Mohon tunggu...
Siti Nurrohmah
Siti Nurrohmah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bahaya Asap Rokok Bagi Kesehatan Dan Lingkungan

22 Juli 2022   01:38 Diperbarui: 22 Juli 2022   01:50 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tembakau adalah benda beracun yang dapat memberikan efek relaksasi dan menenangkan. Zat beracun dalam rokok berbahaya tidak hanya  bagi perokok aktif dan perokok pasif, tetapi juga bagi lingkungan. Menurut laporan Association of Southeast Asian Nations (SEATCA), Indonesia merupakan negara dengan  perokok  terbanyak di ASEAN. Deddy Kurniawan, Ketua Dewan Direksi FK3I  Jawa Barat, mengatakan tembakau dapat merusak lingkungan.

Kerusakan lingkungan yaitu pencemaran udara yang sangat terlihat di Indonesia. Asap tembakau memiliki nilai kandungan udara yang rendah untuk pencemaran udara, namun hal ini tidak boleh dianggap remeh. Padahal, jika diwaspadai, rokok ini bisa berbahaya bagi lingkungan, namun dampaknya tidak terlalu besar. Oleh karena itu, hal ini harus menjadi perhatian bagi masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah meningkatkan kesadaran individu dan ramah lingkungan.

Tema Hari Tanpa Tembakau Sedunia  2022 adalah Tembakau Ancaman Lingkungan Kita. Singkatnya, tembakau sekarang berbahaya tidak hanya bagi manusia, tetapi juga bagi lingkungan, termasuk air, kualitas udara, dan hewan.

Asap rokok dari asbak mengandung tiga kali lebih banyak karsinogen di udara dan 50 kali lebih banyak menyebabkan iritasi pada mata dan saluran pernapasan. Rumus sederhananya adalah semakin pendek waktu rokok dihembuskan ke udara, semakin tinggi kadar racun yang siap melayang di udara. Asap, debu dan puntung rokok juga mencemari lingkungan. Merokok tidak langsung Asap rokok yang dihembuskan dapat tetap berada di dalam ruangan selama 2-3 jam. Kalaupun asapnya seolah-olah sudah hilang, sebenarnya masih ada dan bahkan bisa menempel pada benda.

Merokok melepaskan sekitar 2,6 miliar kilogram karbon dioksida dan 5,2 miliar kilogram metana ke atmosfer setiap tahun. Kondisi ini dengan jelas menunjukkan bagaimana merokok saja berkontribusi terhadap perubahan iklim.

Satu-satunya cara untuk menghindari merokok tidak langsung adalah dengan menjauhi perokok. Penting juga untuk selalu mendorong perokok untuk merokok di tempat yang tepat. Apa lagi jika memiliki anak atau ibu hamil di rumah. Orang dewasa perlu meningkatkan kesadaran untuk  mengurangi kemungkinan bahwa bukan perokok, terutama anak-anak, dapat menghindari merokok tidak langsung. Selain itu, minum banyak air dianggap membantu membersihkan tenggorokan dan saluran udara dari asap tembakau yang tertelan dan menghindari efek kesehatan dari  asap tembakau.

Disahkannya UU 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya Pasal 113-116, menggaris bawahi keseriusan pemerintah dalam upaya penanggulangan dampak tembakau. Selain itu, sosialisasi strategi perluasan kawasan tanpa rokok (KTR) telah disepakati pada tahun 2011 melalui Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 88/Menkes/PB/I/2011, Nomor 7. Kawasan tanpa rokok adalah tempat umum yang terbuka untuk umum, meliputi tempat pendidikan dan pembelajaran dan tempat bermain anak, 

Kementerian Kesehatan juga menyelenggarakan acara berhenti merokok setiap tahunnya dalam rangka memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS)  yang diminati generasi muda. Selain itu, "Kampanye Sekolah Sehat Tanpa Merokok" sedang dikembangkan dan digerakkan bekerjasama dengan Program Kesehatan Sekolah (UKS).

Yang benar-benar perlu kita perjuangkan adalah melindungi generasi muda dari promosi dan sponsor tembakau yang terus-menerus. Hal ini berdampak serius pada keinginan generasi muda untuk merokok.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun