Mohon tunggu...
Malekhah
Malekhah Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

hard work

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Webinar KKN UIN Walisongo Semarang dengan Tema "Toxic Friendship: Analisis Circle Pertemanan dengan Psikologi dan Agama"

16 November 2021   09:22 Diperbarui: 16 November 2021   12:57 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu, 14 November 2021 mahasiswa kelompok 132 KKN RDR 77 UIN Walisongo Semarang melakukan webinar online bersama dengan narasumber yang sangat luar biasa. Webinar kali ini diangkat dari masalah seputar pertemanan toxic yang terjadi di tengah-tengah lingkungan sekitar, dimana hal ini akan berdampak buruk bagi diri sendiri dan lingkungan yang ditinggali.

 Berawal dari keresahan inilah seorang individu perlu melakukan analisis pada lingkungannya sebelum memulai pertemanan. Dari keresahan yang dirasakan inilah webinar dilaksanakan dengan tema "Analisis Circle Pertemanan dengan Psikologi Dan Agama" dengan harapan setelah terlaksananya webinar ini, individu dilingkungan kita dapat mengubah pola pergaulan dalam pertemanan.

Dua narasumber di undang dalam webinar ini, seperti yang diketahui relasi kesehatan dan agama membutuhkan dua praktisi yang memahami disiplin ilmu dalam bidangnya masing-masing, beliau adalah Bapak Royanullah,M.Psi.T yang merupakan seorang narasumber yang membahas tema ini dalam sudut pandang kesehatan psikologi kemudian narasumber yang kedua Bapak Syariful Anam,M.S.I merupakan narasumber yang akan membahas tema ini dalam sudut pandang agama.

 Menurut pengertiannya toxic friendship adalah hubungan tidak sehat yang sering terjadi dilingkungan pertemanan, dimana toxic friendship akan lebih memberikan efek buruk dilingkungannya. 

Dalam materi yang disampaikan oleh bapak Rayanullah,beliau menjelaskan "ada beberapa ciri untuk mengenali toxic friendship, seperti; tidak memiliki kesempatan berbicara, selalu disalahkan atau tidak mau mengakui kesalahan, merasa membuat keputusan buruk, selalu merasa lelah ketika selesai berbicara dan merasa ketergantungan antara satu dengan yang lain" dimana seharusnya lingkungan pertemanan tercipta dengan nyaman, dimana satu dengan yang lainnya dapat menjadi pendengar dan saling melengkapi. 

Jika hal ini terus dibiarkan dan tidak disadari maka akan menimbulkan banyak dampak buruk seperti krisis kepercayaan,depresi,introvert dsb. Hal ini umumnya terjadi pada usia remaja,  banyak dari mereka yang tidak menyadari bahwa diri mereka sendiri telah menjadi korban atau bahkan pelakunya.

Agama memandang pertemanan adalah sebuah keharusan yang dianjurkan, Bapak Syariful Anam dalam materinya menyampaikan "anjuran untuk memiliki teman atau sahabat itu dijelaskan dalam surat Al-Hujarat ayat 10: "orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat" makna yang dapat diambil dari surat ini adalah perbanyaklah teman mu dimana bisa jadi suatu hari nanti Allah memberikan rahmatnya kepada dirimu melalui teman-temanmu. Meskipun begitu, pilihlah teman-temanmu yang mukmin, yang selalu mendekatkan dirimu kepada kebaikan bukan kemungkaran." 

Diakhir acara closing statement diberikan, timbul pertanyaan yang selama ini ada dibenak kita "Lalu bagaimana jika kita terjebak dalam situasi "toxic friendship"?" maka berusahalah untuk saling membicarakan antara satu dengan lainnya, jika situasi tetap tidak berubah menghindar akan menjadi langkah baik untuk melindungi diri sendiri dan orang lain. Islam juga mengajarkan kepada umatnya bahwa teman yang baik akan selalu membimbing diri kita kejalan yang lurus.

Penulis: Septi Nurrohmah

Ketua Pelaksana : Ulul Mustainah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun