Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Kusambut Ramadan 1442 Hijriah]: Hindari Kufur Nikmat agar Karunia Makin Lekat

2 April 2021   12:51 Diperbarui: 2 April 2021   13:25 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: https://www.pinterest.com/alihassannnn

Jantung berdetak adalah karunia, nafas kita aja dipilihkan oleh Allah hanya oksigen yang masuk dari sekian kandungan zat yang ada di udara ini. Bukan karbondioksida atau yang lainnya.

Demikian juga virus bertebaran di sekeliling kita. Sebagian ada yang masuk di tubuh kita. Tapi semua Allah atur agar imun kita ada yang dijadikan semakin kuat dengannya. Takada yang nirmanfaat atas segala ciptaan-Nya. MasyaAllah.

Bahkan telinga bisa mendengar, mata bisa melihat, hidung bisa mencium segala aroma, lidah dan mulut bisa bertutur kata, semua adalah nikmat Allah. Kalau kita merasa sengsara, judulnya cuma satu, kurang bersyukur. Kita nyaris tidak fokus dengan apa yang telah Allah beri, malahan fokus pada apa yang belum ada dan apa yang kita inginkan.

QS. An-Nahl Ayat 78
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur.

Allah memberikan pendengaran, penglihatan dan hati nurani agar kita bersyukur. Jadi, kita takperlu risau dengan karunia yang belum ada. Hati musti lapang dan tenang, karena sesungguhnya segala kenikmatan itu ada dalam genggaman-Nya dan diberikan kepada makhluk-Nya, bertambah-tambah malahan.

Justru yang kita risaukan adalah apa yang telah Allah berikan, tidak kita syukuri. Padahal jaminan dari Allah adalah  "La in syakartum la azidannakum wala in kafartum inna adzabi lasyadid." Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambahkan (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya azabku sangat pedih. (QS.Ibrahim ayat 17)

Sesungguhnya yang membahayakan hidup kita adalah bukan karena nikmat yang belum ada, tetapi tidak adanya rasa syukur atas nikmat yang ada.

Jika kita belum punya pasangan atau jodohnya belum ada, misalnya, tetaplah bersyukur. Karena boleh jadi inilah kesempatan terbaik untuk berbakti kepada orang tua, mengurus mereka, sebelum nantinya menikah dan berumah tangga. 

Sibuk dengan urusan keluarga kecil yang dibinanya. Ada tersedia waktu untuk bekerja dan bekarya sebaik mungkin. Banyak waktu tersedia untuk tilawah, hafalan Alquran dan murajaah (mengulang bacaan dan hafalan yang dimiliki), makin mendekat kepada Allah (taqarrub) dengan ibadah lainnya.

Allah akan melihat hamba-Nya, tahu bagaimana si fulan ini berupaya meningkatkan kualitas pribadi, membekali dirinya dengan ilmu sebagai calon kepala rumah tangga, atau si fulana bersiap diri menjadi calon istri dan ibu teladan bagi suami dan anak-anaknya kelak.

Jodoh itu juga bukan perkara ganteng atau cantiknya seseorang. Bukan pula dengan segala kriteria yang kita mau. Melainkan karena Allah yang menjodohkan dengan pasangan terbaik. 

Urusan jodoh, serahkan kepada-Nya dan kita berusaha terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas pribadi agar Allah memberikan rezeki berupa jodoh.

Semoga, bagi pembaca yang belum berjodoh saat ini, takperlu risau dan galau. Semua karunia seluruhnya ada dalam kekuasaan Allah. Dan karunia itu baru berjumpa dengan kita jika Allah menghendaki. Ia memenuhi janji-Nya dan pasti ditepati.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun