Mohon tunggu...
SISWANTO
SISWANTO Mohon Tunggu... Guru - GURU

Saya adalah seorang guru produktif Teknik Otomotif yang selalu berusaha mengembangkan diri demi kemajuan diri sendiri dan orang lain terutama peserta didik, sesama guru dan siapapun yang searah dan setujuan dengan saya. Motto saya "suwung pamrih tebih ajrih, langgeng tan ana bungah lan susah, anteng, mantheng, sugeng, jeneng".

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menggali dan Memberdayakan Guru Melalui Coaching untuk Supervisi Akademik

15 Juni 2023   10:06 Diperbarui: 15 Juni 2023   10:08 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Murid yang memiliki pemahaman diri, ketangguhan atau kemampuan membangun hubungan positif dengan orang lain membantu murid dalam menjalani proses pembelajaran. Misalkan murid yang mempunyai pemahaman diri yang baik maka dia akan mematuhi semua peraturan atau tata tertib (keyakinan kelas) tanpa ada paksaan. Ketangguhan murid akan membantu murid dalam melaksanakan pembelajaran yang berisi tantangan-tantangan dari guru yang berguna untuk meningkatkan kemampuan individu murid. Sedangkan kemampuan membangun hubungan positif seorang murid akan membentuk pribadi yang supel dan mampu berkolaborasi baik dengan sesama murid maupun dengan guru atau pihak lain yang berhubungan dengan pembelajaran yang terjadi. Hal-hal tersebut juga akan menentukan kesuksesan murid di masa depan karena ketiga hal tersebut merupakan soft skill yang sangat penting dalam peradaban revolusi industri 4.0 .

Hal di atas hanya cuma mimpi bila guru yang mendidik dan mengajar belum mampu menyelesaikan krisis pribadi dan mampu menjaga hubungan positif dengan sesama guru dan lingkungannya. Padahal sebenarnya pada seorang guru kemampuan dan ketangguhan tersebut sudah ada tetapi mungkin cara menggali dan memberdayakan kemampuan tersebut belum maksimal dilakukan. Hal tersebut terjawab dengan adanya coaching untuk supervisi akademik.

Poin penting yang harus dimengerti pada coaching adalah paradigma berpikir coaching yang meliputi :

  • Fokus pada coachee yang akan dikembangkan. Fokus diletakkan pada topik apa pun yang dibawa oleh rekan tersebut, dapat membawa kemajuan pada mereka, sesuai keinginan mereka
  • Bersikap terbuka dan ingin tahu. Ciri-ciri dari sikap terbuka dan ingin tahu ini adalah berusaha untuk tidak menghakimi, melabel, berasumsi, atau menganalisis pemikiran orang lain;, mampu menerima pemikiran orang lain dengan tenang, dan tidak menjadi emosional;3. tetap menunjukkan rasa ingin tahu (curiosity) yang besar terhadap apa yang membuat orang lain memiliki pemikiran tertentu.
  • Memiliki kesadaran diri yang kuat  dalam arti mampu menangkap adanya emosi/energi yang timbul dan mempengaruhi percakapan, baik dari dalam diri sendiri maupun dari rekan kita.
  • Mampu melihat peluang baru dan masa depan, artinya mampu melihat peluang perkembangan yang ada dan juga bisa membawa rekan kita melihat masa depan, mendorong seseorang untuk fokus pada solusi, bukan pada masalah.

Tiga kata/frasa kunci pada definisi yang menjadi prinsip coaching, yaitu

  • Kemitraan (coachee adalah sumber belajar bagi dirinya sendiri, diwujudkan dengan cara kita membangun kesetaraan, mengedepankan tujuan rekan yang akan kita kembangkan).
  • Proses kreatif (melalui percakapan dua arah, memicu proses berpikir coachee,memetakan dan menggali situasi coachee untuk menghasilkan ide-ide baru),
  • Memaksimalkan potensi (dengan suatu rencana tindak lanjut yang diputuskan oleh rekan yang dikembangkan, yang paling mungkin dilakukan dan paling besar kemungkinan berhasilnya)

Tujuan supervisi akademik adalah untuk mengembangkan kompetensi mengajar guru yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses belajar di kelas. Costa dan Garmston (2016) menyampaikan bahwa kita bisa memberdayakan guru melalui coaching, kolaborasi, konsultasi, dan evaluasi, yang interaksinya bergantung kepada tujuan dan hasil yang diharapkan. Posisi awal yang kita ambil adalah posisi sebagai seorang coach dan prinsip dan paradigma berpikir coaching ini perlu selalu ada sebelum kita memberdayakan seseorang. 

Pada kegiatan supervisi akademik dilakukan tiga tahap yaitu pra observasi dimana supervisor bersama guru berdiskusi dan memastikan observasi kegiatan pembelajaran berlangsung dengan baik. Selanjutnya pada tahap observasi supervisor melakukan identifikasi mendalam melalui pengamatan langsung proses pembelajaran sehingga ditemukan kekuatan-kekuatan yang menjadi penopang guru dalam mengembangkan kompetensinya. Selanjutnya pada tahap ketiga yaitu pasca observasi hasil pengamatan supervisor didiskusikan dengan guru dan dilanjutkan dengan proses coaching demi menggali dan memberdayakan kekuatan yang ada padsa guru tersebut.

Penulis merasa bangga telah berkesempatan mengimplementasikan padigma berpikir coaching ini pada sesama komunitas calon guru penggerak maupun pada rekan sejawat. Praktik coaching pada komunitas dapat dilihat pada link https://youtu.be/R29J4RucJUw

Sedangkan aksi nyata penerapan coaching untuk supervisi akademik di institusi tempat penulis bekerja disajikan pada link  https://youtu.be/6uTLp5siYzU

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun