PENDAHULUAN
Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek penting yakni: mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa maka biasanya dilalui suatu hubungan urutan yang teratur. Keterampilan menyimak dan berbicara dikuasai sebelum masuk sekolah, sedangkan membaca dan menulis dipelajari di sekolah. Keempat aspek kemampuan berbahasa ini berkaitan erat dalam usaha seseorang memperoleh kemampuan berbahasa yang baik. Tetapi dari keempat aspek berbahasa tersebut, aspek membaca dan menulis memegang peranan penting. Oleh sebab itu artikel ini hanya menitikberatkan pada kemampuan membaca dan menulis saja yaitu pada aspek membaca pemahaman dan menulis resensi. Menurut Henry Guntur Tarigan (1979: 7), makna membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Untuk memperoleh pesan dari bahan yang dibaca tersebut tidak cukup dengan hanya membaca saja. Dalam kegiatan membaca kita memahami isi, ide, atau gagasan baik tersirat maupun tersurat. Agar semua informasi yang diperoleh dari kegiatan membaca bisa diserap dan bisa memperoleh ilmu pengetahuan dari apa yang dibaca, kegiatan membaca tersebut sebaiknya dilakukan dengan kegiatan membaca dalam hati yang disebut juga membaca pemahaman. Menulis menurut Slamet (2007: 96), merupakan kegiatan mengkaji pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas. Pada dasarnya, menulis itu bukan hanya berupa melahirkan pikiran atau perasaan saja melainkan juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis.Â
PENGERTIAN RESENSI
Menurut  Samad  dalam  Warsidi  (2008:8)  kata  resensi  berasal  dari  bahasa latin,  yaitu  dari  kata  kerja revidere atau recensere. Kedua kata  tersebut  berarti melihat kembali, menimbang atau menilai. Dalam bahasa Belanda dikenal dengan istilah recensie dan dalam bahasa Inggris dikenal dengan review. Berbagai istilah tersebut mengacu kepada hal yang sama yaitu mengulas sebuah buku.Â
Arifin  dan  Tasai (2008:  235)  mengemukakan resensi adalah  suatu  tulisan atau  ulasan  mengenai  nilai  sebuah  hasil  karya  atau buku,  resensi  dapat  juga dikatakan  sebagai  suatu  komentar  atau  ulasan  seorang  penulis  atas  sebuah  hasil karya, baik buku, film, karya seni, maupun produk yang lain.Â
Selain  itu,  Suwarna  (2012:  33)  mendefinisikan  bahwa meresensi  adalah memindahkan  buku  ke  dalam  bentuk  tulisan  yang berbeda,  inti  dari  kegiatan meresensi adalah  mengomentari,  menilai, mengonfirmasikan isi buku  yang berisi informasi dan penting dibaca oleh khalayak pembaca, seorang peresensi haruslah memosisikan dirinya sebagai penilai yang objektif.
Belajar adalah sebuah penyesuaian diri terhadap lingkungan. Pembelajaran yang sesuai dengan kehidupan nyata yang terjadi di sekitar peserta didik memberikan makna hidup bagi peserta didik. Pembelajaran menulis resensi perlu mempertimbangkan relevansinya dengan kebutuhan informasi masyarakat, latar belakang sosial dan kultural, silabus, sumber belajar, serta ketersediaan sarana /media.Â
Belajar adalah beraktivitas atau melakukan sesuatu. Berkenaan dengan pembelajaran menulis resensi, peserta didik dituntut untuk melakukan kegiatan yang melibatkan aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Peserta didik tidak sekadar menerima dan menelan konsepkonsep yang disampaikan guru, tetapi peserta didik beraktivitas langsung. Realisasinya dalam pembelajaran, peserta didik melakukan kegiatan membaca buku sebelum menulis resensi dan melakukan kegiatan menulis resensi. Melalui kegiatan ini, peserta didik berkesan dan tidak mudah melupakan materi pembelajaran.Â
Belajar adalah untuk mendapatkan pengalaman. Pembelajaran yang bervariasi memberikan pengalaman yang menyenangkan dan mengesankan. Sumber pembelajaran resensi yang beragam memberikan banyak contoh yang dapat dipelajari. Pembelajaran yang bervariasi lebih bermakna karena peserta didik tidak merasa bosan. Demikian pula makin banyak contoh dan/atau dari sumber yang berbeda-beda membuat peserta didik memilki banyak pilihan.
Keterampilan Membaca Sekilas dan Kritis Karya IlmiahÂ
Membaca sekilas (skimming) termasuk dalam membaca ekstensif (extensive reading) dan membaca kritis (critical reading) termasuk dalam membaca telaah isi (content study reading) yang mana bagian dari membaca intensif (intensive reading). Membaca sekilas (skimming) dilakukan dengan proses merekam kata acak secara cepat pada sebuah teks bacaan. Teknik membaca sekilas merupakan kegiatan membaca yang lebih menyeluruh dan memerlukan keterampilam khusus dari pembaca. Manfaat dari keterampilan membaca sekilas agar lebih mudah untuk memahami isi teks dari suatu bahan bacaan dan dapat menghemat waktu karena pembaca menggunakan keterampilan membaca sekilas ini hanya membutuhkan waktu untuk mencari topik yang mereka cari dalam daftar isi kemudian melihat sub bab dan kemudian membacanya dengan cepat dengan menggunakan teknik membaca sekilas. Setelah pembaca menentukan apa yang dicari pembaca dapat menormalkan kembali bacaan agar dapat memahami isi topik tersebut.Â