Mohon tunggu...
siti khotimah
siti khotimah Mohon Tunggu... Freelancer - Diam bukan berarti tidak tahu

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gotong Royong

21 Desember 2019   08:00 Diperbarui: 21 Desember 2019   08:06 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Gotong royong merupakan sesuatu hal yang di kenal sudah sejak lama oleh bangsa Indonesia dan di ajarkan secara turun temurun oleh para warga Indonesia. Gotong royong harus di lestarikan karena dengan gotong royong bisa memudahkan pekerjaan yang sulit di lakukan. Gotong royong dapat mempersatukan bangsa menghadapi permasalahan yang ada. Selain itu rasa solidaritas yang ada pada gotong royong juga dapat mendorong kerjsama antara individu dan juga kelompok.

Namun di desa saya semangat gotong royong mulai luntur karena di era globalisasi sekarang ini orang-orang lebih memilih pergi ke mol untuk berbelanja, bepergian bersama keluarganya atau bermain gadget. Hal ini mengakibatkan para warga bermalas-malasan untuk bekerja sama dalam upaya kepentingan desa.

Padahal dulu warga giat sekali dalam acara gotong royong seperti membersihkan desa, mempeerbaiki jalan yang berlubang, membuat salurang air agar tidak banjir saat hujan, menanam pohon, dan lain-alin. Namun sekarang ini semangat itu sudah luntur bersama perkembangan jaman. Padahal Indonesia merdeka karena adanya semangat gotong royong, kerja sama, saling membatu, dan bahu membahu memperjuangkan negara Indonesia agar merdeka.

Masyarakat sekarang sudah terkena penyakit matrealisme yang membuat mereka seperti menuhankan uang dan menganggap uang lebih penting dari apapun sehingga para warga hanya sibuk mencari uang. Mereka bahkan tidak memperdulikan keadaan sekitar lingkunagn rumah dan hanya sibuk mencari uang saja.

Bahkan para anak muda lebih suka mengobrol di cafe atau tempat nongkrong bersama teman-temannya dari pada melakukan ronda malam, mereka lebih memilih membayar petugas keamanan untuk berjaga di lingkungan rumah mereka. Berbeda dengan dulu yang masih kental dengan keakraban dengan tetangga sekitar, untuk melakukan ronda malam bersama, menonton televisi bersama di pos kamling.

Dari penguraian tersebut kita bisa membenah diri mengenai pengaruh globalisasi terhadap lingkungan tempat tinggal kita. Semangat gotong royong bisa di bangkitkan kembali dalam lingkungan masyarakat dengan cara membuat komunitas seperti sebuah organisasi kemasyarakatan. Dengan berorganisasi kita bisa mendapatkan banyak ilmu, mendapat banyak teman dan lain-lain.

Selain itu dengan berorganisasi kita juga bisa lebih mempererat tali silaturahmi dengan para tetangga yang lain. Dalam organisasi kita bisa menciptakan kembali gotong royong yang mulai luntur akibat era globalisasi ini. Kita bisa mengajak para warga bersama-sama melakukan kegiatan gotong royong. Kita sebagai generasi muda harus melestarikan budaya yang sudah ada bukan malah menghilangkan budaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun