Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Serunya Bertengkar dan Bersaing Justru Bikin Kangen!

8 April 2021   18:15 Diperbarui: 8 April 2021   18:18 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: https://childstudy.org

Siapa sih yang gak pernah bertengkar dengan saudara sendiri? Hampir dipastikan pernah bagi yang punya kakak atau adik. Bahkan yang anak tunggal sekalipun, bisa jadi punya pengalaman kisruh dengan sepupunya. Begitu pun dengan saya.

Sebagai anak bungsu di keluarga, saya jadi pusat perhatian. Soal kasih sayang, saat ayah dan ibu masih ada, mereka berdua memberikannya sesuai situasi, kondisi dan kebutuhan, demikian saya menyimpulkan sendiri. Karena tiap anak berbeda perlakuan dalam hal kemandirian dan kematangan dalam menjalani proses kehidupan. Menurut kacamata saya, ayah dan ibu tidak membeda-bedakan perhatian, sesuai porsi saja lah.

Kisah seru bertengkar dengan saudara sekandung, saya mengalaminya. Kakak yang urutannya persis di atas saya, namanya Ida, usia kami bertaut tujuh tahun. Ia merasa -harusnya- sebagai anak bungsu dan menjadi pusat perhatian, harus merelakan hal itu berpindah ke saya. Lha, kan bukan salah bunda mengandung, hehehe.

Jadi, karena soal iri tentang perhatian, masa kecil saya hampir sering bertengkar dengan kakak yang satu ini. Entah ledekan, rebutan mainan, usil dan iseng. Rasa iri muncul di hati kami berdua. 

Bahkan pernah kakak bilang (maksud hati bercanda), bahwa saya ini anak pungut yang ditemukan di bawah jembatan. Wah, saya nangis sejadi-jadinya, sampai ayah saya datang melerai kami berdua. Akibat ulah kakak, beliau dapat pukulan dari ayah. 

Saat sudah tenang, saya memeluk kakak, meminta maaf. Saya tetep mau jadi adiknya jika benar saya anak nemu. Namun beliau juga minta maaf, merasa bersalah melontarkan candaan yang gak lucu akibat rasa kesal. Kami berdua menangis berpelukan.

Mbak Ida sering menjuarai lomba. Entah menari, membuat ketrampilan dan kerajinan tangan, menyanyi dan kegiatan kesenian lainnya. Jika mendapat hadiah, saya yang sering merebut dan menjadikan hak milik. 

Tentu saja kakak saya sebal dan mengadu ke orangtua kami. Tambah sebel kalau ayah bilang: gak apa-apa, buat adikmu saja, nanti kalau juara lagi kan dapat hadiah juga.

Siapa yang gak tambah kesal dengan ulah saya? Jadilah kakak makin gregetan kepada si Bungsu.

Eh, giliran saya yang menang jadi juara dan dapat hadiah, saya tidak berbagi ke Mbak Ida. Pertengkaran kecil terjadi. Lagi-lagi, kami berbaikan setelah dilerai dan dinasehati oleh orangtua.
Duhai, itu kenangan banget buat kami berdua kalau lagi ngumpul keluarga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun