Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Jalani, Nikmati, dan Syukuri demi Mencapai Work Life Balance

23 Maret 2024   21:21 Diperbarui: 23 Maret 2024   21:31 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi work life balance. (Sumber: iStockphoto/Jerome Maurice via kompas.com) 

Aktivitas yang padat membuat banyak orang merasa kelelahan untuk dapat membagi waktu dengan kehidupan pribadinya. Urusan pekerjaan yang menumpuk, sampai harus kerja larut malam karena mengambil lembur. 

Di tengah-tengah kesibukan, selalu saja timbul kekhawatiran akan kehidupan lainnya yang sangat perlu diberi perhatian sama seperti urusan pekerjaan. Mulai dari memberikan perhatian kepada orang tua yang sudah lanjut usia dan merawat hubungan rumah tangga termasuk sang anak.

Saking tak ada waktu luang, tidak pernah terpikirkan untuk memberi ruang untuk diri sendiri. Generasi Z sering menyebutnya sebagai me time. Menghabiskan waktu sendirian dengan melakukan hal-hal yang disukai. Seperti olahraga, main game, belanja, nonton film, atau sekadar pergi ke salon untuk merawat diri.

Paling disayangkan jika urusan pekerjaan malah mengganggu ibadah. Khususnya saat ini umat muslim sedang melaksanakan ibadah puasa.

Alasan capek, lelah, haus, lapar, dan segudang pekerjaan yang mengganggu ibadah-ibadah yang bisa dilakukan untuk menyempurnakan pahala puasa. Apalagi jika berada dalam budaya organisasi yang tidak mendukung untuk melaksanakan ibadah. Mau tak mau harus menyesuaikan dengan budaya organisasi yang sedari dulu tertanam.

Sulitnya menyeimbangkan kehidupan dengan pekerjaan dan kewajiban beribadah, akan menambah tingkat stres. Alhasil, harapan bisa menyelesaikan pekerjaan dengan maksimal malah harus sirna karena pikiran-pikiran ingin segera pulang yang harus menyiapkan sajian berbuka puasa.

Masih banyak perusahaan yang belum sadar betapa pentingnya keseimbangan kehidupan kerja yang harus dimiliki karyawan. Cenderung menitikberatkan pada kepentingan perusahaan tanpa mau memanusiakan dan mensejahterakan karyawannya. 

Sadarilah bahwa kesejahteraan bukan hanya soal materi. Bukan hanya sekadar pemenuhan gaji pokok beserta tunjangan-tunjangannya. Perusahaan juga harus memikirkan bahwa karyawan memiliki kehidupan lain di luar urusan pekerjaan. Dan kehidupannya itu sama berharganya.

Meskipun berkehidupan dalam lingkungan pekerjaan yang menuntut banyak ini itu. Membuat kita menghabiskan waktu setengah hari untuk urusan kantor, kita bisa mengantisipasi dengan beberapa cara untuk mencapai work life balance.

Pertama, manfaatkan waktu sebaik mungkin. Pepatah mengatakan bahwa waktu adalah uang. Justru waktu lebih dari sekadar uang. Satu detik yang lalu tak bisa tergantikan meski dibayar dengan milyaran rupiah sekalipun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun