Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Kegemaran Mendengarkan Siaran Radio dan Pengalaman Menjadi Penyiar

18 Desember 2022   18:01 Diperbarui: 19 Desember 2022   16:05 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi radio (Sumber: Unsplash/Alan Rodrigues)

***

Ilustrasi Penyiar Radio (sumber: freepik)
Ilustrasi Penyiar Radio (sumber: freepik)

Di luar dugaan, saya sendiri malah menjadi penyiar di salah satu radio swasta di bawah naungan PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia). Ini adalah organisasi radio siaran swasta yang eksis dan berizin yang terbesar di Indonesia.

Saya melamar pekerjaan ini melalui sebuah iklan kecil saat masa menyelesaikan skripsi. Niatnya untuk mendapatkan pengalaman kerja, mempraktekkan ilmu komunikasi yang saya miliki dan pelajari selama kuliah, juga untuk mendapatkan uang saku tambahan selain kiriman ibu dan kakak.

Melalui serangkain tes yang dilakukan oleh pihak radio, akhirnya saya diterima bekerja sebagai penyiar radio bersama rekan satu asrama dan adik kelas. Senang dan terharu bisa mandiri untuk mwndapatkan uang dari hasil kerja sendiri.

Berbekal ilmu, pelatihan dan kemampuan bercuap-cuap, jadilah saya sebagai penyiar radio di sana. Berbasis gelombang AM dengan segmentasi pendengar usia 50 tahun ke atas, radio tempat saya bekerja berada pada tagline tembang kenangan alias evergreen songs.

80 persen koleksi kaset dan piringan hitam radio tersebut adalah tembang-tembang lawas yang hits di masanya, baik lagu barat maupun Indonesia. 20 persennya adalah tembang baru di masa jelang akhir 1990-an. Maka makin akrablah saya dengan lagu-lagu era bapak dan ibu saya.

Semua lagu jadul lengkap tersedia, bahkan sampai genre keroncong dan langgam jawa. Para penyiar mesti berhati-hati memutar piringan hitam pada phonograph. Alat pemutar piringan hitam ini hanya ada satu-satunya di radio kami waktu itu yang eksis dan bisa digunakan memutar seluruh koleksi lagu. 

Sehubungan harga jarum yang ada di pinggiran alat pemutar sangat mahal harganya. Jadi, jangan sampai patah gegara salah sentuh atau salah taruh pisisi saat memutar piringan hitam.

Kenangan menjadi penyiar tentu saja tak terlupakan. Adanya jumpa fans, mereka menebak-nebak wajah dan nama kami. Karena selama ini hanya dengar suara di udara, belum tahu yang mana orangnya. Apalagi para penyiar rerata menggunakan nama udara, bukan nama asli. Layaknya para penulis yang menggunakan nama pena.

Ada pula yang kirim kudapan atau makanan berat, lumayan buat menghemat pengeluaran makan bagi anak kost seperti saya. Lebih sering sih dapat kiriman begini saat bertugas mengudara di malam hingga jelang dini hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun