justru menunggu keberanianmu untuk melepaskan pelukan itu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun