Mohon tunggu...
Rosmani Huang
Rosmani Huang Mohon Tunggu... Karyawan swasta - Karyawan Swasta

Enjoy this life with positive thinking

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mama, Malaikat Tidak Bersayap yang Menjadi Panutanku

17 November 2020   05:00 Diperbarui: 29 April 2021   16:10 1116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang ibu (Sumber Ilustrasi: Shutterstock)

Semasa hidupnya, setiap pulang kerja, pasti  mama menjadi tempatku mencurahkan  isi hati. Tidak ada kejadian apapun  yang saya alami yang tidak saya ceritakan kepada mama.

Setiap malam kami selalu menonton  TV bersama. Di sela iklan, saya sering memegang tangan mama, meletakkannya ke pundakku & memintanya memijitku.  Biasanya kami berdua langsung tertawa, karena seharusnya sayalah yang harus memijitnya, ini malah ke balik :) 

Sambil saya akan menceritakan kejadian di kantor. Apabila kejadiannya  mengesalkan maka mama akan menyuruhku bersabar, sebaliknya kalau  kejadiannya menyenangkan maka mama akan ikut tersenyum bahagia bersamaku.

Mama juga merupakan tempatku bersandar dikala terpuruk. Beliau adalah penyemangatku dan segalanya bagiku.

Mama merupakan malaikat tidak bersayap yang selalu menjagaku

Pada saat kita sakit, pastilah mama yang akan menjaga kita. Saya masih ingat, pada saat saya sakit, mama yang selalu menyodorkan obatnya di depanku pada saat tiba waktunya minum obat.

Saya termasuk orang yang “mager” (malas gerak). Karena tahu sifatku, maka mama biasa mengantarkan buah yang sudah dipotong dan  tinggal di makan di depanku. Beliau tahu kalau tidak di taruh di depan mata, maka saya tidak mungkin akan memakan buah tersebut walaupun sudah dikasih tahu di kulkas ada buah (makanan).

Mama mencintai kami sampai akhir hayatnya

Dalam ingatanku, tidak ada hal-hal negatif tentang mama. Mama tidak pernah meminta duit kepada kami. Biasa kalau gajian, maka saya sisihkan sebagian kecil gajiku untuk papa dan mama. Ternyata duit yang saya kasih ke mama, tidak pernah dipakai oleh mama, tetapi di simpan dan setelah terkumpul di dibelikan perhiasan lagi untuk saya.

Mama adalah orang terpenting dalam hidupku dan orang yang paling saya sayangi selain papa. Dan saya yakin, beliau juga sangat menyayangi kami semua bahkan sampai saat meninggalnya beliau masih mencurahkan kasihnya kepada kami dengan caranya sendiri.

Ceritanya mama meninggal di bulan ke-7  menurut kalender Cina, yang mana menurut kepercayaan warga Tionghua merupakan masa di mana gerbang neraka di buka. Pada masa itu biasa roh leluhur masuk ke  “Tatung” untuk menyampaikan  pesan mereka ke anggota keluarga. 

Menurut Wikipedia, Tatung adalah orang yang dimasuki roh dewa atau leluhur, dimana raga orang tersebut dijadikan sebagai alat komunikasi atau perantara antara roh dewa atau leluhur.

Nah, pada saat di rumah duka, mertua adikku menginformasikan bahwa roh mamaku masuk ke “tatung” dan menyuruh kami untuk ke sana karena ada pesan penting yang akan disampaikan kepada kami. Saya tidak percaya karena bukan tipe mamaku. Tetapi karena sudah disampaikan maka pada hari yang  ditentukan,  papa dan kami, anak-anaknya pun menuju ke rumah tatung tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun