Mohon tunggu...
Siska Melinda
Siska Melinda Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar SMAN 1 PADALARANG

Ig : siskamelinda02

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Air Mata dalam Duka

20 September 2019   10:32 Diperbarui: 20 September 2019   13:00 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tepat kita selesai menyanyi bel pulang pun terdengar menandakan pelajaran hari ini telah usai, karena hari ini hari Jum'at maka yang perempuan harus menunggu yang laki-laki beres jum'atan  tidak boleh pulang terlebih dahulu jadi yang perempuan ada kegiatan keputrian. 

Di saat aku mengecek Handphone takutnya ada informasi sesuatu ternyata Handphoneku Lowbat jadi aku tidak bisa melihat jika ada pesan yang masuk. Waktupun berlalu jum'atan telah selesai dan waktunya pulang. Aku pulang bersama dengan teman-teman menaiki angkutan umum, 30 menit berlalu aku tiba di depan gang tepat jalan masuk ke rumahku. 

Di depan gang itu banyak sekali tetangga yang berkumpul dan akupun hanya tersenyum kepada mereka, sekelebat aku mendengar mereka bicara ;

"Kok nenek meninggal masih bisa tertawa-tawa" aku tidak mengerti maksudnya mereka apa aku pun terus berjalan masuk ke gang itu. Sesampainya di depan rumah aku melihat banyak orang aku heran mengapa semua saudara-saudara ada disini termasuk saudara jauh ditambah lagi dengan muka mereka yang terlihat sedih. Aku terus berjalan menghampiri mereka, disaat aku berjalan ada tangan yang merangkulku ternyata dia adalah Ayahku kebingunganku semakin bertambah 

"Ada apa ini mengapa semuanya terlihat begitu sedih" bathinku bertanya. Ayah langsung memelukku erat, secara perlahan-lahan Ayah memberi tahu bahwa nenekku telah tiada aku disitu terdiam tidak dapat mencerna omongan ayahku. "Nenek sudah pergi meninggalkan kita untuk selama-lamanya" ucap ayah melihat keherananku. 

Secara perlahan air mataku keluar  tak tertahan lagi aku tidak percaya bahwa orang yang sangat berarti dalam hidupku orang yang selalu memberikan nasihat-nasihat kepadaku telah pergi untuk selama-lamanya air mataku terus menetes hatiku terasa sakit mendengar kabar ini tapi aku belum percaya kalau aku belum melihat langsung.

Ayah mengantarkanku ke suatu tempat seperti tempat pemandian, awalnya aku heran kenapa aku dibawa kesini karena aku masih belum percaya kalau nenekku telah meninggal karena baru tadi pagi aku masih mengobrol dengannya.

Jika benar nenekku meninggal berarti tadi adalah salam terakhirku padanya, dan benar setelah aku masuk ternyata nenekku yang ada didalam dan akupun baru percaya bahwa nenek benar-benar telah meninggalkanku untuk selama-lamanya tepat pada tanggal 6 April 2018 aku sangat ingat dengan tanggalnya. 

Melihat nenek yang sedang dimandikan aku langsung menangis menjerit melihatnya, belum lagi aku melihat Ibuku yang matanya sangat amat sembab aku dapat merasakan bagaimana sedihnya Ibu, aku langsung memeluknya kita sama-sama menagis dalam pelukan. Ibuku menyuruhku masuk kedalam rumah untuk menenangkan bibiku ya dia adalah anak dari Nenekku. 

Di saat aku masuk aku melihat Bibiku tengah menangis melihat dia sangat sedih air mataku kembali mengalir karena siapa sih yang tidak sedih jika ditinggalkan oleh orang tersayang, akupun menghampirinya

 "Bi....bi...bibii..." ucapku memanggilnya terbata-bata mendengar suaraku dia langsung melihatku dan langsung memelukku kita sama-sama menangis dan Bibiku berkata kepadaku ;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun