Mohon tunggu...
Siska Erma
Siska Erma Mohon Tunggu... Lainnya - BSIP Bangka Belitung

Lagi Belajar Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Review: Jurnal Klasifikasi Tahap Kematangan Pisang Ambon Berdasarkan Warna Menggunakan Naive Bayes

29 November 2023   10:25 Diperbarui: 29 November 2023   10:38 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen pribadi

Penulis: Dwi Yulianto, Retno Nugroho Widhiasih & Maimunah

Publikasi: Jurnal Penelitian Ilmu Komputer, Sistem Embedded & Logic (2017)

Pereviu: Siska Erma Yuliza

Jurnal ini ditulis oleh Dwi Yulianto dkk pada tahun 2017. Bersama koleganya, Dwi menulis hasil kajian ilmiah mereka dengan latar belakang besarnya kontribusi buah pisang terhadap angka produksi buah nasional. Mengacu pada hal tersebut, maka perlu adanya suatu jaminan mutu atas produk yang dihasilkan oleh petani agar dapat menjaga kepercayaan konsumen dan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap pisang.

Penulisan jurnal ini bertujuan untuk menetapkan klasifikasi tahapan kematangan dari buah pisang ambon berdasarkan indeks warna menggunakan metode Naive Bayes yang mengacu pada SNI buah pisang yaitu SNI 7422:2009. Sebagai pedoman dasar, saya telah merangkum SNI pisang pada infografis berikut:

Gambar 1. Infografis SNI buah pisang, SNI 7422:2009 (Dokumentasi pribadi)
Gambar 1. Infografis SNI buah pisang, SNI 7422:2009 (Dokumentasi pribadi)
Naive bayes sendiri merupakan metode pengklasifikasian berdasarkan probabilitas sederhana dan dirancang agar dapat dipergunakan dengan asumsi antar variabel penjelas saling bebas (independen). Pada algoritma ini pembelajaran lebih ditekankan pada pengestimasian probabilitas. Nilai probabilitas yang dihasilkan dibandingkan dengan nilai variabel penduga setiap model untuk menentukan tahap kematangan pisang ambon 

Klasifikasi kematangan buah pisang pada dasarnya dilakukan dengan dua cara yaitu cara destruktif dan non-destruktif. Pengklasifikasian secara destruktif dilakukan dengan analisis kimiawi. Namun hal tersebut hanya dapat dilakukan dengan cara menghancurkan buah pisang tersebut. Sebaliknya, jurnal ini menganalisis kematangan buah secara non-destruktif. Analisis ini dilakukan dengan cara melihat dari warna dan tekstur kulit pisang yang merupakan komponen eksternal dari buah pisang itu sendiri tanpa harus membuka atau mencicipi daging dan membuat kondisi buah tetap utuh. Ekstraksi ciri citra pisang Ambon yang digunakan adalah ciri tekstur yang meliputi energi, kontras, homogenitas dan entropi. Klasifikasi tahap kematangan pisang Ambon menggunakan metode Naive Bayes yang berdasarkan pada ruang warna RGB, HSV , L a*b*. 

Kajian kuantitatif ini menggunakan data primer citra pisang ambon sebanyak 105. Dengan menggunakan 3 buah model yang terdiri dari variabel penduga yang berbeda. Langkah analisis kematangan buah berdasarkan SNI 7422:2009 dimulai dari pengambilan sampel citra, implementasi naive bayes, perancangan user interface dan terakhir tahap pengklasifikasian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 105 buah citra pisang ambon yang terdiri dari 3 kelas tahap kematangan pisang. Citra pisang dengan tahap kematangan 2 sebanyak 30, tahap kematangan 3 sebanyak 30 dan tahap kematangan 4 sebanyak 45. Pisang ambon yang dipetik 100 Hari Setelah Bunga Mekar (HSBM) adalah pisang ambon dengan tahap kematangan pertama. Setelah pemetikan dan saat melakukan pemisahan pisang dengan tandan diupayakan agar getah buah pisang tidak mengenai kulit buah. Buah Pisang ambon yang digunakan untuk pengambilan citra adalah sebanyak 15 buah. Pengambilan citra dilakukan saat pisang memasuki tahap kedua, yaitu enam hari setelah tahap kematangan pertama, pengambilan citra dilakukan pada saat malam hari sekitar jam 20:00 sampai dengan 21:00.WIB. Pengambilan citra tahap kematangan kedua dilakukan saat hari ke 6 dan 7 HSBM pada malam hari. Pengambilan citra kembali dilakukan pada hari ke 8 hingga 9 HSBM untuk mendapatkan tahap kematangan ketiga dan pengambilan citra dilakukan pada hari ke-10 sampai dengan ke-12 HSBM pada malam hari untuk tahap kematangan ke empat. 

Hasil kajian menunjukkan bahwa nilai akurasi dengan menggunakan model pada tahap kematangan 2 dan 3 mencapai 90.48%. Oleh karenanya metode naive bayes layak untuk digunakan sebagai klasifikasi tahap kematangan pisang ambon berdasarkan warna dan tekstur kulit buah. Suhu ruang yang tetap dan tempat penyimpanan yang layak untuk buah pisang harus dikondisikan sebaik mungkin, mengingat suhu menjadi faktor penting dalam kematangan pisang agar penelitian selanjutnya dapat diperoleh pisang dengan semua tahap kematangan berdasarkan SNI:7422-2009. 

Kajian ini sangat direkomendasikan pada lembaga ataupun perseorangan yang bergerak pada rantai bisnis produk pertanian, utamanya bagi pelaku usaha ekspor untuk menentukan fase yang tepat dalam mempertahankan mutu dan kualitas produk sesuai standar mutu pada SNI 7422:2009. Selain ini pelaku usaha juga dapat melakukan tindakan HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) yang didalamnya tertuang prinsip: (1)analisis bahaya, resiko, dan pencegahan; (2) critical control point; (3) critical limit; (4) prosedur pemantauan; (5) langkah koreksi; (6) prosedur pencatatan dan dokumentasi; dan (7) prosedur verifikasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun