Mohon tunggu...
Siti Andina Aisyah
Siti Andina Aisyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

NIM 22107030056

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

MBTI, Sebuah Ramalan atau Pengetahuan Ilmiah

13 Februari 2023   19:16 Diperbarui: 13 Februari 2023   19:21 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: https://www.bing.com/

Pernahkah kalian mendengar kata MBTI? Bagi kalian pecinta idol korea pasti sudah tidak asing lagi dengan kata kta MBTI karena hal itu menjadi pertanyaan yang biasa di kalangan fans idol korea. 

Bukan hanya pecinta idol korea saja, MBTI ini juga sudah di kenal luas oleh muda mudi zaman sekarang atau kadang disebut sebagai gen Z. Bagi anak anak zaman sekarang MBTI dilihat sebagai pengklasifikasian apakah seseorang itu termasuk introvert atau ekstrovert, padahal MBTI lebih dari pada pembahasan tersebut. 

Jadi apa sebenarnya MBTI itu? Lalu, bagaimana cara mengklasifikasikan intstrumen penentu MBTI tersebut? Dan ada berapa jenis pengklasifikasikna MBTI itu sendiri?

Dikutip dari halaman alodokter, MBTI atau Myers-Briggs Type Indicator adalah satu tes yang dirancang untuk mengetahui gambaran umum kepribadian, kekuatan, dan preferensi seseorang. MBTI ini dirancang atau dikemukakan oleh dua perempuan yang hebat, yaitu Katherine (1875- 1968) dan Isabel (1897- 1980). 

Mereka adalah ibu dan anak yang menjalani kehidupannya di era dimana kurangnya kesempatan bagi wanita untuk mengembangkan kemampuan dan hanya kecil kemungkinan wanita untuk berkarir. 

Namun kedua perempuan ini lahir di mana kondisi keluarga yang berlatar belakang sebagai akademisi yang menjunjung tinggi nilai pendidikan berlaku bagi semua gender, bukan hanya untuk pria saja. Hal tersebut juga membuat kita teringat salah satu pahlawan perempuan indonesia yang berjuang untuk menyamakan derajat perempuan, yaitu R.A Kartini.

Pengklasifikasian MBTI menurut teori tipologi yang dikemukakan carl gustav jung didalam salah satu karyanya yang berjudul "psychological type" pada tahun 1912 terdapat empat pengklasifikasian fungsi psikologis yang selalu digunakan oleh masyarakat dalam menjalani kehidupan, yaitu

1. Extroversion (e) -- introversion (i)

Kita sering mendengar orang itu sebagai pribadi ekstrovert dan introvert. Penilaian tersebut diambil dari salah satu penilaian MBTI ini. Bagi seseorang yang condong terhadap extrovert akan menunjukakn pribadi yang terbuka, senang berinteraksi, dan ia akan mendapat energi saat bersama orang lain dan ia mudah kelelahan jika tidak melakukan interaksi dengan orang orang di sekitarnya. 

Berbeda dengan si introvert, ia malah akan merasa kelelahan jika terus berinteraksi dengan banyak orang, ia merasa bahwa energinya akan selalu habis jika terlalu lama bersama orang. J

ika si introvert ini sudah kehabisan energi, maka ia akan menarik diri dari kerumunan dan memulai kegiatannya sendiri untuk mengembalikan energi yang telah terkuras habis dengan tidur, mendengarkan musik, melukis dan hal lainnya atau istilah kerennya adalah me time

2. Sensing (s) -- intuition (i)

Sensing dan intuition sendiri adalah skala untuk menggambarkan bagaimana seseorang mengumpulkan dan mengolah informasi yang ia terima. 

Sensing lebih menunjukan bagaimana seseorang lebih perhatian terhadap realita yang sedang ia hadapi. Tak heran jika orang yang berorientasi terhadap sensing ini lebih memilih tidak merencanakan sesuatu dan ia lebih suka menghadapi kemungkinan kemungkinan yang belum terjadi dan mulai bertindak ketika hal itu datang kepanya. 

Bertolak belakang dengan sensing, intuition lebih suka informasi yang teoritis dan abstrak. Dalam proses mengumpulkan dan mengolah informasi, ia selalu mengandalkan intuisi dan memulai menggambarkan segala kemungkinan yang akan terjadi kedepannya supaya ia tau apa yang harus ia lakukan disaat ia berada di dalam keadaan tersebut

3. Thinking (t) -- feeling (f)

Pengklasifikasikan menurut thinking dan feeling ini minilai bagaimana seseorang dapat menentukan keputusan yang bersumber dari informasi yang ia dapatkan pada level sebelumnya. 

Seorang dengan cara mengambil keputusan dengan thinking akan lebih merujuk pada fakta dan data objektif, data objektif dapat di dapat dengan pengalaman pribadi maupun pengalaman dari orang lain, sehingga dapat mengmabil keputusan dengan resiko terkecil. 

Sementara orang yang berorientasi dengan feeling pasti akna mengedepankan perasaaan atau emosinya utnutk memepertimbangkan keputusan yang akan di ambil, seperti mereka selalu mengambil keputusan dengan berusaha tidak menyakiti perasaaan siapa pun.

4. Judging (j) -- perceiving (p)

Pada skala terakhir ini ada judging dan perceiving. Pada skala ini akan menunjukan suatu cara seseorang dapat mejalani kehidupannya. Judging biasa di dapat pada diri seseorang yang memiliki sifat teguh dan tidak senang berkompromi dalam hal yang bertolak belakang dengan pendiriannya. 

Sedangkan perceiving biasanya merupakan seseorang yang tidak terlalu kolot dalam berbagai hal. Bisa dibilang orang yang menjurus pada skala ini lebih flexible dibanding dengan judging.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun