Mohon tunggu...
Salfilia N
Salfilia N Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

maka menulislah!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Gelar Indonesia Development Forum (IDF) 2022, Kementerian PPN/Bappenas Bahas Reindustralisasi Capai Transformasi Ekonomi

17 Desember 2022   22:43 Diperbarui: 19 Desember 2022   19:32 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri by Youtube/Bappenas RI

Senin (21/11), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) menggelar acara puncak Indonesia Development Forum (IDF) 2022 yang bertajuk "The 2045 Development Agenda: New Industrialization Paradigm for Indonesia's Economic Transformation" di Bali, pada 21-22 November 2022. Acara ini digelar sebagai wadah bagi praktisi, swasta, dan nirlaba untuk bertemu dan bertukar gagasan mengenai pembangunan di sektor publik.

Dokpri by Youtube/Bappenas RI
Dokpri by Youtube/Bappenas RI

Menteri PPN/Bappenas, Suharso Monoarfa, menyebutkan ada enam strategi utama menuju transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan; 1) Sumber Daya Manusia (SDM) berdaya saing; 2) Produktivitas sektor ekonomi; 3) Ekonomi hijau; 4) Tranformasi digital; 5) Integrasi ekonomi domestik (economic powerhouse); dan 6) Pengembangan kota baru dan Ibu Kota Negara (IKN).

Saat ini Indonesia telah berada pada Middle Income Trap selama 29 tahun lamanya, hanya tersisa 23 tahun untuk mencapai visi 2045. Suharso menyampaikan setidaknya pertumbuhan ekonomi negara Indonesia harus tumbuh 6 persen per tahun untuk menjadi negara berpendapatan tinggi sebelum tahun 2045.

Suharso juga menjelaskan bahwa industri merupakan kunci penggerak peningkatan produktivitas sehingga pertumbuhan ekonomi tinggi. "Industri memang menjadi kunci, terutama industri manufaktur," jelasnya Senin, (21/11).

Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian, sektor manufaktur sangat berkontribusi terhadap PDB nasional di kuartal kedua 2021, yaitu sebesar 17,34%. Dua kontributor teratas dari sektor manufaktur adalah industri makanan dan minuman (6,66%) serta industri kimia, farmasi, dan obat tradisional (1,96%).

Perlu diketahui bahwa nilai Manufacturing Value Added (MVA) untuk industri manufaktur Indonesia berada di posisi paling atas di antara negara Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dengan pencapaian sebesar 4,5%. Sedangkan secara global, manufaktur Indonesia berada di peringkat ke-9 dari seluruh negara di dunia. Salah satu alasan mengapa industri manufaktur Indonesia menjadi yang terbesar se-ASEAN adalah karena sistem perekonomian di Indonesia sudah termasuk dalam kelompok one trillion dollar club yang jelas berbeda dengan negara lainnya di ASEAN.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Ricardo Hausmann, Menteri Pembangunan Venezuela (1992 - 1993). Menurutnya, manufaktur menawarkan keuntungan ganda karena kompleks dan terhubung yang membuat kemajuan menjadi lebih mudah.

Lebih lanjut, Suharso mengatakan Indonesia perlu segera melakukan reindustrialisasi yang mengikuti tren perubahan baru yang menjawab kebutuhan "New Lifestyle, Smart, and Functional". Ia juga menambahkan bahwa industrialisasi ke depan harus menuju industri sirkular sebagai era baru industri berkelanjutan.

"Industri ke depan juga harus melihat value chain. Jadi, tidak dibiarkan begitu saja. Dimana intervensi yang menguntungkan baik dalam hal fiskal, penguasaan teknologi, dan pilihan lainnya," tambah Suharso.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun