Seni rajah atau tato Mentawai adalah tradisi melukis tubuh suku-suku terasing di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Menjadi seni rajah tertua di dunia, tato Mentawai diketahui telah ada sejak tahun 1500 SM.Â
Lebih tua dibandingkan tato yang ada di peradaban kuno Mesir 1300 SM. Bagi suku Mentawai, tato adalah pakaian tak lekang waktu yang dapat dibawa mati.
 Menurut Adi Rosa (2011), pakar/ahli yang melakukan penelitian tentang tato Mentawai menjelaskan bahwa tato masyarakat adat Mentawai berfungsi sebagai alat komunikasi bagi kelompok suku adat, melalui visual pada tubuh masyarakat adat Mentawai.Â
Alat komunikasi bahasa rupa terwujud melalui unsur-unsur gambar-bahasa rupa, motif tato tradisional, sebagai simbol, tanda kenal dan hiasan.Â
Tato Mentawai merupakan bagian dari tradisi dan budaya yang berlaku sebagai penanda identitas mengenai tanah asal serta profesi yang dipegangnya seperti ahli pemanah, ahli pengobatan, pangkat dan lain sebagainya.Â
Selain itu tato Mentawai juga berhubungan dengan alam, masyarakat suku Mentawai menganggap tato tersebut sebagai sebuah keseimbangan. Oleh karena itu objek seperti batu, hewan, dan tumbuhan diabaikan di tubuh mereka. Proses pembuatan tato Mentawai terdapat tiga tahapan yaitu:
- Tahap pertama akan dilakukan di usia 11–12 tahun pada bagian pangkal lengan.
- Tahap kedua tato akan dibuat pada bagian paha di usia 18–19 tahun.
- Terakhir ketika seseorang telah dianggap dewasa.
Pada proses pembuatannya inilah diperlukan upacara adat yang akan dipimpin oleh Sikerei. Sikerei adalah sebutan untuk dukun, penjinak bisa, pimpinan uma, Â atau rumah adat di Pedalaman yang bersifat komunal dan besar. Upacara adat dan berbagai pantangan wajib dilakukan sebelum menato seorang asli suku Mentawai. Oleh sebab itu, proses pembuatan tato Mentawai memerlukan waktu yang relatif lebih lama.
Nah, itu dia fakta mengenai tato Mentawai, sebuah tradisi unik dari suku Mentawai yang ada di Sumatera Barat.
Referensi: