"Gimana sudah beli baju baru belum?"
Lain hal nya di area pertemanan masa kecil. Kicauan tentang berapa baju yang dibeli akan lebih lengkap. Pertanyaan nya akan merembet ke beli dimana? Beli berapa ? motifnya seperti apa? dsbnya. Jika sudah membeli anak2 tersebut akan meracau menjelaskan kemegahan baju barunya. Sebuah kesombongan khas anak-anak memang.
Jika *sikecil sudah membeli mungkin akan tertanggapi kicauannya, jika tidak? Sikecil akan merengek tentang baju baru kepada orang tuanya.
Atau jika ia anak yang bijak ia tidak akan merengek, hanya saja (mungkin) menanggapi cerita temannya dalam diam dan pulang kerumah dengan kemurungan.
Lalu bagaimana dengan orang tuanya? Wah... Ya pasti orang tua akan mengusahakan agar anaknya bahagia bagaimanapun itu caranya.
Ada yang memilih sistem hutang di pedagang baju keliling kampung, ada yang membeli di hari2 terakhir menjelang lebaran. Ya walau diketahui dihari menjelang lebaran, kita hanya bisa menemukan baju2 *sisa yang tidak dilirik oleh pengunjung sebelumnya.
Itulah dua sisi cerita versi anak2 menjelang hari raya.
Lalu bagaimana versi orang tua?
Aku tidak tauuuu. Kan aku belum jadi orang tua.
Tapi kemungkinan versi orang tua tak jauh2 dari kue lebaran, pesangon2 anak2, bersih2 rumah, nge cat pager, belanja ayam dan janur buat opor, beli sirup Marjan, rencana berkunjung ke rumah saudara, nyuci2 toples, bersih2 karpet, bersih2 sawangan di genteng, setrika baju lebaran dan hal lainnyaaaaaa..
Waduh kok banyak? Sekarang cuma bisa nulis aja. Besok kira2 gimana yaa? Entar tak critain kalau aku udah berumah tangga.