Mohon tunggu...
sekti sekti
sekti sekti Mohon Tunggu... PNS -

Seseorang di kaki Gunung Merapi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Membayangkan Cipali

24 Juli 2015   06:09 Diperbarui: 24 Juli 2015   06:09 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Penanda ini mestinya tidak hanya diterima oleh pengguna jalan secara visual, tetapi dapat juga berbentuk fisik, suara, maupun bau. Tanda fisik misalnya pengejut, belokan, sementara dalam hal suara mungkin dengan menempatkan bangunan tertentu, seperti pagar tembok yang tinggi di tempat-tempat, dapat memantulkan suara yang akan membuat pengemudi tetap terjaga. Tentang bau, saya selalu tahu sudah berada di Ungaran jika mencium bau biskuit matang, dari salah satu pabrik.

Mengurangi kecelakaan

Penanda itu juga merupakan selingan visual yang dapat menjadi selingan di antara monotonnya jalan yang dapat mengundang kejemuan bagi para pengguna, terutama pengemudi. Jalan lurus, lebar, dan rata akan cenderung membuat pekerjaan tunggal bagi pengemudi: injak pedal gas, stir lurus, selama tidak terdapat pengguna jalan lain yang perlu direspon.

Tidak sekedar menjadi selingan yang menghibur, yang lebih penting lagi adalah keselamatan para pengguna jalan. Kebosanan yang berkurang diharapkan dapat mengurangi angka kecelakaan lalu lintas yang menjadi sorotan media massa pada hari-hari awal pengoperasian jalan bebas hambatan ini.

Pertimbangan ahlinya

Begitu bayangan saya tentang Cipali. Tentu, perlu pertimbangan para ahli yang kompeten tentang hal ini. Jangan-jangan menurut teori "tologi" alias ilmu jalan tol, adanya penanda lahan malah merusak konsentrasi pengemudi.


Perjalanan lancar dan para pengguna, kendaraan, serta barang angkutan selamat sampai ke tujuan. Semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun