Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Mengenang Bapak dan Ibu yang Senantiasa Kurindu

26 Januari 2021   16:22 Diperbarui: 26 Januari 2021   16:31 1467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://inspirasibundamagz.wordpress.com

Usai sholat ashar, tiba-tiba aku kangen Bapak dan Ibu. Kupanjatkan doa sejenak kepada Rabb Semesta Alam, memohon agar Ia menjaga keduanya di surga-Nya. Lantunan Al-Fatihah kukirimkan untuk sejoli yang senantiasa menyayangi kami.

Desember baru saja berlalu, Maret masih sebulan lagi, Januari serasa baru dimulai, tahu-tahu saja sebentar lagi beranjak ke Februari. Aku selalu teringat dengan Ibu di Desember.

Bukan karena bulan itu menjadi peringatan Hari Ibu di negeri ini, melainkan karena ulang tahun ibu, jatuh pada bulan terakhir di kalender masehi itu. Begitu juga dengan Bapak, miladnya jatuh oada bulan Maret. Tapi hampir setiap kali selesai sholat, rasa rindu pada keduanya selalu menyergap.

Meski bapak dan ibu sudah tiada, namun keberadaannya di hatiku tak akan lekang oleh waktu. Tak pernah ku lalai untuk berdoa kepada Allah, agar sebagai anak yang ditinggalkan oleh orangtua, aku bisa menjadi anak yang sholehah untuknya, yang senantiasa mendoakan beliau berdua sebagai amal jariyah tiada terputus.

Teringat kenangan bersama Bapak dan Ibu, ketika beliau masih hidup. Masa dimana aku sungguh merasakan kasih sayang, ketegasan dan perhatiannya. 

Bahkan ketika beliau bersedih, gembira, atau sibuk dengan aktifitas, Bapak dan Ibu tetap melibatkan kami anak-anaknya dalam obrolan ringan maupun serius. Semua sangat membekas dalam ingatanku.

Ibu adalah sosok yang tegas, bahkan cenderung galak bagiku. Namun itu semua karena Ibu sayang kepada kami dengan caranya. Darah melayu sumatera, mengalir deras pada beliau. Ketegasan dan kedisiplinan yang Ibu terapkan membuat kami segan dan hormat padanya. Dirinya tak takut menghukum jika kami ada melakukan kesalahan. Namun tak berat hati memberikan hadiah, jika kami melakukan kebaikan.

Bapak adalah sosok yang humoris dan romantis. Penyabar dan penghibur kami semua. Setiap malam takpernah absen untuk memelukku sampai tertidur. Mengalirkan dongeng dan petuah bijak pada putri-putrinya. Aku dan kakak-kakak selalu menikmati momen mendengarkan kisah yang takpernah habis dari gudang ceritanya.

Momen rutin keluarga seperti sarapan, makan siang dan malam bersama, takpernah terlewatkan dengan senda gurau. Berbagi cerita kejadian di sekolah atau di kantor Bapak.

Aku sendiri merindukan saat keluarga berkumpul di teras rumah, memainkan musik dan bernyanyi bersama. Lantunannya mengalahkan deru mesin pabrik gula, saat kami tinggal di perumahan dinas lingkungan perkebunan tebu. Bapak seniman serba bisa. Alat musik dimainkan, kami menggulirkan tembang-tembang jawa, keroncong, pop, apa saja yang disuka.

Foto masa kanak era tahun 1977-1979. (Dok.Pri.Siska Artati)
Foto masa kanak era tahun 1977-1979. (Dok.Pri.Siska Artati)
Menatap foto Bapak dan Ibu, membuat diri ini semakin rindu. Apalagi beberapa bulan belakangan, aku sering mimpi bertemu Ibu. Ya, lebih sering, meski tetap saja merindu Bapak juga. Biasanya beliau hadir hanya sekelebat saja. Tetapi belakangan, seolah nyata bertemu dengannya dan ngobrol santai walau sebentar. Begitu jelas, seakan Ibu masih ada dan belum meninggalkan kami. Ingin rasanya terus berada dalam mimpi dan merasakan dekapan hangat penuh rasa kasih sayang itu.

Semarah apapun beliau, Ibu tetaplah seorang ibu yang penuh kasih sayang, perhatian dan tulus kepada kami semua. Ia pasti mempunyai maksud dan tujuan dalam mendidik kami dengan cara berbeda, sehingga membuat anak-anaknya bangga terhadapnya. Keberadaan dan keadaan kami sekarang, dengan jalan kesuksesan masing-masing, in syaa Allah juga berkat didikannya yang luar biasa.

Pak, Ibu, semoga senantiasa baik, Allah dan malaikat jagain Bapak dan Ibu, ya. Semoga kami senantiasa ingat mendoakan kalian. Harap kita berjumpa kelak di surga. Aamiin.

Cinta kalian tak akan pernah pupus hingga ke anak cucu. Cinta anak sepanjang galah, cinta bapak dan ibu sepanjang masa.

***

Orang tua hidup untuk kebaikan pertumbuhan dan masa depan anak-anak. Setelah mereka tiada, kita panjangkan umur mereka dengan terus berbuat baik seperti apa yang telah mereka ajarkan.

***

Jelang senja memeluk Bukit Pinang, 26012021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun