Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ketika Sedih, Haru dan Bahagia Menyatu di Kalbu

13 Juni 2022   11:16 Diperbarui: 13 Juni 2022   11:56 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: id.depositphotos.com

Hari Ahad kemarin, dengan hati berdebar, saya menunggu hasil pengumuman ujian Tahsin Dewasa yang telah dilaksanakan sepekan lalu. Satu dari sekian murid yang belajar mengaji dalm bimbingan saya, mengikuti ujian tersebut.

Setelah melalui beberapa tahap dari pra-ujian dan remidi di tingkat kecamatan beberapa pekan sebelumnya, akhirnya beliau lulus dan memasuki tahap berikutnya di tingkat kota.

Hasilnya ternyata sangat memuaskan, beliau dinyatakan lulus, dan in syaa Allah sudah bisa menyandang gelar syahadah untuk pembelajaran tahsin metode Qiroati.

Dengan penuh rasa syukur atas tekad kuat dan keistiqomahan belajar selama hampir dua setengah tahun, Mbak Aji Eka Apriani bernafas lega atas kelulusannya. Beliau berbagi cerita tentang drama yang dirasakannya jelang mengikuti ujian dan proses menjalaninya sehari usai ujian.

Setuju dengan pepatah bahwa usaha tak menghianati hasil, upaya yang ia lakukan selama ini dalam setiap tahap, berakhir dengan akhir yang diinginkan.


Dengan berurai airmata, Mbak Aji berbagi cerita dan kejadian yang dialami selama mengikuti ujian. Beliau yang datang sedari pagi pukul tujuh dan selesai usai waktu sholat ashar, tak menyangka bahwa proses antrian terjadi begitu rupa bercampur debar yang luar biasa.

"Pengalaman yang akan selalu terkenang untuk saya, ternyata begini ya mbak rasanya mengikuti ujian syahadah," ujarnya diantara derai tangis dan tawa.

Beliau melalui ujian 4 pintu, yaitu Fashohah, Tartil, Gharib dan Tadjwid untuk ujian Tahsih Dewasa. 

Ia jalani ujian fashohah dengan lancar dan percaya diri. Mendapatkan nomer antrian awal, membuatnya mempersiapkan diri untuk ujian di pintu berikutnya.

Betapa terkejutnya Mbak Aji, ternyata di pintu-pintu ujian berikutnya, telah mengantri peserta lainnya. Sedangkan sejak awal dia datang dan bertanya pada panitia penyelenggara, bahwa ia tak perlu registrasi ulang untuk mendapat nomer antrian, karena nanti bakal dipanggil namanya sesuai presensi di lembar kehadiran.

Namun ternyata tidak demikian. Rupanya saat sedang menghadapi test di pintu pertama fashohah, peserta lain melakukan pendaftaran antrian. Qadarullah, beliau akhirnya juga melakukannya dan mendapatkan nomer besar. Jadilah wanita muda dua orang anak ini menunggu giliran dengan mengisi waktu berlatih mengulang bacaan dan hafalan quran.

Sesekali ia mendengar bisik-bisik dan obrolan sesama peserta yang sudah selesai tes di pintu Tartil, Gharib dan Tajwid tentang materi yang diujikan. Kegugupan dan kepanikan melanda mbak Aji. 

Rupanya ada bagian tes yang beliau belum siap dan tak menyangka kelak bakal diujikan juga, yaitu menyebutkan nama surah, juz dan ayat yang menjadi bagian bacaan gharib.

Bersyukur ada jeda waktu dengan nomer antrian yang masih panjang, Mbak Aji berusaha menghafal dadakan sebisa dan semampunya untuk menyiapkan diri. Sehubungan selama ini saya puntidak terlalu mengkhususkan diri melatih beliau untuk halafan bagian tersebut.

Ditengah usahanya menghafal, ada 1 pintu ujian yang telah ditutup dan akan dilanjutkan pada hari yang lain, sehubungan si Penguji ada kegiatan lainnya. Debar hati semakin kencang melanda mbak Aji. Dipastikan hari itu ia tak akan menyelesaikan seluruh ujian. Namun ia bertekad mempersipkan diri kembali agar u tuk mengikuti ujian teraebut di hari yang ditentukan oleh panitia.

Akhirnya jelang sholat ashar, nomer antrian beliau tiba pada pintu Gharib yang merupakan ujian bagian akhi di hari itu. Persis adzan ashar, sang Penguji meminta jeda istirahat untuk sholat bersama. Usai sholat, ujian dilanjutkan lagi.

Saat lembar ujian tanya jawab telah selesai ia lalui, penguji mengucapkan terima kasih dan mempersilahkan untuk keluar dan berganti dengan peserta berikutnya. Dengan nafas lega, mbak Aji meninggalkan ruangan. IA tidak mendapat pertanyaan tentang surah, juz dan ayat yang telah ia hafal dadakan.

"Hikmah dan pelajaran yang saya dapatkan bahwa semua luruskan niat karena Allah. Beginilah rasanya ikut ujian. Merasa sudah siap, tapi sepertinya belum sempurna dengan apa yang sudab saya siapkan selama ini. Dengan hafalan dadakan, makin membuat saya bersyukur, bisa terus interaksi dengan Alquran dan mengingat pelajaran sebelumnya," kenangnya dengan mata sembab karena haru.

Lega sudah, ujian telah dilampaui. Hasil lulus syahadah telah siap dikantongi. Kelak ia bersiap mengikuti Metodologi Qiroati sebagai bekal kegiatan belajar mengajar meneruskan ilmu tahsin.

***

Hari ini, dengan haru dan bahagia, kami melingkar sejenak di mushola kantor dinas, guna mengadakan syukuran atas kelulusan Mbak Aji.

Sekaligus juga pisah kenang dan mohon doa bersama para bunda untuk keberangkatan kakak saya yang sudah pensiun dari ASN-nya, sehubungan beliau akan pulang dan menetap kembali di Jawa Tengah. 

Sedih dan haru menyelimuti hati kami masing-masing. Selama hampir lebih 30 tahun, kakak mengabdi sebagai ASN dan tiga tahun terakhir belajar tahsin bersama para bunda di lingkungan dinas kantor tempat beliau hingga masa pensiun tiba.

Penulis berfoto bersama dengan para bunda kantor dinas ESDM Prov.Kaltim yang belajar tahsin metode Qiroati (Dok.Pri. Siska Artati)
Penulis berfoto bersama dengan para bunda kantor dinas ESDM Prov.Kaltim yang belajar tahsin metode Qiroati (Dok.Pri. Siska Artati)
Berbagi kisah dan cerita lucu mewarnai perjumpaan kami hari ini. Mengalir sebagai kenangan yang mewarnai kehidupan. Tak menyangka perpisahan telah berada di depan mata, namun kenangan kebaikan akan terus abadi dalam ingatan.

Sembari menikmati kudapan yang tersedia, kisah-kisah bersama kakak dan proses ujian mbak Aji menjadi topik utama perbincangan.

Tiba masa harus kembali aktif di ruangan masing-masing untuk bertugas, kami bersalaman, berpelukan, dan mengucap salam. Mendoakan agar perjalanan kepindahan kakak berjalan lancar.

Sedih dan haru membaur jadi satu dalam kalbu. Isak tangis tertahan begitu berat di kerongkongan. Namun hal itu tak perlu berlama-lama, karena perjuangan belajar akan terus berlanjut hingga akhir hayat.

Mohon doa dari para pembaca agar kami semua istiqomah untuk senantiasa semangat mengaji dan mengaji Quran dimanapun kami berada, selagi hayat masih dikandung badan, aamiin.

Bismillah, semoga perjalanan menuju ke Jawa Tengah juga lancar, ringan dan mudah. Aamiin.

Tetap sehat dan bahagia!

***

Artikel 64 -2022

#Tulisanke-364

#DiarySiskaArtati

#PisahKenang

#LulusSyahadah

#NulisdiKompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun