Mohon tunggu...
Susilawati
Susilawati Mohon Tunggu... Dosen - Penggiat Medsos. Sadar Berbangsa dan Bernegara. Jadilah pemersatu.

Penggiat Medsos. Sadar Berbangsa dan Bernegara. Jadilah pemersatu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Akankah COVID-19 dalam Waktu Dekat Ini Berakhir

7 Mei 2020   14:00 Diperbarui: 7 Mei 2020   14:02 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di Indonesia sudah mencapai 8.607an orang yang positif virus corona dan sudah menyebar di 34 provinsi di Indonesia dengan kasus terbanyak di DKI. Dampak besar yang dirasakan adalah pada sosial dan budaya serta ekonomi. 

Upaya pemerintah hingga saat ini harus benar-benar maksimal dalam mencegah penyebaran virus corona lebih luas dan masiv, karena sudah 7 (tujuh) minggu lamanya kita di rumah saja (stay at home) dengan melakukan jaga jarak satu dengan yang lain (social distancing). Kombinasi upaya pemerintah dan rakyat diharapkan dapat mempercepat keadaan menjadi normal.

Beberapa negara lain di dunia seperti Spanyol, Italy, New Zealand dan beberapa negara bagian di Amerika seperti New York juga sudah melonggarkan aturan lockdown dengan mengizinkan anak-anak utamannya untuk bermain di luar agar terkena udara dan sinar matahari. 

Hal ini tentu dilakukan setelah melewati fase-fase yang seharusnya dilakukan dalam rangka memutus rantai penyebaran virus corona di negara masing-masing. Upaya pemerintah negara tersebut yang tegas dari awal langsung melockdown wilayah pandemi terbesar di negaranya yang dijalankan selama 6 (enam) minggu dengan begitu ketat yang akhirnya berdampak dapat diukur dengan tepat kapan waktu bagi mereka untuk mulai melakukan pelonggaran terhadap peraturan lockdown yang diterapkan selama ini. Hingga pada masa yang memang sudah benar-benar terbebas dari Covid-19.

Sejak diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada tanggal 10 April 2020 di DKI Jakarta sebagai wilayah pandemik terbesar Covid-19 di Indonesia, sebenarnya bisa dikatakan sudah terlambat akibat sudah banyak orang yang mulai jenuh di rumah saja.

Sejak diumumkannya kasus Covid-19 pada senin 2 Maret 2020 oleh Presiden dan sudah banyak orang yang melakukan kegiatan di luar akibat mereka juga harus mencari makan dan waktu yang bertepatan dengan bulan Ramadhan serta lebaran juga dimana kebiasaan masyarakat DKI Jakarta yang merantau akan melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman masing-masing. Di satu sisi upaya pemerintah sedang maksimal dalam penanganan pemutusan penyebaran virus.  

Melihat dari perjalanan perkembangan Covid-19 yang saat ini sudah menyebar ke seluruh wilayah Indonesia mengakibatkan pemerintah akan semakin kesulitan untuk mengatasi dampak buruk sosial budaya masyarakat. Masih banyaknya masyarakat yang memaksakan kehendak untuk melakukan ibadah taraweh di mesjid secara berjamaah tentu ini mengkhawatirkan upaya social distancing yang dilakukan menjadi tidak efektif.

Akhirnya memicu kericuhan di kalangan masyarakat dimana terjadi kegaduhan antara orang yang sadar akan social distancing dengan mereka yang tidak mau tahu akan kondisi riskan wabah virus. Bila masyarakat tidak disiplin dan sadar akan perannya untuk memutus rantai penyebaran virus dapat dipastikan akan lebih lama lagi Indonesia terbebas dari virus ini.

Secara ekonomi juga semakin terpuruk, ekonomi negara yang selalu menyiapkan anggaran untuk korban terdampak paling besar bagi masyarakat miskin dan yang sudah terkena PHK. Karena dibutuhkan anggaran yang sangat besar untuk jangka waktu yang tidak dapat terprediksi kapan covid-19 akan hilang dari Indonesia.

Pakar UGM Prof. Dedi Rosadi memprediksi bahwa pandemi virus corona akan mereda hingga akhir Juli 2020 itu juga bila upaya pengendalian yang efektif untuk memutus rantai penyebaran virus khususnya pada kelompok provinsi zona merah.

Jika upaya pencegahan maksimal terhadap kemungkinan tumbuhnya klaster baru di setiap daerah dilakukan dengan baik maka wabah bisa selesai jauh lebih cepat dengan jumlah kasus lebih kecil (Mataram.tribunnews.com). Sementara Presiden memprediksi bahwa Covid-19 mulai landai di bulan Juli 2020 dan memperkirakan puncak pandemi terjadi di bulan Mei 2020 (Kalti.tribunnews.com).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun